Perpusnas Apresiasi Pustakawan Layanan Terbaik dan Pemustaka Teraktif Tahun 2022

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Tahun 2022 Triwulan IV ini Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI beri apresiasi kepada 6 (enam) orang Pustakawan Layanan Terbaik dan 3 (tiga) orang Pemustaka Teraktif.

Setiap tahun, Perpusnas melalui Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara (Pujasintara) secara berkelanjutan menyelenggarakan kegiatan Apresiasi Pustakawan Layanan Terbaik dan Pemustaka Teraktif.

“Tujuannya untuk meningkatkan motivasi kepada pustakawan di layanan dan juga bagi pemustaka yang aktif memanfaatkan serta memberdayakan layanan Perpusnas,” ucap Kepala Pujasintara, Agus Sutoyo, Rabu (30/11/2022).

Adapun mekanisme proses penilaian untuk kategori pustakawan terbaik dilakukan secara bertahap yang diawali dengan penilaian metode 360 derajat dan presentasi inovasi yang telah dijalankan dalam unit kerja. Sementara untuk kategori pemustaka teraktif penilaiannya dilakukan berdasarkan tingkat keaktifan pemustaka dalam memanfaatkan layanan, fasilitas, dan koleksi yang tersedia.

“Pemberian apresiasi ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dalam memberikan pelayanan publik dan sekaligus memberikan motivasi kepada rekan lainnya untuk terus melakukan kolaborasi,” ungkap Agus.

6 (enam) orang Pustakawan Layanan Terbaik, yakni:

  1. Munasriana
  2. Mufti Royyansyah
  3. Elvandio Ramadhan
  4. Aghni Irfan Nofis A.
  5. Fitriana Ramadhani
  6. Sutrilastio

3 (tiga) orang Pemustaka Teraktif, yakni:

  1. Adhyastha Gavin Wibowo
  2. Iqbal Rizki Utama
  3. Muhamad Faisal

Usai memberikan piagam apresiasi, kegiatan dilanjutkan dengan acara Talkshow Inovasi Layanan Publik di Era Industri 4.0 yang menghadirkan Analisis Pengaduan Masyarakat KemenPAN RB, Nailuredha Hermanto sebagai narasumber. Dia memaparkan bahwa Era Industri 4.0, internet dan gadget memungkinkan masyarakat untuk bergerak lebih cepat dan mengambil keputusan yang tepat.

“Internet tidak lagi menjadi bagian yang terpisah, melainkan sudah menjadi satu dengan diri kita. Ibaratnya, kita bisa saja lupa untuk makan siang tapi urusan kuota hape tidak boleh sampai kosong,” ujarnya.

Lebih lanjut, wanita yang akrab dipanggil Iil ini mengatakan Era Industri 4.0 juga membawa dampak kepada pemerintahan karena termasuk bagian dari peradaban. Dari sisi pelayanan publik, ada pergeseran paradigma dari yang awalnya old public administration menjadi new public government.

“Dulu, customer dipandang sebagai passive client alias hanya bisa menerima dan tidak ada opsi untuk berpindah. Saat ini, pelayanan publik tidak hanya dilihat sebagai barang tp juga jasa sehingga customer ini bisa bertindak sebagai co-producer dan itu sangat masiv dirasakan,” jelasnya.

Terkait inovasi, dia menekankan bahwa inovasi harus dibuat berdasarkan pada apa yang menjadi kebutuhan dan keluhan masyarakat. Karena melalui data tersebut, perubahanan pelayanan publik dapat dilakukan.

“Tidak akan menghasilkan manfaat kepada masyarakat kalau inovasi yang dilakukan tidak sesuai dengan kebutuhan dan keluhan dari masyarakat. Tidak akan bertahan lama,” pungkas Iil.

Reporter: Basma Sartika

Fotografer: Andri Tri Kurnia

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung