Deskripsi Majalah Online
Judul | Berkat (berita-berita singkat) |
Majalah | Visi Pustaka |
Edisi | Vol. 03 No. 1 - Juni 2001 |
Abstrak | Berita-berita singkat (berkat) Visi Pustaka kali ini memberitakan tentang : Perpustakaan terberisik di dunia, masyarakat perpustakaan bahas kurikulum D3 Perpustakaan, workshop on care preventive conservation of palm leaf & paper manuscript di Perpustakaan Nasional, Wakil Presiden buka pameran lukisan Johannes Rach di Perpustakaan Nasional, seminar dan pameran 100 tahun Bung Karno, perpustakaan sebagai acuan meluruskan sejarah dan pembangunan gedung Perpustakaan Bung Karno. |
Keyword | Berita singkat, perpustakaan |
Pengarang | |
Subjek | Perpustakaan |
Sumber | |
Artikel Lengkap | PERPUSTAKAAN TERBERISIK DI DUNIA
Liputan Pertemuan JIBIS & HUMANIORA di Kantor Majalah TEMPO JAKARTA - Konon kebenaran terkadang perlu diteriakkan. Demikianlah setidak-tidaknya kredo para kuli tinta alias wartawan. Namun, apa jadinya jika persoalan teriak-meneriakkan ini terjadi pula di perpustakaan sebuah perusahaan penerbitan? Petugas perpustakaan pun harus berteriak dalam memberikan pelayanan. Maka, tidaklah terlalu salah bila Pemred MBM TEMPO Fikri Jufri berseloroh bahwa dari berbagai kunjungannya ke perpustakaan di berbagai belahan dunia, Perpustakaan TEMPO patut digelari "Perpustakaan Terberisik di Dunia", demikian sepenggal kisah yang dituturkan Sri Mulungsih dalam pertemuan Jaringan Informasi Bidang Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora (JIBIS - Humaniora) yang berlangsung di Kantor Majalah TEMPO, Gedung Jaya Lt. 10, Jl. M.H. Thamrin No. 12, Jakarta, Rabu pagi, 11 April 2001. Pertemuan yang dihadiri kurang lebih 22 orang dari berbagai perpustakaan anggota JIBIS-Humaniora di wilayah Jakarta ini diawali dengan pembukaan oleh Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Sungkowo Rahardjo, diteruskan dengan sambutan dari Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Paul Permadi. Acara berlanjut dengan pemaparan visi dan misi Perpustakaan TEMPO oleh Sri Mulungsih, Kepala Bagian Dokumentasi dan Informasi TEMPO. Sebelum diskusi dengan peserta pertemuan JIBIS-Humaniora, Totot Susanto mewakili PDAT TEMPO menyajikan satu sesi menarik tentang ihwal TEMPO Interaktif yang sejarahnya dimulai ketika majalah TEMPO dibrangus regim Orba. TEMPO Interaktif ini semulai dimaksudkan sebagai penerbitan TEMPO secara underground. Feature-feature yang ada dalam TEMPO Interaktif sangat beragam dan interaktif. Sebut saja misal TEMPO Digital Search, semacam katalog online sekaligus mesin pencari untuk berbagai artikel dan terbitan yang ada di PDAT (Pusat Data dan Analisa TEMPO). Selain itu terdapat pula TEMPO News Room, tempat aktivitas reportase dilakukan dari mulai posting berita, editing, hingga desain tata letak, sehingga reporter darimana pun berada dapat mengamati alur kerja sekaligus memantau proses hasil kerjanya. Totot Susanto dalam diskusi mengemukakan bahwa PDAT terbuka untuk magang dan praktek kerja pengelolaan jaringan, design web dan pengelolaan pangkalan data. Bahkan saat ini ada peserta magang dari umum dan mahasiswa. Dalam diskusi disarankan dikembangkan website link antar anggota jaringan, di samping link JIBIS-Humaniora yang telah ada di website Perpusnas. Pada pertemuan berikut, Perpustakaan Umum DKI Jakarta menyediakan diri menjadi tuan rumah, yang direncanakan akan digelar bulan Juli 2001 mendatang.(JS) MASYARAKATÂ PERPUSTAKAAN BAHAS KURIKULUM D3 PRPUSTAKAAN JAKARTA - Persoalan kurikulum Diploma 3 Ilmu Perpustakaan nampaknya mengusik kesadaran Masyarakat Perpustakaan Cyber (I_C_S). Pada Sabtu, 28 April 2001 mulai pukul 10.00--14.30 bertempat di The British Council, S. Widjojo Center Lt. 11, Jl. Jend. Sudirman Kav. 71, Jakarta, persoalan yang menyangkut kebutuhan pasar diharapkan Asisten Pustakawan (lulusan D3) tidak dibebani aspek manajerial terlalu banyak, kecuali yang bersangkutan telah memiliki pengalaman minimal 4 tahun dan mampu memimpin. Namun hal-hal penting yang masih perlu diperhatikan ialah menyangkut etika profesi, dinamis dan proaktif, selain kemampuan berbahasa Indonesia dan asing, manajemen Operasional, kemampuan menggunakan komputer dan peripheral lainnya, scanner, dan akses Internet. Adapun metode yang diusulkan untuk makin memberdayakan pustakawan utamanya lulusan D3 yang saat ini ada ialah Base learning, Studi kasus, Magang selama kurang lebih 4 bulan, kemudian hasilnya dievaluasi. Ditandaskan magang sebaiknya tidak hanya menilai attitude (kerajinan datang, dan lainya tetapi lebih ke arah intelektual capabilities dari si pemagang. Institusi penerima magang diharapkan mau sharing ilmu / pengalaman sehingga pemagang bisa menimba pengalaman lebih banyak. Selain itu pemagang juga harus banyak belajar dan proaktif mencari tahu kondisi tempat magang dan kalau bisa memberikan usulan pemecahan masalah yang barangkali ditemui. WORKSHOP ON CARE PREVENTIVE CONSERVATION OF PALM LEAF & PAPER MANUSCRIPTÂ DI PERPUSNAS JAKARTA - Kepala Perpustakaan Nasional RI, Hernandono, Kamis 15 Maret 2001 membuka Workshop on Care Preventive Conservation of Palm-Leaf and Paper Manuscript di Aula Perpusnas, Jl. Merdeka Selatan 11, Jakarta, sebagai hasil kerja sama antara Perpusnas dengan INTACH (Indian National Trust for Art & Culture Heritage) Indian Council Conservation Institutes, Lucknow India. Acara yang dihadiri oleh para pejabat struktural dan pustakawan itu diawali dengan laporan dari Ketua Panitia Workshop, Gardjito dan dilanjutkan dengan sambutan dari O.P. Agrawal, Director General INTACH Indian Council of Conservation Institutes. Dalam sambutannya ia menyatakan bahwa Indonesia dan India mempunyai kesamaan akar budaya, dan kegiatan ini dimaksudkan a.l. untuk saling bertukar informasi dan pengetahuan dalam bidang perawatan bahan pustaka dan pencegahannya. Pada acara tersebut O.P. Agrawal memberikan 2 buah buku karyanya yang berjudul Conservation of Book Manuscript & Paper Document dan Preservation of Art Object kepada Kepala Perpusnas yang diharapkan bisa berguna bagi Perpusnas sebagai kenang-kenangan. Sementara itu dalam sambutannya, Hernandono mengharapkan agar para peserta yang bekerja sebagai kurator, pustakawan, arsiparis dan pelindung karya seni-budaya kelak bisa menerapkan ilmu yang telah diperolehnya di tempat kerjanya masing-masing. Selain memberi sambutan, Hernandono secara simbolis menyematkan tanda pengenal kepada 2 wakil peserta sebagai tanda dimulainya pelaksanaan pelatihan. Workshop yang akan berlangsung dari tanggal 15-21 Maret 2001 diikuti sebanyak 22 peserta dari lembaga pemerintah dan non-pemerintah, serta seorang dari Malaysia. Kegiatan ini lebih memfokuskan pada praktek langsung dalam menangani perawatan, pelestarian dan perlindungan bahan pustaka, khususnya manuskrip dan koleksi langka dengan bahan-bahan alami (non kimia). Di samping Dr. O.P. Agrawal sendiri, pelatihan ini menghadirkan 3 pakar konservasi lain yang sama-sama bertindak sebagai instruktur, yaitu Mrs. Usha Agrawal, Director Museum Development Cell, INTACH; Mrs. Mamta Misra, Chief Conservator, INTACH, ICI Lucknow; dan Mr. Anupam Sah, Center Coordinator ICIOACCH, Bhubaneshwar. Turut dipamerkan adalah hasil karya Dr. O.P. Agrawal berupa buku-buku terbitan INTACH Indian Council of Conservation Institutes, Lucknow, India, dan News Letter yang berkaitan dengan teknik perawatan & pelestarian buku/manuskrip, di antaranya yang berjudul Conservation of Manuscripts & Document; Microbial Deteriation of Wood: a Review; Removal of Plants & Trees from Historical Buildings. (JS/FAN) Â WAKIL PRESIDEN BUKA PAMERAN LUKISAN JOHANNES RACH DI PERPUSNAS JAKARTA - Didampingi Mendiknas, Yahya Muhaimin dan Gubernur DKI, Sutiyoso, Wakil Presiden RI Megawati Soekarnoputri pukul 10.35 membuka pameran lukisan karya Johannes Rach yang dibuat abad 18 di auditorium, Perpustakaan Nasional RI Senin 14 Mei 2001. Kedatangan Megawati disambut oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI, Hernandono, pejabat teras di lingkungan Perpustakaan Nasional RI, sejumlah duta besar negara sahabat, beberapa Kepala LPND dan tamu penting lainnya. SEMINAR DAN PAMERAN 100 TAHUN BUNGKARNO : PERPUSTAKAAN SEBAGAI ACUAN PELURUSAN SEJARAH JAKARTA - Peringatan 100 Tahun Bung Karno adalah peringatan sebuah tonggak sejarah terpenting bangsa Indonesia. Persada Nusantara telah melahirkan seorang putera terpilih, "Putera Sang Fajar", bernama Soekarno. Sejarah mencatat Soekarno telah memimpin bangsanya menuju pintu gerbang kemerdekaan, ibarat Nabi Musa a.s. membawa bangsanya lepas dari kezaliman Firaun Mesir, menuju pintu gerbang tanah yang dijanjikan. Demikian ungkap Paul Permadi mewakili Kepala Perpustakaan Nasional RI memberikan sambutan pembukaan Pameran dan Seminar Sehari Peringatan 100 Tahun Bung Karno, di Auditorium Perpustakaan Nasional RI, Jalan Salemba Raya No. 28A, Jakarta Pusat, Senin, 11 Juni 2001. Pameran dan Seminar yang dibuka secara resmi oleh Prof. A. Dahlan Ranuwihardjo ini merupakan sebuah upaya kecil untuk menelaah lebih jauh kontribusi serta pengaruh pemikiran Bung Karno dalam sejarah sosial-politik Indonesia, mengkaji wacana pemikiran-pemikiran Bung Karno serta dampaknya di dunia internasional, regional dan nasional serta memberikan pengembaran yang lebih memadai dan berimbang tentang sososk Bung Karno. Hal tersebut sekaligus sebagai upaya menghantam balik rekayasa dan politisasi sejarah yang dilakukan oleh rezim Orde Baru pada masa lalu, demikian ungkapnya.
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN BUNG KARNO BLITAR - Seluruh perhatian bangsa Indonesia tertumpah ke sebuah kota kecil di Jawa Timur, persisnya di Blitar, pada hari Rabu 20 Juni 2001. Hari itu adalah saat haulnya Bung Karno yang ke-100, presiden pertama RI, yang acaranya dipusatkan di alun-alun kota di seberang kantor Walikota Blitar. Selain di lokasi ini, acara terkait juga diselenggarakan di makam Bung Karno dan Istana Dalem Gebang (rumah milik ayah mendiang, RM Sosrodihardjo) di Jl. Sultan Agung yang kini dikenal sebagai Museum Bung Karno. Masyarakat tumpah ruah, tidak saja warga Blitar, tapi dari seantero Nusantara, tua muda, laki perempuan, kaya miskin, termasuk orang nomor 1 dan 2 negara ini, Gus Dur dan Megawati. Termasuk juga rombongan Perpusnas sebesar 16 orang yang berkonvoi dengan 3 mobil dari Jakarta. Semua datang dengan misi yang sama, yaitu untuk sesaat duduk takjim dan berzikir, mendoakan arwah beliau. Pembangunan gedung Perpustakaan Bung Karno direncanakan berlokasi di sebelah selatan makam Bung Karno yang merupakan satu kesatuan dengan pengembangan Kawasan Wisata Makam Bung Karno. Sarana yang sudah ada dan telah berfungsi adalah makam itu sendiri, areal parkir, kios penjualan cindera mata, MCK, dan bangunan pendukung lainnya. Dalam rencana pengembangannya, selain gedung perpustakaan adalah gapura, ruang pamer produk unggulan lokal, sarana jalan, dan peremajaan kampung di sekitar wilayah makam; dan sebagai prioritas ditetapkan pembangunan perpustakaan, pembangunan jalan dan penataan parkir yang diharapkan selesai dalam waktu satu tahun setelah ditandatanganinya prasasti. Gedung perpustakaan direncanakan beratap joglo dengan ukuran 45 x 39 m2 dan tinggi 17 m, luas lantai 4230 m2 terdiri dari 3 lantai, berdiri di atas tanah seluas 4000 m2 dan dapat dikembangkan menjadi 10,000 m2. |