Kulon Progo, Yogyakarta - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) selama kurang lebih empat tahun lalu, sejak 2014, bersama-sama pemerintah provinsi, kabupaten/kota gencar melakukan upaya menumbuhkan kegemaran membaca, salah satunya melalui Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca. Pada kesempatan kali ini, Kabupaten Kulon Progo menjadi salah satu lokasi penyelenggaraan Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca, Rabu, (6/3). Kegiatan yang berlangsung di Gedung Kaca, dihadiri sekitar 400 orang  dari para kepala sekolah, kepala desa, pelajar, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan pengelola perpustakaan sekolah dan desa.
Pustakawan Berkarya mewujudkan perpustakaan berbasis inklusi sosial, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah tema yang diusung Perpusnas di tahun 2019. Senafas dengan hal tersebut, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menyampaikan syarat yang harus dipenuhi agar bisa mencapai literasi tingkat internasional adalah dengan kesadaran menumbuhkan dan meningkatkan kegemaran membaca dari sumber-sumber bahan bacaan yang tersedia.
"Sekarang kita berada di era industri 4.0. Saatnya menguasai assembling ilmu pengetahuan," terang Muhammad Syarif. Kepala Perpusnas mencontohkan bagaimana metode pembelajaran di Korea melalui pertanyaan kepada siswa tentang sebuah handphone dimana untuk mendapatkan nilai seratus harus melalui serangkaian tahapan pertanyaan yang bertingkat sehingga para siswa paham betul cara membuat handphone yang berkualitas dan berdaya jual.
Menjawab tantangan global saat ini, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengingatkan kepada generasi muda untuk banyak membaca dan meningkatkan soft skill agar dapat bersaing di tingkat internasional. "Secara global kita banyak ditolak tenaga kerjanya karena kualitasnya masih rendah serta memiliki kecenderungan tidak tahu, cepat bosan, tidak bisa bekerja sama, kurang jujur, tidak memiliki integritas, tidak memiliki rasa humor, dan mundur tanpa berita," jelas Hasto.
Kemampuan membaca dan soft skill keduanya sangat penting dan tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, pendidikan karakter penting di Kabupaten Kulon Progo. Sebelum menjadi Bupati, Hasto yang berprofesi sebagai Dokter juga mempelajari face language dan body language yang didapatkan melalui buku di perpustakaan. Menurutnya mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan sangat bermanfaat dalam menangani berbagai permasalahan di lapangan dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Talkshow Safari di Kulon Progo juga menghadirkan nara sumber lain, seperti Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip D.I. Yogyakarta, Monika Nur Lastiyani, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kulon Progo, Agus Santosa, Kepala Perpustakaan Desa Sidodadi, R. Tri Haryono.
"Dengan membaca, ilmu akan bertambah dan kita akan mendapatkan banyak hal. Dengan banyak hal yang didapat, kita bisa melakukan banyak hal. Dengan melakukan banyak hal, kita bisa bermanfaat bagi orang sekitar. Saat kita bermanfaat bagi orang lain, itu artinya ibadah kita luar biasa," ucap Monika mengawali talkshow.
Sedangkan Agus Santosa menerangkan perpustakaan selain tempat menyimpan berbagai buku, juga sebagai tempat belajar dan berkegiatan apa saja yang ujungnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Perpustakaan Kulon Progo telah memfasilitasi perpustakaan dengan internet. Tujuannya, agar siapapun bisa mengakses internet dan membaca buku. Melalui internet, banyak ilmu yang didapat. Selain itu, pelibatan aktif masyarakat di perpustakaan serta perhatian dan kerjasama dengan berbagai pihak agar perpustakaan bisa maju dan menyejahterakan masyarakat turut diperlukan," papar Agus.
R. Tri Haryono yang juga penulis buku "Menuju Sukses Tata Kelola Perpustakaan Desa" memaparkan bahwa sebenarnya manusia mengalami pembelajaran sepanjang hayat sejak lahir karena memiliki insting untuk mengetahui tentang segala sesuatu. Ia juga berpesan kepada para pelajar untuk membekali diri dengan ilmu yang bermanfaat. Pascatalkshow, Kepala Perpusnas berkesempatan meninjau Perpustakaan Cendekia di SDN 4 Wates dan Perpustakaan Desa Hargorejo.
Reportase : Arwan Subakti