Medan Merdeka Selatan, Jakarta--Di tengah masyarakat informasi, gadget adalah salah satu alat penting untuk melihat peristiwa-peristiwa di belahan bumi manapun. Gadget diproduksi secara massif dan dapat dijangkau secara murah. Anak-anak Sekolah Dasar bahkan dapat mengoperasikan handphone ataupun smartphone dengan mudah. Mereka pun mulai akrab dengan istilah-istilah internet, seperti sharing, browsing, dan seterusnya.Â
Komunikasi yang dulu harus dilakukan dengan perjumpaan fisik sekarang cukup senggang dengan mengetik kata-kata. Masyarakat informasi dimanjakan dengan kemudahan mengirim foto lewat media sosial yang beragam, seperti WhatsApp, Line, Instagram, Facebook, dan sebagainya. Dampak dari kurang baik dari penggunaan gadget, silaturahmi seolah terhenti. Dunia maya akhirnya memengaruhi dan mengubah pola hidup masyarakat, tak terkecuali anak-anak.Â
Oleh karena itu, Lembaga Seni dan Sastra (LSS) Reboeng bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional mengadakan kegiatan 'Seharian Jakarta Mendongeng' di Gedung Layanan Perpustakaan Nasional di Jalan Medan Merdeka Selatan, Minggu, (28/10). Acara tersebut dimaksudkan LSS Reboeng dan Perpusnas sebagai upaya mendorong masyarakat, terutama orang tua dan anak-anak agar mau kembali kepada tradisi lama yang memang tidak seharusnya ditinggalkan, yakni mendongeng.Â
"Tradisi mendongeng adalah salah satu yang perlu dihidupkan kembali di tengah anak-anak sebagai sarana mengajarkan budi pekerti maupun pengajaran calistung (baca tulis hitung) sebagai dasar literasi sehingga keceriaan anak-anak dikembalikan seperti yang seharusnya," ujar Ketua LSS Reboeng Nana Ernawati.
Sementara itu di waktu yang sama, Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum Perpusnas Agus Sutoyo mengatakan Lembaga Reboeng sudah menjadi bagian dari 'Sahabat Perpusnas'. Kerja sama Reboeng dengan Perpusnas sudah berkolaborasi sejak lama. LSS Reboeng diakui Agus mampu melahirkan berbagai inovasi dan kreasi, salah satunya kegiatan Seharian Jakarta Mendongeng. "Dongeng adalah langkah awal mengenalkan literasi dini kepada anak-anak. Upaya ini juga sekaligus untuk membentengi generasi muda dari gempuran kemajuan informasi yang mendominasi media sosial pada zaman globalisasi," ungkapnya.
Kegiatan Seharian Jakarta Mendongeng dihadiri oleh lebih dari 500 anak-anak. Sejumlah atraksi menarik seperti performance anak-anak Pramuka, pertunjukkan Tari Sufi Pondok Rumi khas negara Turki, pertunjukkan wayang kardus Bagong Soebardjo, pertunjukkan solo violin Yesslyn Kristen, penampilan story telling dari pedongeng Kak Aio, Evo dan Kiky, pedongeng cilik Aisha Putri Safrianty, topeng kreatif Kak Sardi, dan lain-lain.
Selain menggelar aneka kegiatan edukasi keluarga, Seharian Jakarta Mendongen juga menggelar workshop bagi para orang tua juga pendidik. Peserta workshop diajarkan bagaimana melatih menulis cerita-cerita anak yang mampu menumbuhkan karakter baik anak.Â
Â
Reportase : Hartoyo DarmawanÂ
Â
Â