Konsultasikan Program Perpustakaan Desa, DPRD Provinsi Kepulauan Babel Kunjungi Perpusnas

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakarta – Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando menerima kunjungan DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dan Komisi IV DPRD Kabupaten Garut di Ruang Rapat Pimpinan pada Rabu, (29/3/2023).

Pada kesempatan itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Babel Beliadi mengutarakan maksud dan tujuan kunjungan kerjanya kali ini untuk menanyakan perihal program Perpusnas yang dapat diaplikasikan di perpustakaan desa setempat.

Pasalnya, hampir seluruh desa di Provinsi Kepulauan Babel memiliki perpustakaan desa. Bahkan salah satunya pernah meraih juara 1 tingkat nasional.

"Hampir semua desa di tempat kami memiliki perpustakaan. Kedatangan kami ingin mendapatkan informasi di Perpusnas ada program apa untuk perpustakaan desa," ujarnya.

Dikatakan, perpustakaan desa di Kepulauan Babel masih terbatas jumlah koleksi bukunya, terutama koleksi buku anak-anak. Apalagi, penganggaran untuk perpustakaan seringkali tidak menjadi prioritas.

"Disana masih kekurangan buku anak-anak, kami harap ada bantuan untuk koleksi anak dari Perpusnas. Dengan adanya bantua buku ini diharapkan bisa menumbuhkan minat baca anak yang saat ini lebih suka bermain gadget," katanya.

Kepulauan Babel, lanjutnya, telah mendapatkan bantuan pembangunan perpustakaan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan ditambah APBD. Untuk meningkatkan layanan perpustakaan, Dinas Perpustakaan dan Arsip setempat berencana untuk meningkatkan layanan terutama layanan digital.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Garut, Tatang Sumirat mengatakan kedatangannya untuk melakukan koordinasi dan konsultasi mengenai rencana DAK 2024.

"Komisi IV membawahi bidang perpustakaan. Kedatangan kami ingin konsultasi mengenai rencana DAK 2024, untuk bantuan kelengkapan sarana prasarana, pengelolaan bahan perpustakaan," katanya.

Selain itu, Ketua Komisi IV Tatang menyampaikan, permohonan bantuan mobil perpustakaan keliling (MPK). Bantuan MPK ini diperlukan agar layanan perpustakaan dapat menjangkau seluruh masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando menjabarkan paradigma perpustakaan saat ini tak hanya manajemen koleksi dan manajemen pengetahuan, melainkan transfer pengetahuan memiliki porsi paling banyak.

"Perpusnas memiliki program TPBIS, ini program yang bisa diterapkan di perpustakaan desa. Program ini sudah dilakukan sejak tahun 2018, dan banyak masyarakat yang mendapatkan manfaat dari program itu," jelasnya.

Dikatakan bahwa literasi adalam kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu objek pengetahuan yang dapat diimplementasikan menjadi produk yang mampu bersaing di pasar global.

Dirinya mencontohkan, saat ini banyak produk handphone buatan Korea yang dipasarkan di Indonesia. Sayangnya, Indonesia belum dapat memproduksi handphone yang mampu bersaing dengan produk yang ada di pasaran.

"Ini yang menjadi tantangan, bagaimana seorang mahasiswa jurusan teknik dapat membuat handphone. Tentu tidak ada persembahan teknologi di dunia ini kalau tidak dari membaca," ujarnya.

Mengenai layanan digital perpustakaan, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menyampaikan, Perpusnas memiliki aplikasi Bintang Pusnas yang dapat dinikmati oleh masyarakat.

Dalam Bintang Pusnas berisikan 1,3 juta judul buku dan salinan koleksi. Ini merupakan inovasi Perpusnas dalam menjangkau masyarakat dan mendukung program merdeka belajar, kampus merdeka melalui akses digital pada semua jenjang pendidikan.

Selain itu, terkait perpustakaan keliling dijelaskan bahwa MPK baru bisa diberikan kembali setelah tujuh tahun. Dalam setahun, Perpusnas mengalokasikan MPK sebanyak 30 mobil. "Jadi bergantian dengan daerah lain yang juga membutuhkan mobil perpustakaan keliling. Agar layanan perpustakaan dapat menjangkau seluruh masyarakat"

Sementara itu, Plt Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Dewi Kartikasari menyampaikan, terdapat tiga pilar yang terlibat dalam upaya strategi pengembangan budaya baca dan literasi. Diantaranya, keluarga, masyarakat dan satuan pendidikan.

Strategi pengembangan budaya baca di keluarga, menurutnya, penting dilakukan sejak dini. Bahkan dapat dilakukan sejak dalam kandungan.

 

Reporter: Wara Merdeka

Fotografer: Aji Anwar

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpusnas Republik Indonesia

Jumlah pengunjung: NaN