Kepala Perpustakaan Negara Malaysia Kagumi Transformasi Mutakhir Layanan Perpusnas

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Merdeka Selatan, Jakarta – Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando beserta jajaran menerima kunjungan dari delegasi Perpustakaan Negara Malaysia dan Persatuan Pustakawan Malaysia yang dipimpin oleh Dato’ Nafisah Binti Ahmad di Jakarta, Kamis (1/2). Kunjungan ini bermanfaat untuk saling berbagi pengalaman dan cerita mengenai kemajuan dan pencapaian dari perpustakaan di masing-masing negara sehingga dapat mengoptimalisasikan peran perpustakaan di tengah-tengah masyarakat.

Delegasi yang berjumlah sembilan orang ini memiliki tiga agenda tujuan utama, yaitu (1) melihat fasilitas gedung layanan Perpusnas yang belum lama diresmikan yang merupakan bangunan perpustakaan tertinggi di dunia,  (2) sharing experience bagaimana Indonesia memiliki legitimasi hukum melalui Undang-undang yang mengatur pelaksanaan perpustakaan di seluruh Indonesia, dan 3) mengajak para pustakawan Indonesia untuk berkontribusi dan berpartisipasi dalam kongres International Federation  of Library Association  and Institutions (IFLA) 2018 yang akan dilaksanakan di Kuala Lumpur Malaysia, 24-30Agustus 2018 mendatang.

Dalam testimoninya, Dato’ Nafisah mengaku kagum dengan kemajuan yang dilakukan oleh Perpusnas saat ini. Ia mengaku terakhir kali berkunjung ke Perpusnas 25 tahun lalu. Dukungan dari Presiden Jokowi juga sangat membantu terwujudnya transformasi layanan yang mutakhir dari seluruh fasilitas Perpusnas. Perpustakaan Nasional, lanjut Dato’ Nafisah, kini sudah sejajar dengan perpustakaan yang ada di lingkup ASEAN, seperti Perpustakaan Negara Malaysia maupun National Library of Singapore (NLS). “Saya berharap kehadiran Perpustakaan Nasional mampu menciptakan sinergi yang erat di lingkup ASEAN dan dapat mendukung kemajuan ASEAN Community,” ujarnya.

Kunjungan perpustakaan negara dan federasi Persatuan Pustakawan Malaysia–Indonesia menyebutnya IPI–juga ingin memahami perkembangan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Indonesia.  Nafisah  merasa takjub terhadap TBM  yang lahir dari swadaya  masyarakat tapi bisa sangat pesat berkembang di Indonesia. “Bedanya,  perpustakaan desa di Malaysia yang maju dan berkembang setelah ada kucuran anggaran dari Kerajaan Malaysia dengan jumlah yang besar dan dalam periode yang berkelanjutan,” ucap Dato’ Nafisah.

Terkait dengan perhelatan Kongres IFLA 2018 di Malaysia, Kepala Perpusnas berkomitmen untuk mengirimkan delegasi dengan kuantitas yang banyak untuk dapat mengambil peran dan transfer pengetahuan dari pustakawan seluruh dunia. “Kami akan usahakan mengirimkan 100 peserta dari Indonesia aktif mengikuti even tersebut,” ucap Muhammad Syarif.

Dato’ Nafisah mengatakan bahwa dunia tidak akan bertranformasi  jika perpustakaan tidak bertransformasi, sehingga  pustakawan harus terus  mengembangkan diri dan bergerak agar dapat memobilisasi pengetahuan kepada masyarakat luas. Jangan selalu menggantungkan diri dengan bantuan dari pemerintah.

Selepas mengunjungi Perpusnas, seluruh delegasi perpustakaan dan federasi Persatuan Pustakawan Malaysia  dijadwalkan akan mendatangi Institut Teknologi Bandung (ITB) dan melihat langsung perkembangan taman bacaan masyarakat yang ada di Kota Bandung.

 

Reportase: Radhitya Purnama/Hartoyo Darmawan

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung