Pererat Sinergi, Dinas Perpustakaan dan Arsip Kalteng Kunjungi Perpusnas
Salemba, Jakarta - Sekretaris Utama (Sestama) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Joko Santoso, menerima kunjungan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalimatan Tengah, Adyah Candrasari, Kamis (19/6/2025).
Kunjungan ini bertujuan untuk memperkenalkan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip sebagai pejabat baru sekaligus menggali masukan terkait strategi dalam pengembangan layanan perpustakaan dan arsip di wilayah Kalimantan Tengah.
“Saya datang ke Perpusnas untuk belajar dan menjalin komunikasi yang lebih erat. Kami ingin memastikan bahwa arah pembangunan perpustakaan dan kearsipan di Kalimantan Tengah bisa sejalan dengan kebijakan dan prioritas nasional,” ujar Adyah.
Menurutnya, Kalimantan Tengah memiliki potensi besar dalam penguatan literasi, salah satunya melalui perpustakaan desa dan Pengembangan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). Ia menyampaikan, bahwa Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalimantan Tengah sangat terbuka untuk mereplikasi program-program unggulan dari Perpusnas yang mendukung visi dan misi kepala daerah.
“Kami punya komitmen kuat untuk menjadikan perpustakaan sebagai pusat pembelajaran masyarakat, terutama di desa-desa. Saat ini kami juga sedang menyusun program untuk 2026 dan berharap bisa mendapatkan dukungan lebih banyak, termasuk dalam bentuk DAK non-fisik,” katanya.
Sestama Joko menjelaskan, bahwa arah kebijakan nasional bidang perpustakaan tahun 2025-2029 difokuskan pada tiga prioritas Utama. Diantaranya, penguatan gerakan gemar membaca, pemerataan layanan perpustakaan yang berkualitas, dan penguatan komunitas penggerak literasi.
“Perpustakaan bukan hanya tempat membaca buku, tapi juga ruang terbuka untuk inovasi, kreativitas, dan pembelajaran sepanjang hayat. Oleh karena itu, semua program kami diselaraskan dengan RPJMN dan diarahkan untuk mendukung pembangunan daerah,” ungkapnya.
Sestama juga memaparkan berbagai program Perpusnas yang telah dan sedang berjalan, termasuk distribusi 10 juta buku bermutu ke 10.000 desa dan TBM, pelatihan pengelola perpustakaan, serta program KKN Literasi bersama 22 perguruan tinggi di Indonesia.
Untuk Kalimantan Tengah, lanjutnya, Perpusnas mencatat sudah ada 165 perpustakaan yang memenuhi standar nasional. Namun, angka ini dinilai masih rendah dibandingkan dengan luas wilayah dan kebutuhan masyarakat.
Beberapa daerah seperti Katingan dan Barito Utara menjadi fokus penguatan layanan, termasuk melalui bantuan mobil perpustakaan keliling, buku untuk pondok pesantren, lembaga pemasyarakatan, serta komunitas di wilayah pesisir dan pedalaman.
“Wilayah Kalimantan luas, jadi akses terhadap sumber pengetahuan harus terus diperluas. Kita ingin pastikan bahwa layanan literasi menjangkau hingga ke pelosok,” katanya.
Menanggapi hal itu, Adyah menyatakan bahwa Kalimantan Tengah sangat membutuhkan dukungan berkelanjutan, termasuk dari sisi infrastruktur.
“Sejak dinas kami berdiri pada tahun 1980-an, belum ada renovasi besar terhadap gedung perpustakaan. Kami berharap Perpusnas bisa menjembatani bantuan-bantuan yang sesuai dengan kondisi daerah kami,” tuturnya.
Reporter: Wara Merdeka
Dokumentasi: Ahmad Kemal
Galeri

