MOU Perpusnas dan KemenPAN dan RB : MenPAN-RB Inginkan Perbaikan Kinerja

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakarta—Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Asman Abnur menandatangani nota kesepahaman (MoU) di gedung Perpusnas di Jalan Merdeka Selatan No.11, Jakarta, Rabu, (25/7).

Di hadapan MenPAN-RB, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif kembali menekankan bahwa perpustakaan memiliki peran penting bagi kemajuan peradaban bangsa. Perpustakaan berkembang jika ada aktivitas sarat keilmuan didalamnya. “Tanpa keilmuan peradaban akan stagnan. Dan buku memiliki kekuatan yang mencerminkan kekuatan bangsa,” ujar Muhammad Syarif.

Menteri PAN dan RB Asman Abnur mengisahkan bahwa semasa ia menduduki pimpinan fraksi pembahasan dengan lembaga Perpusnas kurang mendapatkan apresiasi dari rekan sejawat. Mayoritas rekan-rekan di DPR menganggap Perpusnas tidak memiliki cita-cita sebagai sebuah instansi. Asman mengakui seringkali ia mengingatkan rekan-rekan di DPR bahwa Perpustakaan Nasional bukanlah lembaga sembarangan. Suatu saat Perpustakaan Nasional akan menjadi simbol peradaban bangsa.

Alhasil, seiring waktu prediksi MenPAN-RB terbukti, Perpustakaan Nasional kini menjadi salah satu instansi yang membanggakan. Kemegahan bangunan ditunjang fasilitas layanan yang memadai dirasa cukup untuk menjadikan perpustakaan nasional salah satu destinasi keluarga di akhir pekan, seperti yang terjadi di negara maju. “Saya memimpikan perpustakaan dimana pun menjadi pilihan utama destinasi keluarga di akhir pekan, selain bermain di taman,” ujarnya.

Namun, MenPAN-RB mengingatkan semua harus didukung dengan pelayanan birokrasi yang baik. Para penyelenggara negara bekerja secara profesional. “Kinerja ASN tidak boleh kalah dengan pegawai korporasi atau yang bekerja di perusahaan multinasional,” imbuh Asman.

Asman menegaskan jika suatu instansi memiliki raport kinerja C (cukup), maka bisa dipastikan bahwa 40% dari anggaran instansi yang bersangkutan tidak memberikan hasil apapun. Artinya, kegiatan yang dilaksanakan tidak memiliki tujuan. Padahal setiap anggaran yang dikeluarkan harus ada outcome (dampak) yang jelas, tambah Asman.  

Oleh karena itu, MenPAN-RB membeberkan bahwa penempatan pegawai wajib sesuai dengan kompetensi yang dipunyai. Ada mekanisme open bidding, ada assessment. Di tahun 2018, MenPAN-RB berencana membuka lowongan kerja baru dikarenakan tidak kurang dari 220 ribu ASN telah memasuki masa pensiun.

Sistem pendidikan dan pelatihan bagi ASN juga akan diperbaiki. Tidak ada lagi penyelenggaraan prajab maupun diklat pimpinan. Pemateri diklat dan pengembangan kemampuan ASN akan diisi oleh para praktisi dan profesional. Dan postur gaji ASN juga akan ditinjau. MenPAN dan RB menginginkan gaji ASN bisa lebih tinggi dari pegawai yang bekerja di bidang korporasi

Nota kesepahaman (MoU) antara Perpustakaan Nasional dan Kementerian PAN dan RB menyasar di 10 ruang lingkup pekerjaan, antara lain :

  1. Pengembangan reformasi dan birokrasi, akuntabilitas, dan pengawasan
  2. Pengembangan kelembagaan dan tata laksana
  3. Pengembangan SDM aparatur dan perpustakaan
  4. Pengembangan pelayanan publik
  5. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
  6. Pengembangan pangkalan data katalog induk nasional (KIN) dan repository digital Indonesia One Search (IOS)
  7. Pengembangan dan pemanfaatan bersama koleksi perpustakaan
  8. Pertemuan ilmiah, penelitian, dan publikasi bersama dalam bidang perpustakaan
  9. Penghimpunan dan pelestarian Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR)
  10. Perluasan jejaring perpustakaan lingkup nasional dan internasional

 

Reportase : Hartoyo Darmawan

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung