Jakarta,- Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando mengatakan alumni perguruan tinggi harus bisa mendampingi masyarakat yang belum sejahtera untuk dapat keluar dari problematika yang dihadapi.
Dirinya mengungkapkan Indonesia segera mengubah institusi pendidikannya dan seluruh peserta didiknya dianjurkan menghasilkan buku-buku ilmu terapan, tidak hanya terbatas pada menulis skripsi maupun tesis saja sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat.
“Sepertinya kita ditantang untuk persiapkan jutaan buku ilmu terapan yang kita akan sebarkan ke masyarakat desa dan kita dampingi mereka agar mereka bisa mengelola potensi sumber daya alam dan inilah yang mungkin akan mengubah paradigma perguruan tinggi bahwa alumni perguruan tinggi tidak lagi mencari pekerjaan setelah wisuda tapi menciptakan lapangan kerja bersama dengan masyarakat dengan potensi sumber daya alam yang melimpah,†imbuhnya.
Lebih lanjut Syarif Bando menjelaskan bahwa berkaitan dengan peran perpustakaan perguruan tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan sudah sesuai dengan regulasi yang sudah disampaikan oleh Menteri Pendidikan di mana setiap alumni perguruan tinggi paling lama 6 bulan sudah harus menciptakan lapangan kerja atau terserap di lapangan kerja.
“Saya kira kita semua tahu bahwa parameter daripada perguruan tinggi yaitu menciptakan SDM yang kompetisinya bertaraf dunia. Karena itu alumni perguruan tinggi harus memiliki kemampuan bertaraf Internasional dan juga harus menjadi sosok yang bisa menciptakan lapangan kerja sesuai dengan keahliannya,†tegas Syarif.
Di sisi yang sama, peningkatan transformasi perpustakaan perguruan tinggi dengan berbagai aspek di dalamnya sangat besar manfaatnya untuk membuka wawasan dan memahami tantangan apa saja yang tengah dihadapi Bangsa Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian pada Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Teuku Faisal Fathani, Kamis (17/2/2022).
Dalam FGD Pengabdian Kepada Masyarakat Melalui Transformasi Perpustakaan Perguruan Tinggi untuk Kesejahteraan yang digelar Perpustakaan Nasional secara daring tersebut Faisal menyebut beberapa yang menjadi tantangan bangsa Indonesia saat ini yakni mulai dari demokratisasi, kesenjangan, hingga ketergantungan import.Â
Bahkan Faisal menyebutkan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia masih di bawah rata-rata Global yaitu berada di peringkat 107 dari 189 negara dan indeks daya berada di peringkat 40 dari 140 negara.
“Ada satu harapan bagi perguruan tinggi di mana perguruan tinggi menjadi mata air bagi pembangunan bangsa. Bagaimana mata air ini bisa terus menghasilkan air yang bersih, yang bisa dikonsumsi dengan baik ya oleh seluruh elemen bangsa ya tentunya melalui wadah perpustakaan yang kita kenal saat ini sangat dibutuhkan dan harus bertransformasi mengikuti perkembangan zaman,†imbuhnya.
Transformasi perpustakaan di perguruan tinggi di Indonesia sendiri menurut Faisal menjadi salah satu upaya transformasi digital di lingkungan pendidikan sebagai bagian 5 prioritas riset dan pengabdian masyarakat di lingkungan pendidikan tinggi.
Faisal menambahkan, di beberapa tahun terakhir ini dalam menyiapkan sumber daya manusia yang unggul tantangan lainnya adalah menyiapkan keterampilan dan kompetensi baru yang lebih adaptif hingga pada literasi digital.
“Kita bisa melihat digital literasi itu adalah salah satu tujuan yang mau kita capai kalau kita ingin membentuk sumber daya manusia yang berdaya saing. Saya selalu menekankan bahwa pendidikan itu kompleks dan salah satu yang juga menjadi penopang utama adalah literasi dari transformasi perpustakaan di perguruan tinggi,†pungkasnya.
Â
Reporter/Foto: Eka Purniawati