Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-79, Dewan Pengurus KORPRI Perpustakaan Nasional RI menyelenggarakan Turnamen Catur KORPRI Perpusnas 2024. Ketua Dewan Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Joko Santoso membuka kegiatan tersebut di Aula Perpusnas, Senin (2/9/2024)
 
Joko Santoso mengatakan Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan semangat silaturahmi dan solidaritas antar pegawai di Perpusnas 
 
&ldquo;Menurut saya kegiatan ini sangat luar biasa yang paling penting bukan soal menang atau kalah tapi yang penting meriahnya kegiatan, semangat silaturahmi dan juga Solidaritas antar pegawai Perpusnas RI,&rdquo; ungkapnya.
 
Bagi Joko, Tujuan utama dari permainan catur cuman satu yaitu untuk melakukan skak mat. Catur yang ditemukan dari abad ke 5 dari kata etimologi nya yaitu caturangga dari India.&nbsp; Saya sangat senang dengan catur, meskipun tidak pernah menang tapi paling tidak ini adalah olah pikir kita, olahraga otak kita bertujuan untuk membangun strategi untuk menang. 
 
&ldquo;Sama prinsip nya seperti kita kerja, analogi nya seperti bermain catur untuk mencapai tujuan dengan strategi. Ada satu kata indah Kalau ingin tercapai tujuanmu dan ada kendala jangan ubah tujuannya tapi yang kamu ubah adalah caranya untuk mencapai tujuan itu,&rdquo; pungkasnya.
 
Sementara itu, Ketua pelaksana mengatakan Turnamen Catur Suryadi melaporkan kegiatan ini telah dibuka tanggal 23 Agustus 2024 yang diikuti oleh seluruh pusat-pusat di Perpusnas sebanyak 28 orang dan mereka telah hadir disini dan siap untuk mengadu strategi untuk memenangkan turnamen dengan sportivitas. 
 
&ldquo;Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjaring bibit bibit baru. Hingga nanti diharapkan dari lomba ini bisa kita pilih untuk ke ajang pertandingan yang sifatnya Nasional. Dan harapannya dari kegiatan ini melahirkan juara juara turnamen catur yang bisa mewakili Perpusnas di ajang nasional,&rdquo; tutupnya.
 
Turnamen Catur KORPRI Perpusnas 2024 telah sukses diselenggarakan dengan penuh semangat dan sportivitas. Setelah melalui pertandingan yang ketat dan penuh strategi, Andi Pargo Simamora dari unit Direktorat Standarisasi dan Akreditasi berhasil meraih gelar juara pertama. Keberhasilan Andi Pargo Simamora ini menjadi bukti keahlian dan strateginya dalam permainan catur.
 
Di posisi kedua, M Safei dari unit Inspektorat menunjukkan performa yang luar biasa dan berhasil mengamankan tempat di juara kedua. Sementara itu, Renus Siboro dari unit Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus menempati posisi ketiga dengan permainan yang tak kalah impresif. Fery Adi Wiboyo dari unit Pusat Pendidikan dan berhasil meraih posisi keempat dalam turnamen ini.
 
&nbsp;
 
Reporter/ Dokumentasi: Ahmad Kemal Nasution

KORPRI Perpusnas Gelar Turnamen Catur, Asah Otak dan Jalin Silaturahmi

Humbang Hasundutan, Sumatera Utara - Mulai terkikisnya budaya Batak juga merupakan salah satu dipilihnya Sipinsur sebagai lokasi Festival Naskah Nusantara V adalah agar masyarakat Batak mencintai budaya leluhurnya.
Suku Batak merupakan salah satu suku yang populer di Indonesia. Namun, sayang peninggalan budaya dari para leluhur Batak kurang diminati. Padahal, salah satu yang fenomenal dari peninggalan leluhur suku Batak adalah tradisi pernaskahan.
"Banyak filosofi naskah Batak yang bisa dieksplorasi mendalam sebagai kearifan lokal suku Batak," ujar Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas, Ofy Sofiana, saat membuka FNN V di kawasan wisata Geosite Sipinsur, pada Senin siang, (19/8).
Perpustakan Nasional, lanjut Ofy, menyimpan sedikitnya 200 naskah kuno Batak. Sebagian sudah ada yang dialihmediakan ke dalam bentuk digital. Seluruh naskah atau manuskrip yang sudah dialihmediakan bisa diakses melalui situs khastara.perpusnas.go.id.
Naskah kuno adalah dokumen tertulis.Tidak semua bangsa mempunyai khasanah naskah yang melimpah di hampir seluruh Nusantara. Kandungan yang tersimpan di dalam manuskrip Nusantara berisikan jatidiri bangsa. Bahkan, istilah Pancasila berasal dari kitab Sutasoma. Oleh karena itu, di masa mendatang penelitian naskah harus interdisipliner. Artinya melibatkan berbagai macam disiplin ilmu. Tidak hanya filolog atau sejarawan.Â 
Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor, mengatakan bahwa tidak semua suku bangsa memiliki peninggalan tertulis. Namun, agar tetap terlestarikan dan bermanfaat perlu komitmen bersama. Artinya, tidak hanya Perpusnas saja yang bertanggung jawab. Perlu melibatkan masyarakat luas.Â Kabupaten Humbang Hasundutan adalah salah satu daerah yang pro aktif terhadap pelestarian peninggalan budaya Batak kuno. Diduga naskah Batak jumlahnya mencapai ribuan. Sebagian ada yang tersimpan baik di perpustakaan, museum, atau dirawat secara perorangan. Namun, banyak juga yang tersebar di luar negeri. Ini yang patut disayangkan.Â 
"Ada tiga aspek yang bisa dilakukan agar tidak punah, yaitu aspek perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan," imbuh Bupati Dosmar. Dipilihnya Geosite Sipinsur sebagai lokasi juga membantu mengenalkan Sipinsur sebagai daerah wisata baru di Indonesia. FNN V yang berlangsung selama lima hari menargetkan angka kunjungan sebanyak 5.000 orang.
Selain menggelar pameran naskah nusantara yang bekerja sama dengan Pemprov Sumatera Utara dan Museum TB Silalahi,Â  FNN V juga mengadakan workshop penulisan aksara Batak, penulisan naskah Bali, Bugis, Jawi, dan kaligrafi, serta pembuatan wayang beber.Â Sedangkan untuk Seminar Naskah menghadirkan narasumber filolog internasional Uli Kozok, Ketua Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU) Medan Robert Sibarani, Monang Naipospos, Jakmen Sinulingga, dan Lidya Christina.
Reportase dan Foto : Hartoyo Darmawan

Festival Naskah Nusantara V : Nafas Kearifan Lokal Batak Berbalut Kesejukan Sipinsur

