Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Mengantisipasi bonus demografi yang akan menguntungkan bangsa Indonesia di tahun 2045, dimana komposisi usia produktif berada pada angka 64% dibanding usia non produktif, maka budaya kegemaran membaca bagi anak-anak sejak dini menjadi amat penting dan strategis. Peran keluarga, masyarakat dan satuan pendidikan harus dilibatkan secara bergotong royong, salah satunya melalui peran Dharma Wanita. Dharma Wanita merupakan sebuah organisasi yang beranggotakan istri Pegawai Negeri Sipil (PNS), termasuk istri pensiunan dan janda PNS, dan memiliki peran penting sebagai role model bagi keluarga serta masyarakat dalam mendorong anak-anak untuk gemar membaca.
Menurut data BPS Tahun 2019, penduduk laki-laki Indonesia berjumlah 135.337.000 jiwa dan penduduk perempuan Indonesia berjumlah 134.266.400 jiwa. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk perempuan yang kelak menjadi seorang Ibu dapat berperan dalam mewujudkan pembangunan sumber daya manusia Indonesia melalui penguatan budaya literasi, terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini yang telah banyak mengubah cara semua orang dalam bertindak.
“Pandemi ini berdampak pada semua aspek kehidupan, tak terkecuali pendidikan yang beralih menjadi pembelajaran jarak jauh atau Study From Home (SFH). Perpustakaan Nasional dalam hal ini sangat siap untuk merespon dan melayani semua untuk keperluan SFH,†ujar Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando, saat memberikan sambutan pada kegiatan webinar dengan tema “Peran Ibu dalam Pendidikan dan Peningkatan Kegemaran Membaca Keluarga di Masa Pandemi Covid-19†secara daring, Senin (21/12/2020).
Pada kesempatan yang sama, bertindak sebagai Keynote Speaker yakni Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan, Erni Guntardi Thahjo Kumolo, menyampaikan bahwa tujuan utama dari pendirian Dharma Wanita adalah meningkatkan kualitas sumber daya anggota keluarga PNS untuk mencapai kesejahteraan nasional. Selain itu, Dharma Wanita juga memiliki Panca Dharma Wanita yang salah satunya adalah tentang peran “Wanita sebagai Penerus Keturunan dan Pendidik Anakâ€. Dengan demikian sangat jelas bahwa Ibu menjalankan peran sebagai salah satu ujung tombak bangsa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Ibu menjadi tokoh sentral dalam kehidupan terutama pada masa pandemi Covid-19. Perubahan model pembelajaran menjadi SFH, menuntut siswa untuk dapat dengan mandiri belajar dari rumah dan tanpa pengawasan yang baik, tentu pembelajaran tersebut tidak akan berjalan dengan efektif. Untuk itulah, peran seorang Ibu sangat besar dalam memberikan pendidikan terhadap anaknya,†ungkap Erni.
Sejalan dengan penjelasan tersebut, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaitunah Subhan, memaparkan bahwa Ibu adalah sosok wanita pertama yang dikenal oleh anak dan berbagi tugas dengan Ayah untuk mengasuh, merawat, mendidik, serta membesarkan anak-anaknya bersama. Ibu yang keberadaannya lebih banyak berada di rumah, pada masa pandemi Covid-19 ini dituntut untuk lebih kreatif dalam membuat aktifitas yang berkualitas.
“Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan selama #dirumahaja antara lain membaca. Kegiatan membaca harus dimulai sejak dini untuk membentuk minat baca dan menanamkan kebiasaan mengeksplorasi buku, jadi tidak hanya buku sekolah. Dengan demikian, membaca diharapkan dapat menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan,†tutur Zaitunah.
Merespon hal tersebut, guna mendukung peran orangtua terutama Ibu sebagai pendidik, Kepala Perpustakaan Nasional RI menjelaskan bahwa Perpustakaan Nasional RI juga menyediakan bahan bacaan berbasis digital diantaranya iPusnas, e-Resources, dan Khastara. iPusnas menyediakan 56.640 judul buku elektronik dengan 673.312 eksemplar dari 300 penerbit. e-Resources menyediakan tiga milyar judul koleksi digital meliputi artikel, jurnal, e-book, jurnal dan karya-karya referensi lainnya. Khastara menyediakan satu juta digital manuskrip pustaka-pustaka kearifan lokal seperti naskah kuo, buku langka, peta, foto, gambar, dan lukisan. Ketiga layanan digital dari Perpustakaan Nasional RI ini bisa diakses secara online dimana saja dan kapan saja.
Reporter: Basma Sartika
Fotografer: Ahmad Kemal Nasution
Â