Masyarakat Berliterasi Pasti Berdaya Saing

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Bangka Belitung - Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, budaya literasi harus semakin digencarkan guna meningkatkan kembali perekonomi masyarakat.

Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando, memaparkan bahwa literasi mampu menciptakan manusia unggul yang kreatif dan inovatif dalam menghasilkan produk berupa barang dan jasa berkualitas. Hasil produktivitas tersebut berfungsi guna meningkatkan devisa negara serta mewakili negara dalam persaingan global.

“Di kalangan masyarakat Indonesia, literasi sudah bagus tapi arahnya belum satu visi terutama dengan RPJMN 2020-2024 yang titik tolaknya adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM),” ujar Syarif Bando pada webinar dengan tema “Bangkit dari Pandemi dengan Literasi melalui Strategi Penguatan Literasi Informasi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (17/11/2021).

Lebih lanjut, Syarif Bando mengatakan literasi berfungsi untuk mengukur tingkat intelegensi seseorang. Intelegensi bisa meningkat dengan membaca. Guna menunjang kebutuhan masyarakat akan bahan bacaan berkualitas di masa pandemi saat ini, perpustakaan wajib memanfaatkan internet dalam berinovasi.

“Bangku terakhir bagi setiap orang yang tidak sekolah adalah perpustakaan. Jantung pendidikan adalah perpustakaan,” ucapnya.

Menanggapi hal tersebut Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Muhammad Soleh, sependapat bahwa perpustakaan berperan besar dalam peningkatan kualitas SDM dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu agar layanan perpustakaan di Kepulauan Bangka Belitung dapat tetap berkontribusi di Era New Normal, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan.

“Tiga hal penting yang harus diperhatikan untuk pelaksanaan kegiatan perpustakaan di Era New Normal yaitu layanan sirkulasi perpustakaan, penggunaan akses digital, dan inovasi pelaksanaan kegiatan di perpustakaan secara virtual dan on site,” jelas Soleh.

Soleh menambahkan bahwa perpustakaan di Kepulauan Bangka Belitung juga menumbuhkan mitra dan dukungan dari berbagai pihak untuk mengembangkan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.

Ketua Komisi I DPRD Kepulauan Bangka Belitung, Heliyana, menjelaskan bahwa Komisi I DPRD Kepulauan Bangka Belitung sebagai mitra dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Bangka Belitung berperan penting untuk mendorong pemerintah dalam hal menguatkan seluruh program yang berhubungan dengan peningkatan literasi.    

“Adapun dukungan yang diberikan oleh Komisi I DPRD Bangka Belitung diantaranya mendorong pembangunan perpustakaan, mengajak seluruh pihak untuk bersinergi, meminta agar fungsi layanan diperbanyak, mendorong budaya literasi, melakukan pengaawasan terhadap kinerja pemerintah untuk penguatan literasi, dan bersama melakukan pengembangan dan pembinaan,” papar Heliyana.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Bangka Belitung, Andri Nurtito, menyampaikan bahwa situasi pandemi Covid-19 di Bangka Belitung sudah berada di level 2 dengan angka kasus positif Covid-19 sudah berada di bawah 10 kasus. Meskipun jumlahnya sudah menurun namun penerapan protokol kesehatan harus tetap diberlakukan.

Baginya, kata kunci untuk melawan pandemi Covid-19 adalah masyarakat yang berdaya melalui literasi kepustakaan. Sehingga mereka mampu mengetahui bagaimana terjadinya proses penularan hingga upaya untuk memoting rantai penularan.

“Mencerdaskan masyarakat terhadap kegemaran membaca dalam konteks literasi penting dilakukan sehingga pandemi bisa diatasi dengan maksimal. Selain itu, informasi hoax terkait informasi vaksin hingga jumlah kasus bisa ditangkal melalui budaya literasi,” ungkap Andri.

Sementara itu, Konsultan dari Pusat Layanan Usaha Terpadu Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), So’ib Mansyur, mengungkapkan jumlah UKM yang dipasarkan melalui internet mengalami peningkatan. Menurut So’ib, pelaku usaha di Bangka Belitung memiliki prospek yang bagus pada bidang destinasi wisata dan kuliner. Mendukung hal itu, literasi informasi mengenai Online Single Submission (OSS) berbasiskan risiko usaha untuk pelaku usaha penting untuk diketahui.    

“Perizinan usaha penting bagi pelaku usaha untuk menjadikan badan usaha mereka lebih kredibel dan membuat akses pemasarannya lebih luas. Mereka akan tertolong dengan adanya OSS yang mudah dan tidak berbayar,” pungkas So’ib.

Reporter: Basma Sartika

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung