Masyarakat Banjar memiliki khazanah sastra lama cukup beragam. Salah satu ragam sastra lama itu adalah berjenis legenda. Hampir setiap daerah di Kalimantan Selatan memilki legenda. Berbagai khazanah legenda itu memiliki keindahan naratif, juga mengandung nilai yang sangat berguna untuk kehidupan hingga sekarang.

Tema dan Amanat Legenda Banjar

Ayam broiler sangat potensial untuk dikembangkan karena mempunyai kemampuan menghasilkan daging dalam waktu pemeliharaan yang lebih singkat dan harganya lebih murah dibanding harga daging unggas lain (ayam buras, bebek dan itik) maupun daging hasil ternak kecil (kambing, domba) dan ternak besar (sapi dan kerbau). Dengan dikembangkannya budi daya ayam broiler diharapkan dapat mencukupi peningkatan kebutuhan masyarakat atas sumber protein hewani (daging) yang berasal dari hewan.Buku ini membahas berbagai aspek pembudidayaan ayam broiler, mulai dari prospek usaha tani, pengenalan jenis ayam broiler, teknis budi daya, penanganan kesehatan ternak, kelayakan usaha tani, dan penanganan dampak negatif terhadap lingkungan hidup dari pembangunan usaha peternakan ayam sebagai upaya pembangunan yang berwawasan lingkungan. Diharapkan buku ini dapat memberikan informasi dan alih teknologi mengenai seluk-beluk beternak ayam broiler kepada masyarakat luas dan meningkatkan kualitas masyarakat dalam mengelola usaha peternakan sehingga dapat meningkatkan pendapatan serta produksinya dapat mencukupi kebutuhan masyarakat terhadap pangan yang berasal dari hewan.

Panen Ayam Broiler 2 Kg Dalam 42 Hari

Â Ensiklopedia Narkoba seri 1 ini memberikan pengenalan tentang Narkotika, Napza dan Sejenisnya seperti Narkotika gol I, golongan II dan golongan III akan diberikan berbagai jenisnya disertai penjelasan singkat dan sejarah asalnya. Jenis-jenis yang ada dalam ensiklopedia ini yang ada di seluruh dunia juga Narkotika berdasarkan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia dengan menjelaskan berbagai turunanya. Selain jenis juga diberikan akibat dari pemakaian tersebut dan cara menghindarinya.

Seri Ensiklopedi Narkoba : Mengenal Narkotika, Napza, dan Sejenisnya

Sumatra Utara yang sarat akan keindahan alam dan ragam suku bangsa yang mendiaminya turut menambah kekayaan Indonesia. Kehadiran suku Batak yang terdiri atas suku Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Simalungun, dan Batak Pakpak, serta suku Melayu dan suku Nias yang budaya dan agamanya berbeda telah mampu mewariskan upacara adat yang diwarnai dengan ragam sajian kuliner khasnya yang sangat bervariasi pula. Misalnya saja Cipera, masakan sejenis gulai ayam dengan kuah yang sangat kental karena penambahan tepung jagung medan. Selain itu juga Na Ni Ura, sashimi khasnya suku Batak Toba. Ada pula daun Ubi Tumbuk, makanan khas suku Batak yang jarang absen dalam sajian masakan sehari-hari. Sajian lain seperti Bubur Lambuk, Nasi Minyak, Rendang Putih, dan Anyang Umbut Pisang khas suku Melayu, serta TambÃ¶yÃ¶, Boboto, dan Kinobo milik suku Nias pun tak kalah nikmatnya. Deretan makanan lezat ini juga turut mewarnai kekhasan Sumatra Utara, seperti Mi Kocok Medan, Mi Sop Medan, Nasi Kentut, Gantalan, Gulai Korma Kambing, Kikil Masak Kecombrang, dan Soto Udang Tebing. Semua itu diuraikan cerita dan cara membuatnya dalam buku ini. Uraian tradisi terkait daur hidup dan kegiatan dalam masyarakat yang penuh makna, sungguh sangat menarik untuk dilestarikan. Warisan kuliner Sumatra Utara sebagai salah satu suku besar di Indonesia pun perlu dikenal oleh khalayak luas sehingga mampu menjadi tiang yang menopang pembangunan masyarakat daerah Sumatra Utara pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
Kuliner Sumatera Utara tak hanya beragam, namun juga unik, sehingga menarik para pencinta kuliner untuk datang dan mencicipi masakannya. Salah satu masakan uniknya adalah nasi Kentut. Bukan karena baunya seperti kentut, namun karena masakan ini dibungkus dengan daunÂ kentut hingga menghasilkan aroma yang khas dan menggugah selera. Ada pula spageti khas Batak yang bernama mie gomak, jugaÂ sashimi ala Batak,Â na niura, Jika suka dengan makanan yang sedikit ekstrem, adaÂ kidu, ulat atau larva biasanya dimasak arsik danÂ pagit-pagit yang merupakan soto asal Tanah Karo, kuanya menggunakan kaldu dari sari rumput yang ada pada lambung pertama Sapi.
Tak lengkap rasanya berkunjung ke Medan tanpa mencicpi Durian Medan yang kelezatannya sudah sangat terkenal. Aneka produk durian pun dapat dibawa pulang sebagai buah tangan sepertiÂ cake durian atauÂ pancake durian yang semakin dicintai penikmat kuliner nusantara khususnya Sumatra Utara. Makanan, menurut masyarakat Sumatra Utara selain sebagai pemenuh kebutuhan pokok juga memiliki arti penting pada upacara-upacara adat yang dilaksanakan. Misalnya sajaÂ pelleng yang memiliki unsur spritualitas tinggi, nasi lemak simbol dari kekayaan marteri yang dimiliki sang pemangku hajat, adapula kudapan sepertiÂ itiak gurgur yang memiliki makna sebagai makanan pemberi samangat.

Kuliner Sumatra Utara [: harmoni rasa diterpa alunan gondang dalam indahnya alam semesta]

Buku ini merupakan sebuah antologi yang memuat narasi analitis dinamika antara 3 variabel utama, yakni dakwah, millenial dan media sosial. Pengantar buku ini diawali dengan pembahasan mengenai fenomena post-truth yang saat ini sering ditemukan pada komunikasi melalui kanal media sosial ditengah masyarakat. Post-truth digambarkan sebagai keadaan dimana fakta-fakta yang objektif tidak mampu mempengaruhi opini publik melainkan lebih mengedepankan emosi dan kepercayaan pribadi. Hal yang saat ini banyak terjadi di kanal media sosial dimana setiap individu dapat mengemukakan opininya berdasarkan fakta atau realitas kebenaran menurut penafsiran pribadi. Sayangnya banyak dari opini tersebut ditelan mentah-mentah tanpa verifikasi (tabayyun).
Selanjutnya buku ini membahas mengenai pemanfaatan media sosial online untuk berbagai kebutuhan, khususnya dalam menyampaikan ide dan pesan yang berkaitan dengan dakwah keislaman. Melalui media sosial, dakwah yang bertujuan untuk menyampaikan (tabligh) risalah atau pesan ilahiah dengan menggunakan kata-kata dilakukan menggunakan metode audio maupun visual. Dakwah secara online memungkinkan untuk menjangkau audiens yang lebih luas tanpa batasan ruang dan waktu. Meskipun dirasa besar manfaatnya, namun media sosial online membawa sejumlah permasalahan baru yang sebelumnya belum ditemukan pada media sosial analog. Permasalahan utama terletak pada disinformasi konten-konten media dakwah yang berasal dari sumber yang tidak kredibel.
Buku ini memberi pesan agar media sosial harus dikelola secara bijak melalui pemilihan sumber informasi yang akurat dan terpercaya serta penggunaan bahasa dan kosakata yang tepat, untuk memastikan bahwa infomasi dakwah yang akan disebarkan dapat diterima secara baik oleh target dakwah.

Sosial Pedia : efektivitas yang melupakan tujuan dari aktivitas

Buku ini mengupas kajian secara khusus mengenai terbentuknya masyarakat maya (cyber society) yang diinisiasi oleh perkembangan teknologi komunikasi dan media baru. Teknologi dengan bentuk perangkat keras dan perangkat lunak menjelma menjadi dunia maya yang konvergen, di mana semua medium dan platform komunikasi melebur menjadi satu. Sedangkan kemunculan media baru menghadirkan fenomena konvergensi media konvensional, dimana teknologi komputer dan internet yang telah mampu mengubah akses informasi dan komunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Perkembangan bentuk media telah mampu mengubah budaya bahkan membentuk budaya baru bernama budaya virtual (cyber-culture) yang melahirkan tipe masyarakat baru yang begitu interaktif dalam berkomunikasi, serta konsep masyarakat jaringan (network society) dimana setiap orang saling terhubung dan semakin mengikis ruang privasi dan sisi-sisi kemanusian. Tak hanya sekadar menjadi konsumen dari berbagai macam informasi dan konten media baru, namun khalayak umum dapat pula berperan sebagai produsen sekaligus distributor informasi dan konten media baru. Hal ini kemudian membentuk sisi negatif yang ditandai dengan munculnya berbagai macam gangguan informasi berupa mis-informasi, dis-informasi, dan hoaks yang semakin berkembang pesat.

CYBER SOCIETY: Teknologi, Media Baru, dan Disrupsi Informasi

Sungkui merupakan makanan tradisional Sanggau dari beras yang di bungkus dengan daun Keririt sehingga berbentuk lonjong dan tipis serta memanjang. Sungkui merupakan makanan khas Sanggau untuk jamuan acara-acara atau pada hari-hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Di kalangan Keraton Surya Negara Sanggau, Sungkui merupakan salah satu menu wajib yang dihidangkan untuk tamu-tamu kehormatan kerajaan. Berdasarkan riwayatnya asal muasal Sungkui berasala dari kisah pernikahan Lang Burung atau Abang Merakai dengan kakaknya Raja Bruneng atau Brunai yang juga disebut Negeri Malujja Bulang, bernama Ratu Pingan Pelangka.

Judul	Asal Muasal Sungkui: Makanan Tradisional Sanggau
Penulis	Tomi
Penerbit	Pontianak: Tom's Publishing
Tahun Terbit	2017
ISBN
Uraian	Sungkui merupakan makanan tradisional Sanggau dari beras yang di bungkus dengan daun Keririt sehingga berbentuk lonjong dan tipis serta memanjang. Sungkui merupakan makanan khas Sanggau untuk jamuan acara-acara atau pada hari-hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Di kalangan Keraton Surya Negara Sanggau, Sungkui merupakan salah satu menu wajib yang dihidangkan untuk tamu-tamu kehormatan kerajaan. Berdasarkan riwayatnya asal muasal Sungkui berasala dari kisah pernikahan Lang Burung atau Abang Merakai dengan kakaknya Raja Bruneng atau Brunai yang juga disebut Negeri Malujja Bulang, bernama Ratu Pingan Pelangka.
Sumber	https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1019363

Detail Buku

Asal Muasal Sungkui: Makanan Tradisional Sanggau

Deskripsi Buku