Hidup Mandiri Berkat Perpustakaan

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Surabaya, Jawa Timur - Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial manfaatnya telah dirasakan oleh sejumlah masyarakat.

Salah satunya, Hasmawati warga Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara. Hasna yang merupakan orang tua tunggal mengaku sangat terbantu dengan adanya program tersebut.

Hasmawati berkisah, hidup yang sebelumnya berkecukupan dengan mengandalkan penghasilan suami membuatnya harus mandiri menghidupi sang buah hati. Untuk itu, dirinya bergabung menjadi relawan di Rumah Belajar sebagai pengajar Calistung (Baca, Tulis, Hitung).

"Saya punya teman yang memiliki Rumah Belajar. Karena saat ini saya single parent tentu saja harus bekerja sendiri untuk menghidupi anak saya. Untuk itu saya ikut bergabung menjadi relawan di sana," ungkap Hasmawati dalam Talkshow Interaktif dengan tema "Adaptasi Perpustakaan untuk Memperkuat Literasi Masyarakat dalam Perubahan Global" pada Peer Learning Meeting Nasional (PLM) Tahun 2022 hari ke-2, Selasa (6/12/2022).

Karena mengajar untuk anak-anak tidak mampu, maka penghasilannya pun tidak menentu. Hal ini membuat dirinya berpikir untuk melakukan sesuatu agar mendapat penghasilan tambahan.

Lebih lanjut Hasmawati menceritakan, ketika ada pelatihan kuliner ekonomis yang diadakan Perpustakaan Kota Tarakan, dirinya bersemangat untuk ikut serta. Dan ternyata dari pelatihan tersebut menjadi awal perubahan hidupnya.

"Di perpustakaan saya dilatih membuat olahan makanan dari bahan tepung. Tidak hanya itu, saya juga mendapat pelatihan cara promosi yang baik, foto produk agar menarik konsumen hingga cara pengemasan dan cara menghitung modal. Ilmu itu saya dapatkan dari perpustakaan," jelas perempuan yang juga pernah mencoba menjadi sopir ojek online.

Hasmawati mengaku, saat ini perubahan ekonomi telah ia rasakan. Dengan berjualan makanan dia mampu hidup mandiri dan membiayai sekolah anak.

"Saya berharap agar seluruh perpustakaan yang ada di Indonesia dapat memfasilitasi kegiatan ini sehingga banyak masyarakat yang merasakan manfaat dari kegiatan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial," harapnya.

Di sisi lain,  Penggerak Literasi Kota Sukabumi, Yusmeli berbagi cerita mengenai pengalamannya menjadi fasilitator program Transformasi Berbasis Inklusi Sosial di Kelurahan Cisarua Kota Sukabumi. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2017.

Yusmeli mengaku, dalam menjalankan program tersebut pihaknya menggali informasi terlebih dahulu terkait kebutuhan masyarakat. Setelah itu, melakukan kegiatan secara langsung dan mengajak mitra untuk berkolaborasi.

"Di wilayah ini mayoritas masyarakatnya pelaku UMKM, lebih banyak ke sektor perdagangan. Maka, kami pun melakukan pelatihan yang berkaitan dengan UMKM, mulai dari pelatihan pengemasan, foto produk, hingga membantu mendaftarkan legalitas produk," jelas Yusmeli.

Pandemi yang melanda pada tiga tahun terakhir ini, lanjut Yusmeli, dampaknya sangat berpengaruh pada perekonomian masyarakat setempat. Banyak warga yang bekerja di pabrik terkena PHK.

 

Tentu saja ini berdampak juga pada banyaknya anak-anak yang putus sekolah. Hal ini membuatnya bekerjasama dengan mitra membuat kelompok belajar.

"Kami pun mengajak UMKM untuk terus berkegiatan di masyarakat, mengikutsertakan mereka dalam bazar. Alhamdulillah ini menjadi salah satu jalan baggi UMKM untuk memasarkan produknya," lanjut Yusmeli.

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Nani Suryani menjelaskan, Peer Learning Meeting Nasional ini merupakan upaya bersama untuk menunjukkan eksistensi dan peran strategis perpustakaan dalam meningkatkan literasi untuk kesejahteraan masyarakat.

"Kegiatan ini adalah wadah kita semua untuk bergerak secara kolaboratif dan terus membangun sinergi untuk mewujudkan penguatan literasi yang berkelanjutan yang memiliki tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ungkapnya.

Dirinya berharap program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial ini dapat diadopsi di seluruh wilayah Indonesia.

Di hari ke-2 Kegiatan Peer Learning Meeting Nasional Tahun 2022 juga dilaksanakan Kelas Berbagi yang disleenggarakan di 10 kelas dengan 10 topik berbeda.

Reportase: Wara Merdeka

Fotografer: Basma Sartika

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung