Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Sebanyak 10.000 koleksi buku milik Salim Said akan dihibahkan ke Perpustakaan Nasional RI. Hal ini dilakukannya sebagai upaya penyelamatan koleksi buku sekaligus agar dapat dimanfaatkan oleh pemustaka di Perpusnas RI. Demikian disampaikan pada saat penandatanganan perjanjian hibah koleksi antara Prof. Dr. Salim Haji Said, MA, MAIA dengan Perpustakaan Nasional RI, Senin (21/10).
Salim Said menjelaskan dirinya memutuskan untuk menghibahkan koleksi buku karena melihat pengalaman dari rekannya yang setelah meninggal banyak buku bertebaran tidak terurus. â€œSaya melihat koleksi buku teman saya yang tidak terawat setelah dia meninggal. Maka dari itu, untuk menyelamatkan koleksi buku, saya memilih menghibahkannya ke Perpustakaan Nasional,â€ jelasnya.
Mantan Duta Besar RI untuk Republik Ceko ini mengatakan, koleksi buku yang dimilikinya beragam, seperti buku sastra, politik hingga militer. Buku-buku ini dikumpulkannya sejak SMA hingga saat ini.
â€œBisa dibilang, koleksi buku ini merupakan rangkaian riwayat hidup saya, koleksi buku pertama adalah buku tentang sastra yang saat ini saya simpan dengan baik, lalu saat kuliah saya mengambil jurusan psikologi, banyak buku tentang psikologi dan sosiologi. Ketika menjadi wartawan selalu menyisihkan uang saku untuk membeli buku. Bahkan saat menjadi Dubes pun demikian,â€ kenangnya.
Dengan dihibahkanya koleksi buku ke Perpustakaan Nasional RI, Salim Said berharap agar koleksi bukunya tetap terjaga dan terawat. â€œSaya tidak ingin perjuangan saya membeli buku ini menjadi sia-sia. Maka dari itu, saya pilih Perpustakaan Nasional untuk menyelamatkannya. Â Jadi siapa saja yang membutuhkan buku saya, bisa membacanya di Perpustakaan Nasional,â€ tuturnya.
Sementara itu, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando mengapresiasi yang dilakukanÂ  Salim Said dengan menghibahkan koleksi bukunya ke Perpustakaan Nasional. Â â€œHal yang sangat luar biasa memberikan catatan sejarah perjalanan, dimana perpustakaan bisa menghimpun berbagai koleksi dari orang-orang besar maupun limuwan,â€ tuturnya.
Dikatakan, buku koleksi ini akan disimpan sebagaimana mestinya. Rencananya akan ada tempat khusus yang menyimpan koleksi dari Salim Said. â€œSelain itu, kami pun berharap buku koleksi dari Prof Salim ini maupun buku tulisan beliau bisa didigitalkan,â€ lanjutnya.
Â 
Reportase : Wara Merdekawati
Fotografer : Raden Raditya
Â 
Â

Menyelamatkan Koleksi Buku Melalui Perpustakaan Nasional

Lubang Buaya, Jakarta Timur - Guna melihat secara langsung praktik baik dari program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), para peserta Program Berbagi Pengetahuan tentang TPBIS melakukan kunjungan ke perpustakaan Mutiara Rawa, Binong Kelurahan Lubang Buaya Jakarta Timur.
 
Dalam kegiatan 'Site Visit Knowledge Sharing' Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus (PPUK) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Nani Suryani menyampaikan kehadiran delegasi Colombo Plan dalam mendukung perubahan positif melalui pengembangan perpustakaan yang inklusif.
 
"Hari ini, kita akan menjalani kegiatan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide terbaik terkait transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial," ungkapnya pada Kamis (16/11/2023).
 
Lebih lanjut dijelaskan, dalam kegiatan ini hadir delegasi dari berbagai negara yang tergabung dalam Colombo Plan, seperti Laos, Malaysia, Myanmar, Vietnam, Nepal, dan Sri Lanka. Para peserta ini hadir untuk belajar dan berbagi pengalaman mengenai program TPBIS yang telah dijalankan di Indonesia sejak tahun 2018.
 
"Sama-sama kita belajar, saling menggali, memotret perkembangan, dan berbagi ide-ide terbaik. Semoga apa yang didapatkan dari pertukaran pengalaman ini dapat diimplementasikan dan dikembangkan di negara masing-masing," ujarnya.
 
Acara ini, lanjutnya, diharapkan dapat membawa positif bagi semua pihak dan mendorong keberlanjutan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Sosial di seluruh Indonesia. "Dengan semangat kolaborasi dan komitmen tinggi, diharapkan perpustakaan dapat menjadi wadah inklusi yang memberdayakan masyarakat secara luas," lanjutnya.
 
Sementara itu, Wakil Walikota Administrasi Jakarta Timur Iin Mutmainnah menyampaikan apresiasi atas kegiatan visitasi ini dan menyambut baik inisiatif Colombo Plan dalam melibatkan masyarakat Jakarta Timur dalam program Berbagi Pengetahuan tentang TPBIS.
 
Program ini, lanjutnya,&nbsp; bertujuan untuk membangun karakter, membangun bangsa, serta membangun visi dan misi bersama. "Pemerintah tidak bisa sendirian. Kita harus bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat. Keberadaan teman-teman delegasi Colombo Plan menguatkan semangat kita bahwa persaudaraan ini sangat dekat, dan kita masih bisa melakukan hal-hal bersama-sama," ungkapnya. 
 
Dia menjelaskan, Perpustakaan Kelurahan Lubang Buaya yang menjadi tempat visitasi merupakan salah satu dari 68 RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) di Jakarta Timur. Ini merupakan bagian dari program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang dilaksanakan di tiga kelurahan di Jakarta Timur. Diantaranya, Kelurahan Lubang Buaya, Cipayung dan Bambu Apus.
 
Wakil Walikota berharap program visitasi ini dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat Jakarta Timur dalam meningkatkan literasi dan memanfaatkan perpustakaan sebagai pusat pembelajaran bagi semua kalangan.
 
"Semangat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak eksternal seperti Colombo Plan diharapkan dapat terus memajukan pembangunan karakter dan literasi di wilayah ini," harapnya. 
 
Pada kunjungan tersebut, para peserta dapat melihat berbagai produk-produk yang sudah dihasilkan dari hasil implementasi TPBIS. Selain itu juga meninjau fasilitas yang ada di perpustakaan, seperti ruang baca, komputer, buku dan fasilitas internet. Para peserta juga mendengarkan secara langsung testimoni penerima manfaat program TPBIS.
 
Reportase: Wara Merdeka
 
Dokumentasi: Ahmad Kemal Nasution

Delegasi Colombo Plan Kunjungi Perpustakaan Kelurahan Lubang Buaya 

Salemba, Jakarta- Memulai tahun 2022, sebanyak 3 (tiga) pejabat pengawas di lingkungan Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) dilantik pada Senin, (10/01/2022). Ketiganya dilantik setelah sebelumnya menduduki jabatan yang sama di unit kerja yang berbeda.
Ketiga pejabat pengawas tersebut yaitu
<ol>
<li>Adi Cahyadi dilantik sebagai Kepala Subbagian Tata Usaha Inspektorat, sebelumnya Kepala Subbagian Rumah Tangga dan Layanan Pengadaan;</li>
<li>Nofalita dilantik sebagai Kepala Subbagian Rumah Tangga dan Layanan Pengadaan, sebelumnya Kepala Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan; dan</li>
<li>Agum Gumelar dilantik sebagai Kepala Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, sebelumnya Kepala Subbagian Tata Usaha Inspektorat.</li>
</ol>
Sekretaris Utama Perpusnas, Woro Titi Haryanti yang melantik ketiga pejabat tersebut mengatakan tujuan dari adanya mutasi dan penempatan pejabat di unit kerja yang baru dilakukan dengan tujuan penyegaran, pembenahan, pemantapan dan peningkatan kapasitas pola pembinaan karier pegawai.
Selain itu juga untuk menghindari potensi stagnasi dan kesenjangan operasional dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan terhadap pelayanan publik agar tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Woro berpesan seluruh pejabat pengawas tersebut dapat senantiasa menjaga dan mempertahankan integritas, loyalitas, disiplin dan komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab. Serta bersifat sensitif dan responsif terhadap tantangan dan permasalahan baru yang timbul baik di dalam maupun di luar organisasi. Selain itu juga harus mempunyai kemampuan untuk mengombinasikan berbagai sumber dan memanfaatkan sumber daya secara optimal sehingga dapat menghasilkan produktivitas kerja secara maksimal.
â€œRotasi jabatan merupakan hal yang biasa. Rotasi pejabat pengawas terutama ketatausahaan dan layanan rumah tangga di lingkungan Perpustakaan Nasional diharapkan dapat membuta organisasi bergerak lebih dinamis dan responsif, lebih efisien dan efektif, serta cepat tanggap dan tepat dalam memberikan dukungan manajemen pembangunan bidang perpustakaan,â€ ungkap Woro dalam sambutannya.
Woro menambahkan, jabatan yang diamanatkan tersebut selain merupakan kepercayaan juga sebuah tantangan dan ujian yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
â€œTingkatkanlah kapasitas Saudara pada setiap waktu dan kesempatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas kinerja. Saya minta kepada Saudara-saudara untuk tidak berlama-lama dalam menyesuaikan tugas di tempat yang baru. Sesuai dengan tuntutan organisasi, maka Saudara-saudara harus cepat memahami dan melaksanakan tugas sesuai dengan tantangan yang dihadapi,â€ harapnya.
Lebih lanjut Woro menuturkan bahwa evaluasi jabatan secara periodik di setiap jenjang jabatan juga perlu dilakukan sebagai bagian dari proses manajemen. Hal tersebut erat kaitannya dengan upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perpusnas.
Â 
Reporter: Eka Purniawati
Fotografer: Ahmad Kemal

Tingkatkan Pola Pembinaan Karir Pegawai, Sekretaris Utama Perpusnas Lantik 3 Pejabat Pengawas

Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Sistem merit adalah sebuah kebijakan dan manajemen yg berdasarkan pada tiga faktor yakni kualifikasi, kompetensi dan kinerja yg diberlakukan secara adil dan wajar dgn tanpa diskriminasi. Hal tersebut disampaikan oleh anggota KASN (Komisi Aparatur Sipil Negara), Mustari Irawan, saat memberikan paparan di ruang teater lantai 2, Gedung Layanan Perpustakaan Nasional, Senin (3/2).
"ASN sangat menentukan kualitas dari birokrasi instansi, maka dari itu sesuai dengan salah satu fungsinya KASN melakukan pengawasan terhadap nilai dasar, kode etik dan kode perilaku termasuk netralitas ASN," jelasnya.
Dalam menanggapi hal itu, terutama mengenai netralitas ASN, Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando, menghimbau kepada 300 PNS baru Perpustakaan Nasional untuk lebih berhati-hati dalam memposting berita di media sosial. "ASN harus netral. Untuk itu, ASN yang salah terhadap aturan bisa dikenakan sanksi," ungkapnya.
KASN adalah lembaga pemerintah non struktural yang memiliki fungsi penting dan strategis tentang bagaimana menjaga seluruh ASN yang ada di Indonesia. Karena yang menjadi roda penggerak birokrasi adalah ASN, maka dari itu diharapkan semakin kuat rodanya maka akan semakin kuat pula Indonesia.
 Reporter: Basma Sartika
Fotografer: Raden Radityo
Â

Mustari Irawan : Bersama Membangun Meritokrasi

Â 
Medan Merdeka Selatan, Jakarta â€“ Perpustakaan Nasional menggandeng Bappenas menyelenggarakan webinar bertema â€œIntegrasi Penguatan Sisi Hulu dan Hilir Budaya Literasi dalam Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosialâ€. Acara yang disiarkan secara langsung oleh Elshinta Radio Network dan channel Youtube Perpustakaan Nasional RI pada Selasa (20/04) menghadirkan narasumber Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando dan Deputi Pembangunan Manusia Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas, Subandi Sardjoko.
Dalam kesempatan tersebut, Syarif Bando menyatakan bahwa kemampuan mengenal huruf, kemampuan mengenal kata, kemampuan mengenal kalimat, kemampuan menyatakan hubungan sebab akibat, dan kemampuan menyatakan pendapat sebenarnya adalah literasi yang paling fundamental dan sudah ditunaikan oleh Presiden Soekarno pada masa awal kemerdekaan.
Sejalan dengan visi dari Presiden Joko Widodo tentang peningkatan kualitas SDM, yang mengharapkan masyarakat mampu untuk menciptakan barang dan jasa untuk meningkatkan kesejahteraan, Perpusnas juga memiliki program berbasis inklusi sosial.
â€œKita dengan program transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi itu, untuk membuktikan bahwa masyarakat termarjinalkan bisa menghasilkan usaha, home industry dengan latar belakang pendidikan yang juga terbatasâ€, jelas Syarif Bando.
Dalam konteks pemulihan ekonomi, Bappenas berupaya mengintegrasikan sisi hulu dan hilir literasi, seperti yang dipaparkan oleh Subandi bahwa rencana pembangunan jangka menengah 2020 â€“ 2024 menempatkan literasi, kreativitas, dan inovasi sebagai salah satu pilar penting dalam mewujudkan Indonesia maju dan berdaya saing.
Ada empat kebijakan terobosan yang disampaikan oleh Subandi Sardjoko untuk pembangunan literasi. Pertama, transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan berbasis literasi, di mana perpustakaan bukan hanya sebagai deposit buku tapi sebagai sumber informasi. Kedua, kebijakan DAK (Dana Alokasi Khusus) untuk meningkatkan kualitas perpustakaan umum di kabupaten dan kota agar bisa menjadi modal dasar untuk literasi. Ketiga, mendorong pemanfaatan dana desa yang dianggarkan setiap tahun, sebagai upaya mendayagunakan masyarakat sesuai kemampuan sumber daya di desa tersebut. Keempat, perluasan kegiatan pembudayaan gemar membaca di daerah.
Yang tidak kalah penting, peran pustakawan sebagai penggerak literasi juga disoroti oleh Bappenas.
Â â€œPustakawan sekarang tidak boleh disamakan dengan zaman menata buku, memberi kode buku, kemudian bagaimana meminjamkan, mengembalikan buku. Sekarang tidak seperti itu, sekarang harus aktif dan tentunya bekerja sama dengan kader, penyuluh lapangan, dinas â€“ dinas terkait, agar bahan bacaan sesuai dengan kondisi di sekitarâ€, ujar Subandi.
Â 
Reportase: Anastasia Linawati
Fotografer: Ahmad Kemal Nasution
Â 
Â

Integrasi Penguatan Budaya Literasi untuk Indonesia Maju  Â 

Salemba, Jakarta â€“ Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando melakukan kunjungan kerja dalam rangka memperkenalkan Pojok Baca Digital (Pocadi) ke Kementerian Sosial RI pada Selasa, (9/2) diterima oleh Menteri Sosial RI Tri Rismaharini di ruang kerjanya. Turut serta dalam kunjungan tersebut yaitu Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Deni Kurniadi, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Upriyadi, Kepala Subbag Tata Usaha Pimpinan, Kearsipan dan Protokol Dewi Kartikasari, Koordinator Pengembangan Perpustakaan Umum Nurhadisaputra.
Sebagaimana diatur dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Pmerintah Daerah dimana perpustakaan ditetapkan sebagai urusan wajib non pelayanan dasar untuk menyediakan layanan yang sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta kebutuhan masyarakat. Pengembangan layanan perpustakaan harus memperhatikan berbagai aspek salah satunya layanan perpustakaan.
Perpustakaan Nasional yang mempunyai tugas pemerintahan di bidang Perpustakaan terus mengembangkan inovasi layanan perpustakaan, salah satunya dengan mengembangkan layanan ekstensi berupa Pojok Baca Digital (Pocadi). â€œProgram bantuan Pocadi merupakan salah satu kegiatan prioritas nasional di bidang perpustakaan. Pocadi adalah sebuah konsep tempat membaca yang menyediakan koleksi buku cetak, buku digital (ebook) dan bahan bacaan lainnya,â€ tutur Syarif.
Kepala Perpusnas juga berpandangan buku-buku ilmu terapan dapat didistribusikan kepada masyarakat penerima bantuan sosial untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. â€œKami sangat ingin kelompok marjinal harus bisa bangkit diatas kaki sendiri melalui buku-buku ilmu terapan,â€ tambah syarif.
Menteri Sosial Risma sangat mendukung program kerjasama antara Kementerian Sosial dan Perpustakaan Nasional melalui program penerima bermanfaat berbasis inklusi sosial. â€œSaya berharap buku-bukunya berisi teknologi sederhana yang dapat dipelajari. Saya siap akan support dan bantu untuk pemberdayaan daerah-daerah,â€ pinta Risma.
Â 
Reporter: Arwan Subakti

Kunjungan Kerja Kepala Perpusnas ke Kementerian Sosial RI

Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Perpustakaan Kabupaten Enrekang pada tahun 2019 berhasil mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) untuk menu pembangunan gedung perpustakaan dengan jumlah sebesar 10 miliar rupiah. Progres pembangunan fisik gedung perpustakaan ini sudah sejauh 80% dan untuk melengkapi gedung tersebut dibutuhkan faktor pendukung sarana dan prasarana lainnya. Hal inilah yang mendasari rombongan Komisi III DPRD Kab. Enrekang melakukan kunjungan kerja ke Gedung Layanan Perpusnas yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (19/4/2021).
Dipimpin oleh Ketua Komisi III DPRD Kab. Enrekang, Rahmat, rombongan diterima langsung oleh Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, di Ruang Rapat Pimpinan yang berada di lantai 5. Membuka sambutan, Rahmat, mengatakan bahwa maksud dan tujuan kedatangannya adalah untuk mendapatkan informasi terkait Rancangan Peraturan Daerah tentang Perpustakaan dan kelanjutan pembangunan gedung perpustakaan di Kab. Enrekang.
â€œTujuan kedatangan kami kemari adalah ingin menggodok peraturan daerah tentang perpustakaan agar ke depannya produk yang dihasilkan bisa bermanfaat bagi masyakarat Kab. Enrekang. Kami juga membutuhkan pencerahan perihal kebutuhan sarana dan prasarana untuk melengkapi gedung perpustakaan yang sedang dalam proses pembangunan,â€ ujar Rahmat.
Menanggapi hal tersebut, Syarif Bando, menjelaskan literasi merupakan pengukuran tingkat kedalaman pengetahuan seseorang terhadap satu subjek pengetahuan. Selain itu, dia juga mengemukakan bahwa saat ini kegemaran membaca tidak lagi dimaknai dengan lamanya durasi seseorang saat membaca, melainkan seberapa jauh pengetahuan yang didapat orang tersebut dari membaca.
â€œLiterasi harus dimasukkan ke dalam perda tentang perpustakaan karena perda ini lah yang paling menentukan. Banyak orang yang akan menerima manfaat saat perda ini lahir,â€ tegasnya.
Lebih lanjut, Syarif Bando menambahkan untuk kelengkapan gedung perpustakaan, Kab. Enrekang bisa melakukan pengajuan menu DAK baru.
Reporter: Basma Sartika
Fotografer: Ahmad Kemal Nasution

Berita

Kab. Enrekang Bangun Minat Baca Masyarakat untuk Memajukan Peradaban Daerah

Pencarian

Berita Lainnya

Menyelamatkan Koleksi Buku Melalui Perpustakaan Nasional

Delegasi Colombo Plan Kunjungi Perpustakaan Kelurahan Lubang Buaya

Tingkatkan Pola Pembinaan Karir Pegawai, Sekretaris Utama Perpusnas Lantik 3 Pejabat Pengawas

Mustari Irawan : Bersama Membangun Meritokrasi

Integrasi Penguatan Budaya Literasi untuk Indonesia Maju Â

Kunjungan Kerja Kepala Perpusnas ke Kementerian Sosial RI