Muhamad Jusuf Kalla Raih Gelar Doktor Kehormatan Dari ITB

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Bandung, Jawa Barat—Rekam jejak, bukti karya-karya inovatif dan sikap kearifan dari sosok mantan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla mengantarkan dirinya meraih gelar Doktor Kehormatan dalam bidang produktivitas dari Institut Teknologi Bandung pada Senin, (13/1). Orasi ilmiah dihadiri para Menteri di era Jusuf Kalla menjabat, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, bupati, dan rektor dari sejumlah perguruan tinggi.

Tim Promotor Doktor Kehormatan diketuai oleh Abdul Hakim Halim dari Fakultas Teknik Industi ITB bersama lima profesor lainnya, antara lain Dradjad Irianto, Kadarsah Suryadi, Bermawi P Iskandar, Hermawan Kresno Dipojono, dan Mohamad Ikhsan dari Fakultas Ekonomi Budaya (FEB-UI).

Dalam paparan pengantarnya, Ketua Tim Promotor Abdul Hakim Halim mengatakan ada empat contoh konkrit, inovasi yang diputuskan oleh Jusuf Kalla dalam melakukan peningkatan produktivitas sebuah sistem, baik sistem itu berupa perusahaan maupun institusi sektor publik dan pemerintahan. Pertama, kiprah PT Bukaka Teknik Utama yang saat ini sudah menjadi satu dari lima produsen jembatan pengantar penumpang dari terminal ke pesawat (garbarata), program konversi minyak tanah ke LPG, bantuan langsung tunai (BLT), dan pembangunan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar.

“Jusuf Kalla berhasil keluar dari stigma dan mewujudkan mimpi membangun bandara Sultan Hasanuddin sebagai masterpiece anak bangsa dengan biaya yang relative murah,’ imbuh Abdul Hakim Halim.

Pada orasinya, Jusuf Kalla menyampaikan bahwa kunci dari kemakmuran bangsa adalah produktivitas. Negara dengan produktivitas tinggi akan mampu memproduksi barang dan jasa melebihi kebutuhannya. Selisih antara apa yang diproduksi dan dikonsumsi memungkinkan mereka melakukan investasi yang ada gilirannya mendongkrak produktivitas dan kemakmuran ke taraf yang lebih tinggi lagi.

“Sejalan dengan pengalaman bangsa-bangsa di dunia, pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan hanya akan terwujud jika bangsa Indonesia mampu meningkatkan produktivitas pemanfaatan kapital, baik itu perusahaan maupun di instansi pemerintahan,” ungkap Jusuf Kalla.

Di masa depan, pemahaman tentang produktivitas ini menjadi lebih penting lagi, karena tantangan yang dihadapi bangsa menjadi lebih besar, yaitu sumber daya yang tersedia, yang merupakan input akan menjadi langka dan mahal. Jenis produk dan layanan yang dibutuhkan pelanggan dan masyarakat pun menjadi semakin bervariasi dengan kuantitas per jenis produk atau layanan semakin menjadi kecil tetapi dengan tuntutan kualitas yang semakin tinggi,” ujar JK.

Reportase :Elsa T/Hartoyo D

Fotografer : Hartoyo D 

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung