Salemba, Jakarta - Sebanyak 14 kontingen atlet dari PerpustakaanNasional RI siap berlaga di Pekan Olahraga Nasional (Pornas) Korpri XV 2019 yang digelar di Bangka Belitung pada 11 sampai 18 November 2019. Dalam ajang olahraga ini, Perpusnas mengikuti dua cabang olahraga, yakni senam dan catur.
Kepala Pusdiklat Perpusnas, Widiyanto mengatakan, Pornas Korpri menjadi wadah bagi anggota Korpri untuk menunjukkan bakatnya di bidang olahraga. Â â€œIni bukan yang pertama kalinya Perpusnas mengikuti Pornas Korpri, meski sempat vakum semoga ini menjadi langkah baru bagi Korpri di lingkungan Perpustakaan Nasional untuk kembali eksis di ajang Pornas,â€ katanya.
Khusus bagi para atlet, Widiyanto juga berpesan agar mereka bisa menjaga diri, terutama mengenai kesehatan. â€œMeski tahun ini hanya mengikuti dua cabang olahraga, kedepan kami berharap bisa mengirimkan cabang olahraga lainnya. Korpri bisa mencari bibit baru yang memiliki potensi di bidang olahraga, sehingga Perpusnas bisa berkiprah di Pornas yang akan datang,â€ lanjutnya.
Sementara itu, Sekretaris Korpri Perpusnas, Totok Suprapto menuturkan, Â dalam kegiatan Pornas Korpri 2019 Perpustakaan Nasional mengirimkan 14 kontingen, diantaranya sembilan orang atlet senam, dua orang cabang olahraga catur, dan tiga orang official.
â€œKegiatan ini sebagai wadah untuk mengembangkan talenta bagi pegawai sekaligus ajang pencarian bibit olahragawan berbakat yang berpotensi di lingkungan Perpusnas,â€ tuturnya.
Totok berharap, seluruh kontingen dapat memberikan performa terbaiknya dan menjunjung tinggi sportifitas. â€œPastinya kami berharap untuk menjadi pemenang, dan memberikan hasil terbaik untuk Perpustakaan Nasional,â€ harapnya.
Reporter : Wara Merdekawati
Fotografer : Ahmad Kemal Nasution

Kontingen Perpusnas Siap Berlaga di Pornas Kopri 2019

Salemba, Jakarta - Sumber daya manusia yang unggul dapat dibangun melalui budaya literasi yang kuat. Perpustakaan memiliki peran dalam penguatan literasi ini karena menjadi pusat sumber informasi dan pusat sosial budaya untuk memberdayakan masyarakat. Kehadiran perpustakaan yang melayani hingga ke daerah terpencil sebagai tempat pembelajaran sepanjang hayat, bisa dimanfaatkan masyarakat dalam mengembangkan potensi diri.
Peningkatan kualitas SDM dilakukan perpustakaan dengan menyediakan sumber bacaan dan memfasilitasi masyarakat dengan berbagai pelatihan dan keterampilan. Selain peningkatan kualitas SDM, hal ini memberdayakan sosial-ekonomi masyarakat.
â€œDengan upaya tersebut diharapkan performa individu meningkat, sistem dan organisasi perpustakaan menjadi kuat, sehingga berdampak pada membaiknya kualitas layanan perpustakaan dan juga pemanfaatannya oleh masyarakat yang secara otomatis, meningkatkan literasi masyarakat,â€ jelas Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional RI, Deni Kurniadi, dalam webinar yang diselenggarakan secara virtual dengan tema â€œSumber Daya Manusia Unggul Melalui Budaya Literasiâ€ pada Jumat (9/10/2020).
Deni menjelaskan, karakter berbudaya gemar membaca bisa dibangun bersama seluruh elemen bangsa. Karenanya dia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melangkah bersama demi terwujudnya bangsa yang cerdas, maju, dan sejahtera.
Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI Mustafa Kamal menyatakan budaya literasi merupakan kunci peradaban bangsa. Untuk membangun bangsa, dibutuhkan SDM yang mampu menjadi lokomotif dan kompetitif dalam percaturan global. Dia menjelaskan, percepatan pembangunan bangsa akan menemukan momentumnya melalui SDM yang unggul di berbagai bidang.
â€œKita harus punya SDM yang menjadi lokomotif seperti almarhum Presiden Habibie. Dari satu orang bisa membangun industri penerbangan kita, persenjataan kita, dan seterusnya. Satu orang menjadi lokomotif yang mendorong kemajuan bangsa. Kita tidak cukup menjadi SDM rata-rata, kita perlu lokomotif. Justru saat ini di negeri kita ini, kurang SDM yang memiliki keunggulan kompetitif yang tinggi,â€ jelasnya.
Anggota dewan dari Partai Keadilan Sejahtera ini menuturkan buku menjadi sarana yang mendorong individu mengenal dunia. Melalui buku, individu akan memperluas cakrawala berpikir dan mengenal kebudayaan dunia.
Perpustakaan berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Mustafa menjelaskan, peran ini bisa terlihat di Korea Selatan, di mana kemajuan Negeri Ginseng terjadi salah satunya karena fasilitas perpustakaan yang memadai. Sejak lama, menurutnya, Korsel memiliki perpustakaan yang berkualitas dan berperan dalam memajukan bangsa.
Dia berbagi kisah setelah menyaksikan salah satu serial drama Korea yang mengambil latar belakang tahun 1989. Mustafa menjelaskan, pada tahun tersebut dirinya sedang menempuh pendidikan SMA. Berdasarkan pengamatannya, kegiatan belajar di Korsel tidak berbeda jauh dengan kondisinya di Indonesia.
â€œBedanya apa? Sekolahnya lebih bagus, fasilitas lebih banyak, dan anak-anaknya lebih berdisiplin, tapi kurikulumnya sama saja. Kenapa hasilnya berbeda dengan kita? Mereka perpustakaannya bagus sekali tahun 1989. Di drama remaja itu, sering sekali disebutkan mereka sering belajar di perpustakaan, dan kelihatannya 24 jam karena kadang mereka pulang larut malam dan mereka pulang aman saja itu. Perpustakaannya beda dengan zaman saya tahun â€˜89, dan hasilnya sekarang, kemajuan di Korea Selatan seperti sekarang itu,â€ urainya.
Mustafa menegaskan saat ini, budaya literasi di Indonesia masih rendah. Ini terlihat dari maraknya berita bohong dan perundungan di masyarakat. â€œJadi literasi yang telah membudaya hanya jika kita sudah tidak bisa lagi terpisahkan dalam keseharian kita dengan literasi,â€ pungkasnya.
Â 
Reporter: Hanna Meinita, Robby Anggriawan, Josan Kusuma

