Deskripsi Majalah Online
Judul | Tips Baca Buku Ubah Kemampuan Otak |
Majalah | Warta |
Edisi | Vol. 19 No. 1 - Januari 2014 |
Abstrak | Menurut Profesor Gregory Berns, aktivitas otak manusia berubah saat tengah terbenam dalam buku khususnya pada saat membaca buku fiksi. Temuan ini memperkuat pengetahuan tentang perilaku otak. Dalam penelitian dilibatkan 21 orang untuk membaca buku yang sama yaitu Pompeii selama 19 hari. Buku ini menceritakan tentang seorang protagonis yang hidup di luar kota Pompeii dan menyadari keanehan yang terjadi di sekitar gunung berapi. Dalam penelitian dilakukan pemindaian otak dengan alat FMRI (Functional magnetic resonance imaging) untuk mengamati aktivitas otak peserta sebelum, saat dan sesudah membaca buku dengan memberikan jeda lima hari pasca tes untuk melihat periode waktu berlangsungnya efek. Hasil yang diperoleh adalah saat sedang membaca buku, peserta memiliki aktivitas otak yang berbeda dengan saat tidak membaca buku, khususnya pada bagian koteks somatosensorik dan sulci pusat yang bertanggung jawab dalam kemampuan visualisasi aksi tertentu tanpa harus melakukan aksi tersebut. Perubahan saraf berhubungan dengan sensasi fisik yang membuat seolah-oleh pembaca menjadi protagonis dalam cerita. Ada beberapa manfaat lain dari membaca buku yaitu menurunkan tingkat stress; organ otak tetap aktif; menangkal penyakit alzheimer dan lebih cepat tertidur. |
Keyword | Otak; Buku; Fiksi; Buku Pompeii |
Pengarang | - |
Subjek | Membaca Minat Baca |
Sumber | |
Artikel Lengkap | Direktur Emory University’s Center for Neuropolicy, Profesor Gregory Berns mengatakan aktivitas otak manusia berubah saat tengah terbenam dalam buku, khususnya kala membaca cerita fiksi. Temuan ini membantu ilmuwan memperkuat pengetahuan tentang perilaku otak. Orang yang senang membaca buku memiliki kemampuan yang lebih komprehensif dan rasa empati yang lebih kuat.
Dalam studi yang dirilis dalam jurnal Brain Connectivity, tim peneliti melibatkan 21 orang untuk membaca buku yang sama, Pompeii, selama 19 hari. Buku tersebut menceritakan seorang protagonis yang hidup di luar kota Pompeii dan menyadari keanehan yang terjadi di sekitar gunung berapi.
“Buku Pompeii memiliki narasi yang kuat, menceritakan seorang pria dalam menyelamatkan wanita yang dicintainya. Sementara gunung berapi terus bergejolak, tapi tidak ada warga kota yang menyadarinya,†jelas Berns.
Peneliti melakukan pemindaian otak dengan alat FMRI (functional magnetic resonance imaging) untuk mengamati aktivitas otak peserta sebelum, saat, dan sesudah membaca buku. Mereka memberikan jeda lima hari pascates dilakukan untuk melihat periode waktu berlangsungnya efek.
Hasilnya? Saat membaca buku, peserta memiliki aktivitas otak yang berbeda dengan saat tidak membaca buku, khususnya pada bagian koteks somatosensorik dan sulci pusat yang bertanggungjawab dalam kemampuan visualisasi aksi tertentu tanpa harus melakukan aksi tersebut. Perubahan saraf yang ditemukan berhubungan dengan sensasi fisik yang membuat seolah-olah pembaca menjadi protagonis dalam cerita.
Ternyata, membaca buku selain menambah wawasan serta informasi juga bisa membuat otak selalu aktif. Berikut ini manfaat lain dari aktivitas membaca buku bagi kesehatan :
1. Menurunkan tingkat stres. Padatnya aktivitas dan beban hidup bisa memicu kadar stres yang berdampak pada menurunnya kesehatan. Penelitian Universitas Sussex (2009) menyebutkan, membaca mampu menurunkan stres yang dialami seseorang
2. Organ otak tetap aktif. Rutin membaca secara otomatis mengolahragakan otak. Memilih membaca sebagai hobi dari usia dini hingga dewasa, bermanfaat besar bagi kesehatan otak di masa tua
3. Menangkal penyakit Alzheimer. Alzheimer merupakan penyakit mudah lupa (pikun) pada manusia terkait usia yang terus menua. Aktivitas membaca buku bisa memperkuat organ otak dari serangan penyakit yang menyerang otak
4. Lebih cepat tertidur. Gejala sulit tidur (insomnia) dialami oleh banyak orang. Solusinya mudah. Baca beberapa halaman dari buku sebelum tidur. Aktivitas tersebut dapat merelaksasi pikiran sebelum tidur. |