Jakarta - Pandemi memberikan dampak di setiap aspek kehidupan, termasuk penyelenggaraan layanan perpustakaan dan pustakawan. Maka diperlukan inovasi, kreativitas serta penyesuaian untuk dapat bertahan menghadapi tantangan pascapandemi COVID-19.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo mengatakan dunia perpustakaan merupakan salah satu yang terdampak signifikan atas penyebaran COVID-19. Hampir seluruh perpustakaan di dunia terpaksa menghentikan layanan operasionalnya di awal pandemi tahun 2020 lalu. Untuk itu, diperlukan sinergi dan penguatan peran pustakwan yang konsisten untuk menghadapi kondisi yang penuh ketidakpastian.
"Kondisi pandemi menjadi tantangan dunia perpustakaan untuk tetap mengutamakan layanan kepada stakeholders, baik pegawai maupun masyarakat," kata Dody dalam Bincang Literasi dengan tema Sinergi, Optimisme, dan Peran Pustakawan Bank Indonesia Menghadapi Tantangan di Era Pascapandemi COVID-19, yang diselenggarakan Forum Komunikasi dan Pengembangan Pustakawan Bank Indonesia secara daring pada Senin, (22/11/2021).
Dody mengapresiasi langkah aktif perpustakaan BI yang berada di kantor pusat dan kantor perwakilan yang dengan konsisten memberikan pelayanan terbaik selama pandemi. Terutama, dengan pemanfaatan perpustakaan digital iIB Library yang meningkat empat kali lipat
"Banyaknya masyarakat yang memanfaatkan perpustakaan digital BI, fakta ini menujukkan adanya indikasi pergeseran budaya ke arah digital. Terutama di kalangan pemangku kepentingan yang membutuhkan berbagai referensi terkait BI," lanjutnya.
Seiring dengan transformasi budaya digital, lanjut Dody, maka ruang gerak pustakawan BI ke depan sangat terbuka untuk inovasi dan kreativitas.
"Pustakawan tidak dapat hanya mengandalkan cara lama untuk untuk mengelola perpustakaan, maka satu-satunya kepastian di era digital pustakawan harus memperbarui capaian dan keterampilan agar terus dapat bersinergi dengan kebutuhan pengguna yang harus berubah," ungkap Dody.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Deni Kurniadi mengatakan, Perpusnas telah membekali para pengelola perpustakaan, penerima manfaat program, melalui Strategi Pengembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi & Komunikasi (SPP-TIK).Â
"Perpustakaan, didorong, untuk mengimplementasikan program, dengan meningkatkan layanan informasi, melakukan kegiatan pelibatan masyarakat, sesuai kebutuhan, melakukan advokasi, untuk membangun dukungan, serta publikasi, dari kegiatan perpustakaan," katanya
Meskipun di tengah pandemi COVID-19, dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, serta pembatasan berkegiatan, perpustakaan, tetap berupaya, memberikan layanan kepada masyarakat. Hal ini tampak dari, munculnya impact, atau orang yang meningkat kesejahteraannya, setelah memperoleh layanan perpustakaan.
"Kita semua percaya perkembangan perpustakaan sangat penting dalam mewujudkan masyarakat yang cerdas. Pemerintah telah melakukan koordinasi dengan berbagai lembaga maupun berbagai komponen baik, Pemerintah Daerah, Akademisi, Lembaga Swasta, Komunitas maupun Masyarakat Umum mengenai peran perpustakaan dalam pengembangan indeks pembangunan literasi masyarakat Indonesia," lanjut dia.
Â
Sementara itu, Kepala BI Institute, Solikin M. Juhro mengatakan, pustakawan harus senantiasa optimis dan beradaptasi dengan segala keterbatasan, dan terus melakukan akselerasi transformasi digital untuk semakin mendekatkan layanan yang prima kepada stakeholders.
Dalam rangka mendukung visi BI, lanjut Solikin, perpustakaan BI baik di kantor pusat dan di kantor perwakilan, tengah melakukan langkah transformasi menuju library 4.0. Perpustakaan tidak hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan koleksi, serta tempat menyerap ilmu, namun juga mendorong kolaborasi, olah sharing dan interaksi, serta perpustakaan sebagai sarana rekreasi.
"Perpustakaan BI berupaya melakukan peningkatan layanan digital. Dalam hal pengelolaan perpustakaan digital, di masa pandemi ini meningkat 400 persen, dengan jumlah subscribe 20 ribu orang lebih," pungkasnya.
Dalam Bincang Literasi menghadirkan narasumber Kepala Pusat Pembinaan Pustakawan Perpusnas, Opong Sumiati, Ketua Umum Forum Perpustakaan Khusus Indonesia, Eka Meifrina S, dan Pegiat Literasi Maman Suherman. Acara juga dirangkaikan dengan Sharing Session Ketentuan Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR) dengan Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpusnas, Emyati Tangke Lembang.
Forum Komunikasi dan Pengembangan Pustakawan Bank Indonesia merupakan pertemuan tahunan pustakawan BI dan juga sebagai media komunikasi, kolaborasi, dan peningkatan SDM dalam pengelolaan perpustakaan. Acara yang digelas pada 22-26 November 2021 ini, dikemas dalam bentuk sosialisasi dan sharing session antar pustakawan.
Â
Reportase: Wara Merdeka