Kolaborasi Berbasis Literasi Masyarakat Untuk Menjawab Tantangan

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Waingapu, NTT - Berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi Indonesia bisa diselesaikan melalui kolaborasi yang berbasis literasi masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) pada Rapat Koordinasi Pemajuan Kebudayaan, Inovasi, dan Kreativitas di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.

Literasi masyarakat yang dimaksud tidak hanya kemampuan untuk membaca dan menulis, namun bagaimana masyarakat bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan baru yang bisa diterapkan dan diaplikasikan oleh masyarakat untuk peningkatan kualitas hidup.

“Adanya perpustakaan merupakan hak bagi masyarakat yang wajib dipenuhi oleh pemerintah karena perpustakaan menjadi sumber pengetahun bagi masyarakat untuk bisa berdaya dan sejahtera,” ungkapnya.

Menurutnya, upaya diseminasi pengetahuan melalui perpustakaan harus terus dikembangkan ke arah yang lebih inklusif dan berpusat pada masyarakat. “Peranan literasi merupakan hal yang sangat essential, karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan membuat potensi besar yang ada di daerah tidak dikelola dengan baik,” imbuhnya.

Deputi Adin menjelaskan upaya peningkatan literasi masyarakat desa dilakukan oleh Perpusnas salah satunya melalui Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.

“Perpusnas berupaya menghadirkan perpustakaan sebagai ruang terbuka bagi masyarakat untuk belajar secara kontekstual. Kami bangun perpustakaan menjadi lebih inklusif sehingga masyarakat bisa berbagi pengalaman sehingga muncul kreativitas. Kreativitas inilah yang mereka gunakan untuk menciptakan inovasi baru yang dapat meningkatkan kualitas dan mutu hidup,” terangnya.

Saat ini menurut Deputi Adin, Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial telah menjangkau lebih dari 1600 desa yang dikembangkan dengan konsep peningkatan kapasitas masyarakat melalui literasi terapan.

Kabupaten Sumba Timur sendiri memiliki berbagai potensi daerah baik di bidang pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, hingga pariwisata. Kerajinan kain tenun ikat menjadi salah satu industri rumah tangga masyarakat Kabupaten Sumba Timur.

Rapat Koordinasi Pemajuan Kebudayaan, Inovasi, dan Kreativitas yang digelar pada (23/5/2023) merupakan kolaborasi sejumlah kementerian/lembaga di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan berbagai kegiatan pemajuan kebudayaan yang digelar pada 22-26 Mei 2023 salah satunya Talkshow Duta Baca Indonesia yang akan digelar Perpusnas di Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi, Waingapu.

 “Melalui rapat koordinasi dan kolaborasi ini saya berharapa akan mendorong perubahan pemajuan kebudayaan ke arah yang yang lebih baik. Salah satunya membawa masyarakat Kabupaten Timur menjadi lebih sejahtera,” Asisten Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga, Maman Wijaya.

Maman juga berharap kolaborasi program/kegiatan pemajuan kebudayaan dapat terus berjalan secara berkesinambungan sehingga hasil capaian dapat lebih optimal.

 

Reporter/Fotografer: Eka Purniawati

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpusnas Republik Indonesia

Jumlah pengunjung: NaN