Lampung Tengah, Lampung - Membaca adalah napas hidup dan jembatan emas ke masa depan. Dengan membaca, seseorang dapat mengetahui dan memahami makna hidup, serta mampu meraih lembah pengetahuan dari ketidaktahuan.
Demikian disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Deni Kurniadi pada kegiatan Talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) untuk Kesejahteraan di Kabupaten Lampung Tengah, Senin (8/8/2022).
Sebagai garda depan dalam membangun bangsa pembaca, Perpusnas sadar bahwa kemampuan membaca merupakan fondasi dari pembangunan kualitas bangsa. Kemampuan membaca tersebut harus dimulai dari membangun kegemaran membaca SDM yang ada. Sehingga dibutuhkan strategi untuk memasyarakatkan kegemaran membaca di Indonesia.
â€œKegiatan Pencanangan Gerakan Gemar Membaca 30 Menit Setiap Hari dalam Keluarga yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Tengah adalah langkah strategis dalam meningkatkan budaya literasi masyarakat,â€ jelas Deni.
Program Pencanangan Gerakan Gemar Membaca 30 Menit Setiap Hari dalam Keluarga itu mendapat dukungan penuh dari Bupati Lampung Tengah, Musa Ahmad. Menurutnya membaca adalah jendela dunia dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Sehingga kegemaran membaca perlu dipupuk di setiap rumah guna membangun pengetahuan bersama di dalam keluarga.
â€œSaat ini minat baca di Kabupaten Lampung Tengah masih terbilang sedang cenderung rendah dan perlu ditingkatkan. Kebiasaan membaca sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, guna mewujudkan SDM unggul,â€ ungkap Musa.
Bunda Literasi Kabupaten Lampung Tengah, Mardiana Musa Ahmad, juga mendukung pernyataan Bupati Lampung Tengah. Mardiana mengatakan meskipun membaca menjadi salah satu cara efektif untuk mendapatkan informasi berupa ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya, namun kegiatan membaca tersebut belum menjadi hal yang menarik bagi sebagian masyarakat. Untuk itu, Program Pencanangan Gerakan Gemar Membaca 30 Menit Setiap Hari dalam Keluarga perlu dicanangkan.
â€œGerakan Gemar Membaca 30 Menit Setiap Hari harus dimulai dari keluarga, oleh karena itu setiap keluarga harus memiliki perpustakaan keluarga,â€ ucap Mardiana.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPRD Kabupaten Lampung Tengah, Sumarsono, berpendapat bahwa digitalisasi terkait bahan bacaan sangat penting. Mengingat dewasa ini banyak hoaks yang bertujuan untuk memecah belah bangsa. Selain itu juga dibutuhkan inovasi kerja sama literasi untuk menyejahterakan masyarakat.
â€œSejahtera itu harus cerdas, cerdas harus membaca. Karena sekarang dunia sudah berada dalam genggaman, maka digitalisasi bahan bacaan harus semakin ditingkatkan supaya tidak salah sumber,â€ terangnya.
Perkembangan teknologi mendorong perpustakaan untuk terus berkembang. Pada awalnya perpustakaan berfungsi sebagai gudang buku, kemudian menjadi tempat baca, hingga saat ini sebagai tempat bersosialisai masyarakat. Berbagi pengalaman pribadi, Wakil Direktur Politeknik Negeri Lampung, Beni Hidayat, berkisah bahwa perpustakaan di Politeknik Negeri Lampung selain menjadi tempat yang menyediakan koleksi buku secara fisik maupun digital, di sana juga disediakan ruangan dengan akses internet yang lancar untuk menunjang proses pembelajaran mahasiswa.
â€œDi luar fasilitas-fasilitas itu, perpustakaan Politeknik Negeri Lampung juga ikut serta dalam bentuk inklusi sosial. Kita sering memfasilitasi narasumber untuk kegiatan-kegiatan pelatihan dalam memajukan masyarakat,â€ ujarnya.
Sebagai salah satu yang terdampak dari hadirnya perpustakaan dan bantuan buku dari Perpusnas ialah Pegiat Literasi, Yoga Pratama. Dia mengaku sempat putus asa karena memiliki hobi menulis dan suka membaca namun tidak dapat bersaing di dunia kerja. Akan tetapi berkat bantuan buku dari Perpusnas yang 2 (dua) diantaranya tentang pertanian dan peternakan, serta aktif mempelajari dunia digital secara otodidak, Yoga berhasil meningkatkan perekonomiannya juga membantu teman-teman seperjuangannya.
â€œSebagai mahasiswa peternakan, saya coba awalnya untuk bagaimana membuat tulisan yang bisa dibaca di dunia digital, hingga akhirnya saya belajar mengenai kata kunci. Setelah berhasil, saya coba membangkitkan semangat teman-teman saya yang sama kurang beruntungnya dan ternyata mereka bisa di rumah mengolah kata-kata sampai menghasilkan pendapatan,â€ tuturnya.
Kegiatan Talkshow PILM untuk Kesejahteraan di Kabupaten Lampung Tengah ini juga dirangkaikan dengan Penandatanganan Nota Kesepahaman dan Kesepakatan antara Perpusnas dan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah.
Reporter: Basma Sartika
Fotografer: Radhitya Purnama

Deni Kurniadi: Bangsa Maju adalah Bangsa Pembaca

Jakarta-Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyemarakkan puncak peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia yang diadakan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) tahun ini dengan menandatangani kerja sama di bidang perpustakaan. Kegiatan diadakan di hotel Shangri La, jalan Jenderal Sudirman Kav.1, Jakarta Pusat pada hari Rabu. (12/06/2024) Peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia telah ditetapkan pada tanggal 26 April oleh World Intellectual Property Organization (WIPO). Kemenkumham mengusung tema &ldquo;Kekayaan Intelektual dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan; Membangun Masa Depan dengan Inovasi dan Kreatifitas&rdquo;. Kegiatan dihadiri langsung oleh Menteri Kemenkumham, Yasonna H. Laoly, dihadiri para pemangku jabatan dan tamu undangan terkait dari seluruh Indonesia. &ldquo;Salah satu tujuan kegiatan ini sebagai mendorong seluruh elemen dari ekosistem Kekayaan Intelektual untuk menjadikan Kekayaan Intelektual sebagai pendorong ekonomi nasional. Nantinya kita juga akan menandatangani naskah Perjanjian Kerja Sama dengan Sekretariat Utama Perpustakaan Nasional, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan,&rdquo; lapor Min Usihen, Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kemenkumham dalam laporan sambutan. Joko Santoso, selaku Sekretaris Utama Perpusnas hadir untuk menandatangani naskah Perjanjian Kerja Sama (PKS). PKS berisi tentang Pengembangan, Pemanfaatan dan Optimalisasi Perpustakaan di Bidang Kekayaan Intelektual. PKS ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) yang telah ditandatangani terlebih dahulu pada tahun 2019. Perpusnas sebagai pembina berbagai jenis perpustakaan, sangat mendukung perpustakaan Kemenkumham dalam meningkatkan layanan dan koleksi digital perpustakaan. Ruang lingkup PKS antara lain tentang peningkatan pengetahuan kekayaan intelektual bidang perpustakaan, fasilitasi pendaftaran keanggotaan Perpusnas, sinkronisasi pangkalan data perpustakaan elektronik DJKI dan integrasi data katalog perpustakaan elektronik DJKI. 
Reporter : Anastasia Linawati 
Dokumentasi : Prakas Agrestian

Penguatan Kerja Sama di Bidang Kekayaan Intelektual

Salemba, Jakarta&ndash;Perpustakaan Nasional dan&nbsp;Najwa Shihab kembali menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding-MOU)&nbsp; Najwa Shihab sebagai Duta Baca Indonesia (DBI) di Jakarta, Jumat (19/1). Perpusnas merasakan Najwa Shihab mampu memberikan dampak yang signifikan sejak ditunjuk menjadi Duta Baca 2016 lalu.&nbsp; Tahun 2018 merupakan tahun ketiga dari lima tahun masa bakti Najwa Shihab sebagai Duta Baca Indonesia.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Woro Titi Haryanti mengaku Perpusnas senang dengan dipilihnya Najwa Shihab sebagai Duta Baca Indonesia. Terbukti, dari semua daerah yang didatangi Duta Baca semua menunjukkan antusias masyarakat yang luar biasa. Sukses. &ldquo;Bahkan, pada acara kegiatan pencanangan dan sosialisasi minat baca di Provinsi Jambi, dihadiri oleh tidak kurang tujuh ribu masyarakat,&rdquo; ujar Woro Titi.
Selain mengunjungi setiap komunitas baca atau pustaka keliling di tiap wilayah yang didatanginya, Duta Baca Indonesia juga telah melakukan langkah besar dengan bekerja sama dengan sejumlah institusi tinggi, seperti Kepolisian RI (Polri) dan Kementerian Pertahanan. &ldquo;Perpusnas sendiri juga telah melakukan MoU dengan hampir semua matra angkatan bersenjata di Republik ini untuk terlibat aktif dalam meningkatkan kegemaran membaca masyarakat,&rdquo; tambah Woro.
Najwa Shihab sendiri mengaku senang dengan kelanjutan kerjasama dirinya dengan Perpusnas. Meski ada kekhawatiran di awal penunjukkan sebagai Duta Baca. &ldquo;Terbayang ekspektasi yang begitu tinggi. Tidak hanya dari Perpusnas tentunya, tapi juga dari teman-teman pegiat literasi dan juga dari berbagai kalangan,&rdquo; ujarnya. Namun, seiring waktu kekhawatiran tersebut telah berubah menjadi optimisme setelah melihat dan merefleksikan yang telah dicapai sejauh ini.
Dari level yang paling atas, Duta Baca Indonesia sudah merasakan komitmen para pemimpin negeri, ketika berbicara tentang literasi itu tidak hanya sekedar&nbsp; dilisan tapi benar-benar dilaksanakan. Kedatangan Presiden Jokowi pada peresmian fasilitas layanan Perpusnas dan mendengarkan bagaimana kekaguman dan dorongan semangat&nbsp; dari pimpinan tertinggi negeri terhadap kerja keras&nbsp; yang dilakukan bersama itu, menambah daya juang para pegiat literasi dan juga pustakawan.
&ldquo;Salah satu momen penting adalah ketika Presiden menetapkan setiap tanggal 17 sebagai Hari Kirim Buku gratis melalui PT Pos Indonesia. Komitmen itu&nbsp;memberikan suntikan semangat bagi para pegiat literasi dimanapun untuk melihat bahwa negara hadir dan menggunakan berbagai kekuatan yang dimilikinya untuk menunjukkan bahwa ini adalah kerja bersama,&rdquo; tambah Najwa.
Najwa juga merasa bangga akan Perpusnas saat ini. &ldquo;Bukan hanya karena gedung barunya yang merupakan gedung perpustakaan tertinggi di dunia, tetapi karena komitmen Perpusnas untuk membangun roh perpustakaan sebagai tempat yang terbuka dan merangkul semua. Tempat kumpulan karya-karya besar dari seluruh bangsa. Perpustakaan adalah surga imajinasi,&rdquo; lanjutnya.
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengucapkan terima kasih atas komitmen Najwa Shihab untuk mau mengemban tugas sebagai Duta Baca Indonesia. &ldquo;Selama Najwa Shihab bergabung, luar biasa apresiasi yang diterima oleh seluruh pihak. Kini, semua pihak mampu membuka mata, bukan hanya pada level eksekutif maupun legislatif, tapi semua orang hingga di pelosok sudah mulai bicara tentang literasi,&rdquo; ujar Muhammad Syarif.
&nbsp;
Reportase : Hartoyo Darmawan&nbsp;

