Frankfurt Book Fair Sebagai Sarana Memperkenalkan Peran Perpustakaan di Indonesia ke Seluruh Dunia

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Frankfurt Book Fair merupakan pameran buku terbesar di dunia yang digelar pada bulan Oktober setiap tahunnya. Pada Frankfurt Book Fair 2015, Indonesia menjadi tamu kehormatan (Guest of Honour). “Dengan ditampilkannya koleksi naskah kuno Indonesia dalam event tersebut, membuktikan bahwa Indonesia sudah literate sejak abad ke-12,” terang Kepala Direktorat Bahan Pustaka Lucya Dhamayanti saat kunjungan Vice President Busines Development Frankfurt Book Fair Claudia Keiser ke Perpustakaan Nasional, Jumat (16/3). Dengan adanya Guest of Honour ini, Frankfurt Book Fair diharapkan akan memiliki karakter yang berbeda setiap tahunnya. Negara yang menjadi Guest of Honour akan menjadi pusat perhatian para pengunjung maupun media. Program Guest of Honour pertama kali diselenggarakan sejak tahun 1976, hadir setiap dua tahun sekali, namun kemudian menjadi program tahunan sejak tahun 1988.

Lucya menceritakan dalam ajang tersebut, Perpustakaan Nasional juga mendapatkan kesempatan untuk berbicara mengenai pengembangan perpustakaan di Indonesia pada sesi Business Meeting. Selain itu, Frankfurt Book Fair merupakan sarana untuk memantau buku-buku tentang Indonesia yang terbit di luar negeri.  Claudia Keiser dalam kunjungannya menerangkan kepada Muhammad Syarif Bando bahwa Frankfurt Book Fair merupakan pameran buku terbesar di dunia yang diikuti sebanyak 7.000an peserta, 10.000an jurnalis dari 80an negara. “Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang mendapatkan kesempatan sebagai Guest of Honour pada acara Frankfurt Book Fair 2015 yang merupakan ajang dalam memperkenalkan kebudayaan bangsa Indonesia pada masyarakat Frankfurt maupun dunia,” terang Caludia. Selain itu Claudia juga mengajak Perpustakaan Nasional untuk kembali berpartisipasi dalam ajang Frankfurt Book Fair bersama dengan perpustakaan dari seluruh dunia.

Menyambut kunjungan Vice President Busines Development Frankfurt Book Fair tersebut, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad sangat tertarik agar Perpusnas berpartisipasi untuk memamerkan koleksi naskah Perpusnas yang telah masuk Memory of The World seperti Naskah Panji, Babad Diponegoro, La galigo dan lainnya yang menjadi ikon kebanggaan bangsa Indonesia. Menurut Syarif Perpustakaan Nasional dapat menjadi rujukan atas koleksi naskah yang layak ditampilkan pada pameran tersebut karena Perpusnas menghimpun seluruh koleksi tentang Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan mencatat terbitan yang ada di seluruh Indonesia. Syarif juga berharap dalam ajang Frankfurt Book Fair nantinya, dapat menjelaskan kepada dunia bahwa Indonesia merupakan satu-satunya negara yang mempunyai legitimasi mengurus perpustakaan dari pusat hingga ke daerah sehingga ada upaya nyata dari pemerintah untuk mengembangkan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca. Menimpali Kaperpusnas, Claudia mengatakan perpustakaan memiliki peran penting dalam penyebaran informasi dan saat ini Frankfurt Book Fair mengakomodasi negara-negara di Asia Tenggara untuk berbicara mengenai pengembangan perpustakaan dan pembudayaan membaca di masing-masing negara.

 

Reportase : Arwan Subakti

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung