Filosofi Transformasi Perpustakaan oleh M. Syarif Bando (Kepala Perpustakaan Nasional RI)

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

 

Selama ribuan tahun orang mengetahui bahwa perpustakaan adalah tumpukan buku-buku tua, dijaga oleh pustakawan yang tak mengenal dunia luar selain dunianya sendiri.

Paradigma perpustakaan kini telah bertranformasi menjadi pelayan ilmu pengetahuan terutama bagi masyarakat yang kurang beruntung dengan ekonomi sangat terbatas.

 

Perlahan tapi pasti puluhan juta masyarakat termarjinalkan akan terus berdatangan dan mencari keberuntungan di perpustakaan-perpustakaan umum untuk bertemu dengan orang-orang yang peduli dan memberikan dorongan, motivasi, pelatihan serta kreatifitas untuk mengelola sumber daya alam yang melimpah disekitarnya.

 

Dengan semakin mencintai perpustakaan, mereka berkembang memiliki skill yang bisa menghasilkan  produk-produk home industry yang bernilai ekonomi untuk memenuhi keperluan biaya rumah tanggahnya, keperluan biaya pendidikan, keperluan biaya kesehatan, dan berbagai keperluan sosial lainnya, serta timbul rasa merdeka karena dapat berdiri diatas kemanpuannya  sendiri dan semakin termotivasi untuk mengembangkan usahanya dibidang lain, dari satu usaha mikro ke usaha home industry lainnya diluar yang mereka pelajari dari tenaga-tenaga pustakawan dan stakholdernya.

 

Budidaya ikan lele merupakan salah satu contoh usaha yang dapat dimulai dengan biaya murah, namun dengan ketekunan dan tekad, usaha akan dapat berkembang kebidang lain seperti beternak ayam, bertanam sayur mayur, membuat kerajinan tangan, hingga usaha kuliner dengan mempekerjakan ratusan karyawan.

 

Didukung dengan kemajuan teknologi saat ini, masyarakat dapat berkolaborasi membentuk komunitas bersama para tenaga pustakawan di perpustakaan daerahnya untuk melatih kemampuan softskill mereka dengan pelatihan-pelatihan berpengetahuan digital antara lain dapat berupa pelatihan membuat email, mengembangkan jejaring melalui media sosial hingga menguasai cara berniaga melalui internet atau e-commerce, sehingga mereka yang merupakan masyarakat yang tidak tinggal di perkotaan mendapat motivasi belajar bersama, terus tumbuh berkolaborasi untuk membentuk komunitas bermartabat yang memikirkan dan melakukan hal-hal positif dan bermanfaat.

 

Diharapkan peran Pustakawan membantu masyarakat memperoleh sumber-sumber pengetahuan dari bacaan buku-buku ilmu terapan, buku life skill, serta buku-buku yang memotivasi untuk membangun hidup dalam kemandirian, yang mana sumber-sumber pengetahuan tersebut lebih mudah diperoleh dengan membangun testimoni-testimoni bacaan yang disediakan dan dapat diakses melalui media elektronik seperti televisi atau media sosial.

 

Sehingga dampak masiv puluhan juta orang termarjinalkan, yang semula hanya beberapa kelompok menjadi ratusan dan terus bangkit menjadi ribuan kelompok, semakin berkembang anggotanya hingga mempunyai jutaan orang anggota yang berlomba-lomba mendatangi perpustakaan dan mencari keberuntungan menjadi bagian dari masyarakat yang dimotivasi, dilatih dan dipandu untuk menjadi manusia yang innovatif, kreatif dan produktif  serta bermartabat.

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpusnas Republik Indonesia

statcounter