Duta Baca Indonesia Najwa Shihab : Perpustakaan Adalah Surga Imajinasi

Medan Merdeka Selatan, Jakartaâ€”Naskah merupakan hasil peradaban dunia yang patut dibanggakan. Tanpa adanya naskah-naskah di masa lampau, peradaban dunia tidak akan berwarna. Salah satu naskah Nusantara yang mendunia adalah Cerita Panji. Epos naskah/cerita Panji mirip dengan epos cerita Mahabarata dari India. Kepopuleran Cerita Panji dengan menarik perhatian para peneliti internasional, khususnya dari Eropa.
Cerita Panji merupakan cerita roman yang memiliki nilai universal. Cerita Panji terjadi pada masa Kerajaan Kediri di Jawa Timur. Tokoh utama dalam Cerita Panji tersebut adalah Raden Panji Inu Kertapati dan Dewi Candrakirana.
Kisah Panji/Inao yang terkenal pertama kali muncul pada abad ke-14 di Jawa Timur, tepatnya di Kediri, lalu menjadi sangat populer dan menyebar ke pulau-pulau lain di Indonesia, seperti Bali, Lombok, Kalimantan, dan Jawa. Kisah Panji menginspirasi perkembangan seni pertunjukan, seperti tarian, teater, wayang dan topeng. Literatur dan seni pertunjukan yang kemudian menyeberangi lautan ke negara lain di kawasan ASEAN, seperti Malaysia, Thailand, Myanmar, Kamboja, Laos, dan Vietnam.
Direktur Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wijaya mengatakan Cerita Panji adalah warisan kekayaan luar biasa dari Indonesia. Cerita Panji Â layaknya epos Mahabharata dan Ramayana merupakan pahlawan diplomasi dan bisa menjadi cerita sukses dan viral dimana-mana dari generasi ke generasi.
Pascadiakui sebagai Ingatan Dunia (memory of the world) oleh UNESCO tugas bersama selanjutnya, khususnya pemerintah adalah melakukan pembinaan dan merevitalisasi Cerita Panji agar pas dengan generasi milenial. Orang tua perlu mengenalkan cerita rakyat kepada anak-anak agar diketahui. â€œNamun, perlu kreativitas bagaimana mengemas kandungan Cerita Panji agar tidak sekedar diketahui generasi muda saat ini tapi mampu dipahami dan diaplikasikan dalam keseharian,â€ terang Wijaya.
Sekedar informasi, berdasarkan sertifikat Memory of the World (MoW) UNESCO tanggal 30 Oktober 2017, ditetapkan bahwa Naskah Cerita Panji (Panji Tales Manuscripts) yang merupakan joint nomination dari beberapa Perpustakaan Nasional (Indonesia, Malaysia, Kamboja, Belanda, serta dukungan dari British Library), sebagai Memory of the World (Ingatan Dunia). Cerita Panji melengkapi deretan warisan dokumenter Indonesia yang berhasil mendapatkan penghargaan serupa dari UNESCO, seperti Negarakertagama, Babad Dipanegara, dan I La Galigo.
Seminar Internasional Cerita Panji adalah bagian dari Festival Panji yang digelar secara gotong royong oleh Kemendikbud, Perpustakaan Nasional, Pemprov Jawa Timur, Pemprov DI Yogyakarta, dan Pemprov Bali di delapan kota, antara lain Denpasar, Surabaya, Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Yogyakarta, dan Jakarta.
Perpustakaan Nasional secara khusus telah menyimpan ratusan ribu naskah Panji dengan berbagai aksara dari berbagai daerah. Secara khusus Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengaku bangga sosialisasi ataupun pembahasan mengenai Cerita Panji sudah berlangsung berkesinambungan. Â Â Â 
Kepala Perpusnas menambahkan bukan sesuatu hal yang aneh jika Indonesia sebagai bangsa yang besar banyak memiliki kebudayaan yang hebat dan bernilai tinggi. Contohnya, Candi Borobudur dan Prambanan yang sudah dikenal sebagai salah satu identitas nusantara yang mendunia. â€œCerita Panji, meski berlatar belakang budaya Jawa, tepatnya di wilayah Kediri pada abad ke-12 tapi mampu memberikan pengetahuan tentang negara, sistem pemerintahan dan sebagainya selain kisah cintanya yang sarat emosional,â€ tambah Muhammad Syarif.
Seminar Internasional Panji digelar Perpusnas selama dua hari (10/7-11/7), menghadirkan sepuluh nara sumber, diantaranya Wardiman Djojonegoro (Indonesia), Nooriah Mohamed (Malaysia), Roger Tol (Belanda), Lydia Kieven (Jerman), dan Rujaya Abikhom (Thailand). Seminar internasional diikuti lebih dari 200 peserta dari K/L, kalangan dosen dan mahasiswa ilmu budaya, para peneliti, atase kebudayaan di sebagian negara ASEAN dan Eropa.Â Â 
Selain seminar internasional juga diselenggarakan pameran lukisan Panji sepanjang 60 meter tanpa putus, kedai buku, workshop preservasi, lomba mewarnai Cerita Panji di tingkat Jabodetabek.
Reportase : Hartoyo Darmawan

Berita

-

Pencarian

Berita Lainnya

KORPRI Perpusnas Gelar Turnamen Catur, Asah Otak dan Jalin Silaturahmi

Festival Naskah Nusantara V : Nafas Kearifan Lokal Batak Berbalut Kesejukan Sipinsur

Deni Kurniadi: Bangsa Maju adalah Bangsa Pembaca

Penguatan Kerja Sama di Bidang Kekayaan Intelektual

Duta Baca Indonesia Najwa Shihab : Perpustakaan Adalah Surga Imajinasi

Seminar Internasional Cerita Panji 2018 : Ingatan Dunia yang Perlu Dikemas Agar Digemari Masyarakat Milenial