Budaya Literasi yang Kuat Ciptakan SDM Unggul

<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Jakarta,- Penerbit buku berperan di posisi depan dalam penyediaan bahan koleksi perpustakaan yang berkualitas. Dukungan dari berbagai pihak diperlukan agar peran tersebut semakin kuat di masa depan.
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Hal tersebut disampaikan Ketua IKAPI, Arys Ilman Nugraha dalam Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan Tahun 2023, Senin (6/3/2023).
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Menurut Arys, penerbit komersial yang tergabung dalam IKAPI menjadi lebih adaptif dan transformatif pada era digital ini. Tanggung jawab penerbit adalah sesuai undang-undang adalah menerbitkan dan memproduksi buku yang bermutu, murah, dan merata. Namun tidak hanya itu, melalui penerbitan buku yang berkualitas dan menarik, diharapkan minat baca&nbsp; masyarakat akan terbangun.
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Minat baca akan terbangun dengan buku yang menarik sehingga anak-anak akan membeli atau paling tidak akan pergi ke perpustakaan sehingga ekosistemnya terus terbangun,&rdquo;jelasnya. Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan mengamanatkan untuk membangun ekosistem perbukuan yang sehat untuk seluruh pelaku didalamnya.
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&ldquo;Ada 10 pelaku dalam ekosistem perbukuan. Ada penulis, editor, penerjemah, penyadur, desainer, ilustrator, toko buku, pengembang buku elektronik, penerbit, dan percetakan. Seluruhnya harus sehat dan hubungan diantara mereka juga harus baik,&rdquo; imbuhnya.
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sayangnya, Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan belum diadaptasi oleh pemerintah daerah sebagai turunan dalam bentuk peraturan daerah yang mengatur tanggung jawab dan kewenangan Pemerintah Daerah dalam penerbitan.
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">IKAPI saat ini memiliki aggota tersebar di 28 provinsi. Arys menyebut kebutuhan masyarakat akan buku lokal di era digital tidak akan bisa hanya mengadalkan perpustakaan yang ada di kota besar seperti Jakarta namun harus didukung dengan menumbuhkan penerbit di daerah untuk memasok konten lokal.
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2023 mengusung tema &ldquo;Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial untuk Kesejahteraan, Solusi Cerdas Pemulihan Ekonomi Masyarakat Pasca Pandemi COVID-19&rdquo;.
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2023 akan diselenggarakan secara hibrida pada 6-7 Maret 2023 di Pullman Hotel Jakarta Central Park Podomoro City.
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Reporter: Eka Purniawati
<span style="font-size: 11pt; font-family: 'trebuchet ms', geneva; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Fotografer: Andri Tri Kurnia
&nbsp;
<span style="font-size: 11pt; font-family: Arial; color: #000000; background-color: transparent; font-weight: 400; font-style: normal; font-variant: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">&nbsp;

Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2023:  Penerbit Berperan Dalam Penyediaan Koleksi Perpustakaan yang Berkualitas

Medan Merdeka Selatan, Jakartaâ€”Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, saat ini sedang menggiatkan program perpustakaan berbasis inklusi sosial. Sejumlah komunitas disasar sebagai target market perpustakaan keliling. Ini dilakukan sesuai arahan dan kebijakan dari Kepala Perpustakaan Nasional. Fakta itu disampaikan Singgih Riyadi, mewakili Dinas Perpustakaan Provinsi Yogyakarta saat bertemu dengan Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Minat Baca (P3MB) Perpusnas, Deni Kurniadi, Senin, (29/7).
 Saat ini Kab. Bantul memiliki 1.920 titik layanan perpustakaan keliling yang dijangkau dengan lima mobil keliling. Dua mobil diantaranya merupakan bantuan mobil pustaka keliling dari Perpusnas pada tahun 2005 dan 2017 lalu. â€œPerpustakaan keliling di Bantul kami gerakkan untuk menjangkau komunitas-komunitas, misalnya ke wilayah pengrajin. Kami hadirkan buku tentang pengembangan usaha kerajinan. Kami harap dengan langkah tersebut perpustakaan dapat membawa dampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat Bantul,â€ jelas Singgih.
Namun, kendala yang dialami Dinas Perpustakaan Kab Bantul adalah kurangnya buku-buku. Ini menjadi hambatan dari program pengembangan literasi yang dijalankan sehingga belum sesuai seperti harapan. Belum memenuhi kebutuhan masyarakat. â€œKami mohon Perpustakaan Nasional mau membantu,â€ tambah Heru Sudibyo, Ketua Komisi A DPRD Kab. Bantul.
Menanggapi hambatan yang dialami Kab. Bantul, Kapus P3MB, Deni Kurniadi, mengatakan perpustakaan memang harus berkembang tidak lagi menunggu untuk dikunjungi. â€œKami apresiasi atas upaya yang dijalankan Dinas Perpustakaan Kabupaten Bantul,â€ ungkapnya.
 Lebih lanjut, Deni menjelaskan, sebagai instansi pembina perpustakaan, Perpusnas mendukung perpustakaan daerah melalui beberapa program. Salah satunya adalah program Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Perpustakaan. â€œPada tahun 2019 ini Kabupaten Bantul menerima DAK sebesar 440 jutaâ€, imbuhnya.
Reportase: Eka Purniawati
Fotografer: Ahmad Kemal Nasution

Bantul Kembangkan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Lewat Perpustakaan Keliling

Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur - Perpustakaan Nasional menyelenggarakan Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca di wilayah yang pernah menjadi kerajaan tertua di nusantara yang sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Acara yang bertempat di Perpustakaan Umum dan Taman Pintar Kabupaten Kartanegara, Kalimantan Timur pada hari Jumat (20/7) menggelar talkshow dengan menghadirkan narasumber Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kutai Kartanegara Aji Hasanuddin, Kabid Pengembangan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur Eka Mustikawati dan Pegiat literasi Erwan Riyadi.
Plt. Bupati Kartanegara Marli dalam sambutannya mengatakan perpustakaan berperan penting bagi kehidupan masyarakat karena perpustakaan sebagai tempat untuk mendapatkan dan mengembangkan informasi maupun pengetahuan serta sarana edukatif untuk membuka cakrawala penggunanya. "Perpustakaan sebagai tempat yang menyediakan berbagai informasi harus mendapat perhatian kita semua dan perlu kita kembangkan baik dari kecukupan koleksi seperti buku-buku terbitan, sarana prasarana yang dapat membuat nyaman penggunanya maupun sumber daya manusia pengelolanya," ujar Marli. Lebih lanjut Marli menjelaskan kelengkapan koleksi perpustakaan dapat membantu memberikan informasi yang dibutuhkan penggunanya.
Marli menekankan pentingnya perpustakaan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan menjadi jembatan untuk memperoleh informasi ilmu pengetahuan sehingga mampu merubah pola pikir, wawasan, sikap ke arah yang lebih baik. "Perpustakaan harus dikembangkan sampai kelurahan dan desa, sehingga seluruh lapisan masyarakat mendapat kesempatan untuk terus belajar," imbuh Marli. Perpustakaan Umum Kutai Kartanegara dipadukan dengan ruang terbuka publik yaitu Taman Pintar sehingga diharapkan menjadi daya tarik bagi masyarakat. Selain itu sumber daya manusia perpustakaan perlu ditingkatkan dengan mengikuti pelatihan yang dapat meningkatkan pelayanan perpustakaan.
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando menjelaskan saat ini perpustakaan telah memasuki era industri 4.0 yang telah maju pemanfaatan teknologinya seperti cyber physical system dan artificial intelligent , dimana pada industri 1.0 tenaga manusia dan hewan digantikan oleh mesin, industri 2.0 ditemukannya motor listrik, baja dan lainnya, industri 3.0 ditemukannya internet dan semi konduktor.
Syarif menimpali yang dikatakan Marli tentang pentingnya perpustakaan, dengan merujuk UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan bahwa pada pasal 1-5, masyarakat berhak memperoleh ilmu pengetahuan. Pasal 7, pemerintah wajib menyiapkan fasilitas perpustakaan. Pasal 22, pengembangan perpustakaan kabupaten/kota/umum. Pasal 23, pengembangan perpustakaan sekolah, Pasal 24, pengembangan perpustakaan perguruan tinggi, Pasal 25, perpustakaan khusus seperti instansi, RS, dan lain-lain. Berlandasan undang-undang perpustakaan tersebut, Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang memiliki legitimasi mengatur perpustakaan dari pusat hingga daerah.
Reportase : Arwan Subakti

Perpustakaan Sebagai Sumber Informasi Ilmu Pengetahuan dan Sarana Edukasi

Salemba, Jakarta â€“ Â Perpustakaan Nasional melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perpusnas menggelar Penulisan Karya Ilmiah Populer secara daring. Diklat yang diselenggarakan secara daring ini, untuk meningkatkan kompetensi seluruh pegawai di lingkungan Perpustakaan Nasional.
â€œÃf you donâ€™t read you donâ€™t write, kalau kamu tidak membaca maka mustahil bisa menulis. Apa yang ditulis?Menulis buah buah pikiran atau mengutip. Ini menjadi awal untuk memastikan kualitas dan kompetensi pegawai Perpusnas akan meningkat,â€ kata Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando, pada pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Populer, Kamis (12/11).
Syarif menyampaikan, ke depan orang tidak akan lagi bisa dikenal dengan popularitas yang dia bangun karena pencitraannya, tetapi orang akan dicari siapa yang akan memberi solusi dari seluruh problematika yang dihadapi.
Pihaknya berkomitmen untuk memfasilitasi pegawai di Perpustakaan Nasional untuk menghasilkan karya tulis ilmiah. Bahkan, ditargetkan pada tahun 2021 sudah terhimpun 360 tulisan dari pustakawan yang nantinya akan dimuat di media massa tiap harinya.
â€œSaatnya Perpustakaan Nasional tidak hanya sebagai pelestari peradaban, penjaga peradaban, tetapi menjadi Perpustakaan Nasional menjadi pencipta peradaban baru,â€ lanjutnya.
Syarif menegaskan bahwa budaya baca di Indonesia sangat tinggi, ini dilihat dari perpustakaan bergerak yang ada, seperti kuda pustaka, angkot pustaka yang banyak diburu oleh masyarakat. Namun keterbatasan bahan bacaan yang menjadi permasalahannya.
â€œMenulis adalah sebuah kepuasan batin, kalau mau mengenal dunia bisa dengan membaca, sedangkan jika ingin dikenal dunia maka menulislah,â€ pesannya.
Sementara itu, Plt Kepala Pusdiklat, Yahyono mengatakan, diklat penulisan karya ilmiah diikuti sekitar 500 pegawai di lingkungan Perpustakaan Nasional, dimana setiap peserta nantinya harus menghasilkan satu tulisan. â€œTulisan ini dapat dimuat di berbagai media yang dimiliki Perpustakaan Nasional, dan akan diakomodir oleh Perpusnas Press,â€ jelasnya.
Diklat yang diselenggarakan pada 12-14 November 2020 ini, menghadirkan dua pemateri dari Universitas Negeri Jakarta, yakni Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum, Dr. Irsyad Ridho, M.Hum, serta pemateri dari Perpustakaan Nasional, Irhamni Ali, SS.,M.P.
Â 
Reporter : Wara Merdeka
Fotografer : Ahmad Kemal

Berita

-

Pencarian

Berita Lainnya

Kontingen Perpusnas Siap Berlaga di Pornas Kopri 2019

Budaya Literasi yang Kuat Ciptakan SDM Unggul

Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2023: Penerbit Berperan Dalam Penyediaan Koleksi Perpustakaan yang Berkualitas

Bantul Kembangkan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Lewat Perpustakaan Keliling

Perpustakaan Sebagai Sumber Informasi Ilmu Pengetahuan dan Sarana Edukasi

Kepala Perpusnas Dorong PNS di Perpustakaan Nasional Hasilkan Tulisan Ilmiah