Perpusnas dan KITLV Sinergi Pemanfaatan Manuskrip

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakarta—Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando menerima kunjungan resmi Direktur KITLV Indonesia Marcus Wilhelmus Bellen di Jakarta, Senin, (9/2). Di awal pertemuan tersebut KITLV menyampaikan rasa kagumnya terhadap kemegahan fasilitas baru layanan Perpustakaan Nasional.

Kunjungan kali kedua Koninklijk Instituut voor Tal-, Land-en Volkenkunde (KITLV) ke Perpusnas tersebut membicarakan banyak hal, diantaranya tentang koleksi Naskah Panji yang berada di Perpustakaan Leiden, Belanda. Naskah Pandji, pada 2017 lalu telah mendapat pengakuan resmi dari UNESCO sebagai salah satu warisan dunia atau Memory Of the World (MOW).

Naskah Panji selama ini telah banyak tersebar di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti lain Malaysia, Kamboja, Thailand, dan satu di negara di Eropa, yakni Belanda. Dari 250 Naskah Panji yang tersimpan di Leiden, sebagian besar diantaranya telah terdigitalkan. Perpustakaan Nasional menurut Kepala Pusat Preservasi Sri Sumekar saat ini juga telah mendigitalisasikan Naskah Panji sebanyak 76 manuskrip. Perpusnas mendorong semua pihak yang mengelola Naskah Panji untuk turut bersama mendayagunakan Naskah Panji agar lebih dikenal masyarakat.

“Perpustakaan Nasional dan KITLV akan bersinergi, belajar dan melakukan pemanfaatan bersama terhadap koleksi-koleksi manuskrip yang banyak tersimpan di Leiden,” imbuh Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando. Sinergi tersebut, lanjut Kepala Perpusnas, melibatkan orang-orang yang profesional, memiliki kualitas dan kapabilitas terhadap pelestarian naskah-naskah kuno dan sejarah pada umumnya.

Senada dengan Kepala Perpusnas, Direktur KITLV yang akrab disapa Marrick Bellen membuka pintu seluas-luasnya terhadap kerjasama apapun di bidang perpustakaan, terutama dalam hal pemanfaatan bersama atas koleksi manuskrip yang berada di Leiden, Belanda. Kerja sama juga menyangkut berbagi pengetahuan melalui pertemuan-pertemuan ilmiah Belanda-Indonesia dengan memanfaatkan Perpusnas sebagai ruang publik.

Manuskrip, lanjut Kepala Perpusnas, merupakan salah satu hasil peradaban yang patut dibanggakan. Peradaban merupakan sekumpulan nilai-nilai yang dihasilkan oleh manusia dalam segala hal. Tanpa sejarah, dunia akan gelap  dan warna-warni dunia itu salah satunya dari manuskrip.

Sebagai benteng terakhir demokrasi, perpustakaan adalah sumber informasi dan menjadi pusat sejarah dari masa lalu. Dan pemerintah secara khusus melalui Perpusnas akan memfasilitasi pihak-pihak yang ingin mengkaji, meneliti maupun membedah kandungan dari manuskrip-manuskrip yang ada untuk peradaban positif di masa yang akan datang. Perpusnas akan mengapresiasi hal tersebut.

Selanjutnya, Kepala Perpusnas berpesan, agar kandungan-kandungan yang berada di dalam manuskrip dibagi ke dalam beberapa konteks, seperti sosial, budaya, sejarah, maupun politik. “Diolah serta disesuaikan dengan kemasan informasi yang kekinian sehingga mudah dipahami oleh generasi-generasi yang akan datang,” ujarnya.

Hadir dalam pertemuan tersebut menemani Kepala Perpusnas, antara lain Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Woro Titi Haryanti, Kepala Pusat Jasa dan Informasi Titik Kismiyati, Kepala Pusat Preservasi Sri Sumekar, Kepala Bidang Layanan Koleksi Khusus Teguh Purwanto, Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum Agus Sutoyo, dan Kepala Bidang Kerjasama dan Otomasi Wiratna Tirtawirasta. Sementara itu, Kepala KITLV Jakarta ditemani oleh Tim Perpustakaan KITLV dan Tim Representatif Universitas Leiden di Indonesia.

Di akhir pertemuan, Direktur KITLV beserta rombongan diajak berkeliling melihat sejumlah layanan koleksi yang ada di Perpusnas, seperti layanan anak, layanan difabel/lansia, layanan peta, layanan naskah kuno, layanan monograf terbuka, dan layanan koleksi nusantara.

 

Reportase : Hartoyo Darmawan

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung