Peringati Dua Abad Perang Jawa, Perpusnas Tampilkan Teater Lima Fragmen
Medan Merdeka Selatan, Jakarta—Auditorium Lantai 2 Gedung Layanan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) pada Senin (21/7/2025) sore menjadi saksi pembukaan rangkaian pertunjukan “Teater Diponegoro: 5 Fragmen Perang Djawa” yang digelar dalam rangka memperingati 200 tahun meletusnya Perang Jawa (1825–1830).
Plt. Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi, Ofy Sofiana, menyebut pertunjukan ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga menjadi sarana edukatif dan rekreatif yang menggugah kesadaran sejarah bangsa.
“Pertunjukan Lima Fragmen Perang Jawa ini adalah upaya Perpusnas merawat ingatan kolektif bangsa, menyampaikan nilai-nilai keadilan, keteguhan, spiritualitas, dan cinta tanah air kepada generasi masa kini,” ungkapnya.
Ofy menyampaikan bahwa Perang Jawa merupakan salah satu konflik terbesar dalam sejarah Indonesia. “Tahun 2025 menjadi penanda penting, dua abad sejak pecahnya Perang Jawa. Pangeran Diponegoro bukan hanya tokoh militer, tapi juga sosok kharismatik dari Yogyakarta, penjaga nilai-nilai moral bangsa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ofy mengajak para audiens yang hadir baik luring maupun daring untuk meneruskan jejak Pangeran Diponegoro. “Dalam momentum 200 tahun Perang Jawa ini, kita diajak untuk tidak sekadar menghafal sejarah, tetapi menghayatinya, melalui ekspresi seni yang menyentuh emosi dan kesadaran,” tegasnya.
Hadir secara khusus dalam acara ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI periode 1993–1998, Wardiman Djojonegoro. Turut hadir pula Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Adin Bondar, Kepala Pusat Jasa Informasi Suharyanto, serta Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Munawar Holil.
Pertunjukan pertama yang bertempat di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta ini, menampilkan dua fragmen pembuka dari lima yang direncanakan, yakni “Api Sang Erucokro” dan Monolog Antoine Auguste Joseph Payen: “N’avez-vous Rien Entendu? (Apakah Kalian Telah Mendengar Sesuatu?)”, yang menggambarkan awal pecahnya perang serta pandangan pihak asing terhadap kekacauan di tanah Jawa.
Teater ini disutradarai oleh Wawan Sofwan dan dikemas dalam format omnibus yang menghadirkan perspektif berbeda atas perang yang dipimpin Pangeran Diponegoro. Lima fragmen tersebut berdiri sendiri, namun tetap diikat oleh benang merah, yakni semangat perlawanan dan perjuangan dalam Perang Jawa.
Setiap fragmen dibuka dengan pembacaan naratif dari Babad Diponegoro, karya otobiografi Sang Pangeran yang diakui UNESCO sebagai Memory of the World sejak 2013, menghadirkan perspektif yang berbeda, mulai bangsawan, rakyat, perempuan, petani, hingga seniman, dan kaum marginal.
Fragmen berikutnya akan digelar pada 7 Agustus 2025 dan menampilkan tiga bagian lanjutan yang mengangkat peran perempuan dalam perang, peristiwa penangkapan Diponegoro, hingga kisah pengasingannya dari sudut pandang prajurit kolonial.
Reporter: Alditta Khoirun Nisa
Dokumentasi: Prakas Agrestian
Galeri



