Deskripsi Majalah Online
Judul | Management and Technical Innovations In Library Services Program |
Majalah | Visi Pustaka |
Edisi | Vol. 03 No. 1 - Juni 2001 |
Abstrak | Bekerjasama dengan National Library Board (NLB) dan Singapore Cooperation program (SCP) dan disponsori oleh Kementrian Luar Negeri (MFA) mengadakan Program Pendidikan dan Pelatihan Inovasi Manajemen dan Teknik Layanan Perpustakaan. Program pelatihan ini selama 6 hari, tanggal 26 - sampai dengan 31 Maret 2001. |
Keyword | Manajemen; pendidikan; Singapura |
Pengarang | Joko Santoso dan Teguh Purwanto |
Subjek | Pendidikan dan Pelatihan pegawai Pendidikan perpustakaan |
Sumber | |
Artikel Lengkap | I. LATAR BELAKANG Program Pendidikan dan Pelatihan Inovasi Manajemen dan Teknik Layanan Perpustakaan disponsori oleh Kementerian Luar Negeri (MFA) di bawah Singapore Co-operation Program (SCP) bekerjasama dengan National Library Board (NLB) untuk para pustakawan kawasan ASEAN. SCP dibentuk Pemerintah Singapore sebagai sarana berbagi pengalaman dengan negara berkembang lainnya dengan menyediakan bantuan teknis melalui pelatihan. Kunci keberhasilan program ini ialah terciptanya pemahaman kemitraan, kerjasama dan hubungan baik di antara negara-negara bertetangga di kawasan ASEAN.  NLB menjadi sekretariat CONSAL (The Congress of SouthEast Asian NLB (National Library Board) adalah Perpustakaan Nasional Singapore dibentuk pada tanggal 1 September 1995, merupakan hasil dari rekomendasi yang disusun oleh sebuah komite. Komite Inti yang beranggotakan 21 orang dibentuk pada bulan Juni 1992 oleh Ministry of Information and The Arts (MITA) untuk membuat suatu rekomendasi rencana jangka panjang yang mungkin dapat dilakukan oleh perpustakaan dalam menghadapi tantangan masa depan. Yang menyimpulkan bahwa perpustakaan-perpustakaan di Singapore haruslah diposisikan sebagai bagian yang terintegrasi pada sistem pembangunan nasional yang mendukung negara Singapore sebagai negara yang belajar. Misi dari NLB adalah "To expand the learning capacity of the nation so as to enhance national competitiveness and to promote a gracious society". Dikarenakan negara Singapore memiliki sumber daya alami yang terbatas, sehingga mereka harus melakukan investasi pada sumber daya manusia. Di dalam rekomendasi ditekankan bahwa peranan perpustakaan harus bisa menciptakan suasana yang kondusif bagi warganya untuk belajar lebih cepat dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut lebih baik dari negara lain dalam bersaing pada era ekonomi global dengan berbasis informasi dan pengetahuan. Pemerintah Singapore menerima, mendukung rekomendasi dan membawanya ke parlemen untuk disetujui untuk diimplementasikan dalam program jangka panjang sampai 10 - 20 tahun. Ada tahapan pelaksanaan rekomendasi tersebut di http://www.lib.gov.sg/info/milestones/index.html Komite tersebut merekomendasikan 6 strategi dan 3 kunci pembuka untuk menuju visi perpustakaan masa depan. Keenam rekomendasi tersebut adalah: 2. Jaringan perpustakaan tanpa batas (borderless libraries) adalah    sebagai berikut: 3. Strategi koleksi yang dikoordinasikan secara nasional, adalah sebagai berikut: 4. Kualitas pelayanan melalui orientasi kebutuhan pemakai mengadopsi filosofi orientasi pasar dan pendekatan perpustakaan yang baru, fokus pada kebutuhan dari pengguna dan memberikan layanan berkualitas, menyusun dan menjalankan program-program untuk memperkenalkan perpustakaan berbagai tingkatan target, penyediaan pemaketan ulang informasi, analisis informasi dan lain-lain. 5. Hubungan Simbiotik dengan bisnis dan komunitas. Menjalin kerjasama dengan kalangan bisnis saling menguntungkan, misal perpustakaan berlangganan database yang dibutuhkan oleh kalangan bisnis yang barangkali pemakaiannya tidak intensif bila dilakukan oleh kalangan bisnis sendiri. Mengajak para tokoh bisnis dan tokoh masyarakat untuk bergabung di NLB. Mendorong tiap perpustakaan untuk mengembangkan karakteristik dan layanan lokal. Menyiapkan perpustakaan pada komplek pendidikan, pusat kebudayaan, komersil (mall) daripada hanya bangunan perpustakaan tersendiri. Sedangkan 3 kunci pembukanya adalah sebagai berikut. 1. Sumber daya manusia a. Pustakawan Masa Depan (new age librarians). Menyiapkan dan mengembangkan pustakawan yang mampu beradaptasi pada teknologi baru dan melakukan tugas-tugas yang khusus dan berorientasi kepada budaya melayani pengguna jasa perpustakaan (Lihat tabel 2 dan tabel 3). 2. Teknologi. a. Menerapkan otomasi perpustakaan di semua perpustakaan.   3. Kepemimpinan pada Organisasi a. Merekomendasikan untuk memben-tuk dan memberikan mandat baru pada badan perpustakaan (new library board) untuk mengimplementasikan proyek Library 2000. II. PESERTA Pelatihan diikuti oleh 20 orang peserta. Seorang peserta dari Pustaka Negeri Serawak, Malaysia. 4 orang dari Indonesia, terdiri dari 2 orang dari Perpustakaan Nasional RI, dari LIPI dan Universitas Bina Nusantara, Jakarta masing-masing seorang. 2 orang dari Perpustakaan Nasional Vietnam, 2 orang dari Cambodia, 2 orang dari Laos, 1 orang dari Myanmar, 2 orang dari Philippines, 2 orang dari Thailand dan 2 peserta lokal dari NLB, Singapore sendiri. III. KEGIATAN a. Hari Pertama, Minggu, 25 Maret 2001 Berempat dari Indonesia, Joko Santoso dan Teguh Purwanto dari Perpustakaan Nasional RI, Suryadiputra Liawatimena, Sekretaris Jenderal FPPTI dari Universitas Bina Nusantara dan Budi Suharto dari LIPI bertolak dari Soekarno-Hatta Airport, Jakarta pada Minggu, 25 Maret 2001 pukul 12.30, dengan penerbangan SQ 155. Tiba di Changi Airport, Singapore pukul 15.00 setempat. Di Arrival Hall sudah dijemput Mr. William Yeo dan Ms. Vimalam Marimutu, Liaison Officer dari Technical Cooperation Directorate, Singapore Cooperation Program, Ministry of Foreign Affairs Singapore. MFA (e-mail: [email protected]). Berempat kami langsung di bawa ke Copthorne Harbour View Hotel, 81 Anson Road, Singapore 079908. Akomodasi berkelas hotel berbintang tersebut menempatkan kami satu orang dalam satu kamar. Registrasi, seminar kit dan briefing singkat langsung diberikan sebelum check in. Sore hari memanfaatkan waktu luang, kami berempat berjalan kaki sekitar hotel melihat betapa bersih, disiplin dan tertibnya Singapore. Kendati negara ini terhitung kecil namun penataan ruang tata kota patut diacungi jempol, serasi, hijau dan manusiawi.  b. Hari Kedua,  Senin, 26 Maret 2001 Dijemput dari hotel pukul 08.15 untuk mengikuti upacara pembukaan di kantor Kementerian Luar Negeri Singapore (MFA), 250 North Bridge Road, #60-00 Raffles City Tower, Singapore, hingga pukul 10.30. Acara berlanjut di Marine Parade Community Library di Hammett Room, 278 Marine Parade, #01-12, Marine Parade Community Center. Mr. R. Ramachandran, Director NLB, dalam sesi pertama menyampaikan topik Sistem Perpustakaan di Singapore. Dalam paparannya tercakup perihal perpustakaan umum, sekolah dan perguruan tinggi. Disampaikannya pula ihwal administrasi, koleksi, sistem managemen dan layanan. Dalam diskusinya dengan peserta dibahas pula tantangan ke depan peranan perpustakaan di milenium baru. Tempat ketiga yang kami kunjungi di hari itu ialah Nanyang Girl's High School Library, 2 Linden Drive, sebelum mengunjungi Nanyang Technological University (NTU) Library, Yunnan Garden Campus, Nanyang Avenue. Di sekolah khusus putri ini tersedia school network. Dalam hal ini dimungkinkan pembelajaran jarak jauh. Siswa dapat mengerjakan tugas-tugas dari sekolah di rumah dan mengirimkannya melalui e-mail kepada guru bidang studi yang bersangkutan. Katalog perpustakaan dapat diakses secara online. Uniknya siswa diberikan penugasan untuk membuat content summary dari buku-buku terbaru, yang kelak akan dimasukkan dalam data base di perpustakaan. Lain Nanyang Girls High Scool Library lain pula di Di NTU Library. Di universitas terkemuka di Singapore ini tersedia 400 unit PC untuk sejumlah 700 mahasiswa. Semua komputer yang tersedia di berbagai terminal di kampus, laboratorium, perpustakaan dan hostel tersebut terhubung dalam LAN dan internet, 150 unit di antaranya  terdapat di perpustakaan. Semua komputer memiliki teknologi terbaru dengan layar monitor LCD flat. NTU memiliki 60 staf dan 23 profesional. Perpustakaan NTU menerbitkan berkala, NTU bulletin, terbit 4 kali setahun. Ihwal perpustakaan dapat disimak di http://www.ntu.edu.sg/library.    Buletin dapat disimak pada http://www.ntu.edu.sg/library/pub/bulletin.htm. Malam harinya setelah peserta diajak menikmati pesiaran belanja di Mustafa Center, diundang pada jamuan makan malam di Kinara, 57 Boat Quay, sebuah restoran India di pinggir Singapore Rivers yang terkenal dengan mascot Merlion-nya. Di kejauhan nampak Istana Raffles, pusat pemerintahan Singapura. c. Hari ketiga, Selasa, 27 Maret 2001 Diawali dengan kunjungan ke Toa Payoh Community Library, One Learning Place di 6 Toa Payoh Central. Program hari itu Library Services: Instructional Programme. Peserta diberikan pembekalan dasar internet dan menjelajah situs-situs penting dan bermanfaat di Singapore. Pembekalan berlangsung hingga jam makan siang. Diantara site tersebut ialah http://s-one.net.sg/. Sejatinya One Learning Place adalah sebuah kelas diklat internet di Singapore yang berdiri sejak 1999. kapasitas kelas ini ialah 120 peserta dengan masing-masing 120 komputer terakses ke internet broadline, video conferencing, pen input, active speaker, microphone, CD Drive dan server. Kelas ini diorganisasikan oleh IDA dan NLB. Mereka memiliki sponsor dari Siemens, SingTel, Wrag'x dan Co-sponsor 3M, ADC dan Creative. Kelas-kelas yang tersedia ialah; internet s-one, basic web-design, macromedia suite, frontpage 2000, internet project skills, SOHO@work dan lain-lain.    Masih di Toa Payoh Community Library, namun di Multipurpose Room, sesi berlanjut ke Information Literacy Programme. Dipandu oleh Mr. Rajendra Munoo dan Ms. Gee Miaw Miin dibantu beberapa staf NLB, dipaparkan topik mengenai penguasaan keahlian bidang TI dan tingkat kebutuhan pengguna. Tercakup dalam sesi ini diskusi tentang Singapore's Information Literacy Programme sejalan dengan misi Perpustakaan Nasional untuk mendukung masyarakat belajar, sebelum seluruh peserta diberi kesempatan untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman, sekaligus membahas kemungkinan bekerjasama dengan NLB/ILP dalam hal ini. Di tempat ini pula dibangun sistem dari nexis.com, eLearning dan netLibrary. Hari ketiga diakhiri dengan kunjungan ke Libraryt@Orchard sekaligus mengikuti peluncuran IT@Orchard yang menampilkan pakar internet Mr. Leong Mun Kew, Chief Technology Officer, BIGontheNet (http://www.bigonthenet.com/). Tampilan yang cerdas sekaligus menggelitik ini melontarkan topik "1.500 Search Engine on the web! Which One's Right for Me? Ia membuka sesinya dengan pernyataan"... satu hal utama tentang internet ialah bahwa ada begitu banyak tersedia informasi cuma-cuma, tetapi brengseknya ialah bahwa kita harus menghabiskan begitu banyak waktu untuk mencari informasi yang betul-betul kita perlukan itu." Dipaparkan tentang proses pencarian, khususnya dalam konteks pencarian informasi untuk pemecahan masalah, bagaimana dan mengapa sebuah mesin pencari dan sumberdaya pencari berbeda satu sama lain, dan bagaimana memetik yang terbaik darinya. Sesi ini sekaligus membantu merumuskan sebenarnya apa yang kita inginkan dengan internet. d. Hari Keempat, Rabu, 28 Maret 2001 e. Hari Kelima, Kamis, 29 Maret 2001 f. Hari Keenam, Jumat 30 Maret 2001 Dijemput dari hotel oleh Mr. William Yeo Liaison Officer dari MFA pukul 08.00 kami ke Changi airport, untuk terbang kembali ke tanah air dengan SG 154 pukul 10.00. Kami betul-betul menikmati kunjungan bermanfaat dan diklat selama seminggu di Singapore tersebut. Tiba di Arrival Hall Soekarno-Hatta, Jakarta waktu menunjukkan pukul 10.30 WIB. Tabel 1. Sistem 3 jenis Perpustakaan Ukuran Regional : 8.000 -10.000 m2 Koleksi Regional : Komunitas: Anak-anak: Pelayanan Layanan dasar Akses Regional: Kereta api & Bus (15 menit) Komunitas: Bus (10 menit) Anak-anak: Jalan kaki (10 menit). Agen   Tabel 2. Pergeseran paradigma Perpustakaan dan Pustakawan Tabel 3. Keahlian dan output yang hendak di capai Bila pustakawan memiliki bekal di atas maka diharapkan pustakawan Pelayan Informasi yang bernilai tambah Pemelihara basisdata: Pelaku teknologi informasi: |