Munas FPSI 2018 : Perpustakaan Bukan Ruang Isolasi Tapi Interaksi

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

 Medan Merdeka Selatan—Tugas seorang pendidik bukan sekedar mengajarkan materi pelajaran yang sudah diatur dalam kurikulum. Tugas besar seorang pendidik adalah menumbuhkan karakter murid. Kemampuan mengajar guru juga mesti di-upgrade. Di sesuaikan dengan konteks kekinian, karena mayoritas murid saat ini adalah mereka yang hidup di abad ke-21, sedangkan para pendidik mayoritas generasi abad ke-20.

Hal tersebut disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan saat menjadi keynote speech pembukaan Musyawarah Nasional Forum Perpustakaan Sekolah Indonesia (FPSI) 2018 dan Sosialisasi Layanan Berbasis TIK di Perpustakaan Nasional di Jalan Merdeka Selatan, Selasa, (9/10).

“Guru jangan mementingkan selera abad ke-20 dalam mengajar. Di sini pentingnya guru dengan karakter pembelajar. Guru yang kreatif tidak akan digantikan oleh teknologi,” ucap Anies Baswedan. Gaya mengajar abad ke-21 lebih mementingkan proses kolaboratif. Gunakan teknik-teknik pendekatan terbaru dalam proses mengajar. Di beberapa negara bahkan sudah menerapkan cara demikian, dimana para murid duduk berkumpul lalu menyelesaikan soal atau permasalahan secara bersama.

Salah satu penumbuhan budi pekerti yang bisa diterapkan di sekolah adalah dengan membiasakan membaca karena dari kebiasaan tersebut akan tumbuh karakter adiktif (ketagihan). Artinya, murid tidak bisa melepaskan dari rutinitas membaca dalam berbagai aspek kehidupannya. Guru wajib menciptakan ekosistem yang mendukung aspek tersebut. “Buku bukan kitab suci yang harus selalu rapih. Padahal, sejatinya dari buku anak bisa bebas meluapkan ekspresinya dari yang dibaca,” tambah Anies.  

Anies yang concern di bidang pendidikan juga menggarisbawahi bahwa sekolah yang berhasil menumbuhkan keceriaan pada anak dapat terlihat dari kebebasan mereka dalam aktivitas membaca. Jika ditemukan anak membaca dalam kondisi yang seragam, duduk manis pada deretan kursi yang disediakan perpustakaan itu menandakan ada masalah.

Perpustakaan bukan tempat tumpukan buku. Perpustakaan adalah learning center. “Jangan jadikan perpustakaan sebagai ruang isolasi tanpa interaksi, tanpa proses kreatifitas dan inovatif di dalamnya”.

Sementara itu, Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Woro Titi Haryati mengatakan bahwa saat ini para guru bisa memanfaatkan aplikasi buku digital iPusnas yang bisa di download gratis melalui Appstore atau google play. “Ipusnas bisa menjadi alternatif para guru mengatasi keterbatasan koleksi yang ada di perpustakaan sekolah,” imbuh Woro.

Perpustakaan adalah wadah berketerampilan. Manfaatkan dan silakan bereksplorasi. Gunakan segala fasilitas yang disediakan perpustakaan, termasuk yang di Perpustakaan Nasional demi membawa masyarakat cerdas dan berkarakter.

 

Reportase : Hartoyo Darmawan

 

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung