Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando melantik Titiek Kismiyati dan Mukhtar Dolle sebagai Pustakawan Ahli Utama di lingkungan Perpusnas. Pelantikan diselenggarakan di Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas, Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pada Senin (17/9).
Sebelumnya, Titiek Kismiyati menjabat Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpusnas sementara Mukhtar Dolle bertugas di UPT Perpustakaan Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan. Dalam sambutannya, Syarif Bando mengucapkan terima kasih atas pengabdian Titiek Kismiyati selama bertugas menjadi pejabat struktural di lingkungan Perpusnas. Sementara kehadiran Mukhtar Dolle di Perpusnas, yang sebelumnya bertugas di perguruan tinggi, disebut sebagai momentum bagi Perpusnas. Dan ini diharapkan menjadi langkah awal penugasan pejabat fungsional pustakawan untuk bertugas di institusi lain.
“Suatu peristiwa yang baru, seorang pustakawan dari perguruan tinggi ingin mengembangkan, memajukan kariernya di Perpustakaan Nasional karena sedikit kendala sebelumnya jadi kita membuka ruang. Tetapi saya berharap ini adalah suatu momentum yang sangat baik untuk kita memastikan bahwa; Perpustakaan Nasional merupakan salah satu institusi yang diberi mandat untuk mengembangkan sebagai pembina perpustakaan di Indonesia. Oleh karena itu merupakan suatu hal yang sangat biasa, lumrah, jika terjadi perputaran pustakawan utama di tingkat nasional, perguruan tinggi, atau sebaliknya, ke mana saja,†jelas Syarif Bando.
Ke depannya, tugas besar menanti Titiek Kismiyati dan Mukhtar Dolle dalam pengembangan perpustakan dan kepustakawanan di Indonesia. Syarif Bando menegaskan pustakawan ahli utama berada di bawah komando Kepala Perpusnas. Pejabat yang dilantik didorong agar mampu merumuskan ide dan gagasan strategi nasional mengenai pengembangan perpustakaan di Indonesia. Pejabat fungsional pustakawan utama diharapkan bekerja secara mandiri namun tetap berkoordinasi dengan pejabat struktural sehingga Perpusnas bisa menjadi institusi yang mampu menjawab persoalan yang berkembang di masyarakat seperti masalah kekurangan buku, rendahnya kegemaran membaca, kesenjangan antara pusat dan daerah, serta keluhan dari penerbit dan penulis.
“Sekali lagi, saya mengingatkan para pustakawan utama untuk mengambil peran dengan gagasan merumuskan konsep strategi nasional untuk mengembangkan perpustakaan sebagaimana diatur dalam Permenpan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya,†urainya.
Selain itu, pustakawan utama yang dilantik diminta agar menyusun daftar permasalahan dan strategi yang harus dilakukan untuk menjawab masalah tersebut. Syarif Bando menyebut salah satu tantangan yang harus dijawab Perpusnas adalah mengenai ketersediaan buku. Buku yang beredar di masyarakat seharusnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Menjelang tahun 2019, pustakawan ahli utama diharapkan bisa menggelar pertemuan regional yang dihadiri seluruh pemangku kepentingan untuk menjawab permasalahan terkait kegemaran membaca dan perpustakaan.
Reportase: Hanna Meinita
Â