Medan Merdeka Selatan, Jakarta-Setiap anak punya gaya belajarnya yang berbeda. Tidak bisa digeneralisir. Mereka pun adalah peniru yang ulung. Mampu menangkap sesuatu dengan cepat. Pun, dalam menanamkan kebiasaan membaca di rumah. Perlu contoh dari para orang tua agar mereka mau mengikuti.
"Anak-anak harus diberi pemahaman kalau membaca akan memberikan banyak manfaat. Tetapi, jika dibiarkan tanpa pendampingan mereka akan malas-malasan, " kata Bunda Literasi Kota Bogor Yane Ardian pada kesempatan Webinar Membentuk Generasi Literat Dimulai dari Keluarga yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional, pada Rabu, (19/8).
Pada banyak kesempatan road show sekitar Kota Bogor, Bunda Literasi kerap menemukan sejumlah alasan kenapa anak-anak kurang menggemari membaca. Mayoritas jawaban yang dilontarkan mereka adalah karena kurangnya keteladanan (contoh) dari para orang tua seperti melakukan pendampingan.
"Padahal mereka (orang tua) punya peran penting. Sesederhana itu, " ungkap Yane.
Yane menekankan para orang tua sedari dini bisa melakukan brain wash (cuci otak) kepada anak-anak dalam artian menanamkan pentingnya membaca sebagai bekal hidup. Membekali mereka dengan buku sama dengan memberikan mereka bekal untuk mencapai cita-cita.
"Kampanye ini tidak akan maksimal jika kita tidak tahu manfaatnya . Jadi, bukan sekedar seremoni, " ucap Yane.
Sementara itu, pustakawan Perpustakaan Nasional Rifa Fadila menambahkan bahwa aktivitas literasi bisa dimainkan orang tua dengan metode read a loud, misalnya.
Metode read a loud memberikan pesan kepada anak-anak kalau membaca itu menyenangkan. Tidak membosankan. Jika sering dilakukan, anak-anak yang belum mampu membaca pun akan merekam sehingga akan tumbuh kebiasaan seiring waktu.
"Yang terpenting pahami dulu apa yang dibacakan sebelum mulai melakukan aktivitas read a loud. Lalu, perhatikan intonasi agar yang disampaikan menjadi lebih menarik bagi anak-anak, " ujar Rifa Fadila.
Â
Reporter : Hartoyo Darmawan
Fotografer : Rd Radityo