Salemba, Jakarta - Dewasa ini, dunia dihadapkan pada permasalahan pandemi Covid-19. Akibatnya, semua bentuk aktivitas sehari-hari mulai dari sekolah hingga bekerja lebih banyak dilakukan secara daring. Dalam hal ini, akses internet menjadi prioritas utama di semua tempat tak terkecuali daerah. Selain akses internet, bahan referensi yang ada di perpustakaan juga sangat dibutuhkan terutama oleh para pelajar serta mahasiswa yang melakukan kegiatan belajar dari rumah. Untuk itu diperlukan terobosan baru agar jaringan internet yang baik dapat dirasakan secara merata hingga ke daerah, dengan demikian bahan referensi yang ada di Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) dapat diakses dengan cepat oleh mereka.
Sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui MenpanRB, Pusat Data dan Informasi Perpusnas berada dibawah kendali Kepala Perpusnas dan harus diatur melalui satu pintu. SDM yang bekerja pada Pusat Data dan Informasi adalah para profesional yang tekun pada profesi di bidangnya masing-masing dan berdedikasi untuk terus mengembangkan TIK guna meningkatkan kecerdasan bangsa.
“Penting untuk pintar secara individual tapi jauh lebih penting untuk pintar secara kelompok. Harus bisa bersinergi untuk memberikan yang terbaik kepada stakeholders,†ucap Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, saat membuka acara Konsultasi dan Diskusi Kebutuhan Insfrastruktur Jaringan TIK bersama Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), Kamis (5/11) di Ruang Teater Perpusnas Salemba.
Lebih lanjut, Syarif Bando mengatakan bahwa Perpusnas adalah lembaga pemerintah non-kementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Tugas pokok dan fungsi Perpusnas adalah menjadi sumber informasi terpercaya, terkini, dan terbaru bagi seluruh masyarakat Indonesia. Perpusnas harus menjadi pusat jejaring seluruh perpustakaan dari pusat sampai ke desa.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum APJII Jamalul Izza mengatakan sejalan dengan program yang dimiliki oleh Perpusnas sejak tahun 2019 yakni Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, APJII juga sedang berupaya untuk mendorong transformasi digital di daerah. Tekanan pandemi Covid-19 mendorong masyarakat untuk meninggalkan ruang fisik dan bermigrasi ke ruang digital secara massif, maka akselerasi transformasi digital adalah kebutuhan yang mendesak.
Adapun inisiatif yang dilakukan APJII untuk mendorong transformasi digital di daerah antara lain Desa Internet Mandiri, Internet Sekolah dan Free Wi-Fi. Setelah jaringan internet terpasang, langkah selanjutnya adalah mengisinya dengan konten positif. “Kedepannya saya berharap, konten Perpusnas bisa di supply ke daerah/desa,†ungkap Jamal.
Ketua Bidang Operasi Pengembangan IIX (Indonesia Internet Exchange) dan Data Center, Benyamin P. Naibaho, menambahkan bahwa tujuan utama IIX adalah  (1) membentuk jaringan interkoneksi nasional sebagai tempat pertukaran data yang mudah dan murah antar Penyelenggara Jasa Internet (PJI/ISP) di seluruh wilayah Indonesia, (2) Mengurangi ketergantungan pada interkoneksi internet di luar negeri, (3) Meningkatkan kecepatan lalu lintas informasi data khususnya yang telah tersedia di Indonesia, dan (4) Menjadi sarana komunikasi penyedia informasi (contact provider) dengan jalur pita lebar yang besar yang tersalurkan ke seluruh PJI Indonesia.
“Berkaitan dengan kebutuhan yang ada di Perpusnas, kita harus mulai berpikir bagaimana strategi menempatkan konten-konten yang ada di Perpusnas sehingga tidak hanya tergantung pada ISP tetapi bisa dinikmati oleh publik setiap saat dengan sistem keamanan yang baik dan handal,†jelas Benyamin.
Reporter: Basma Sartika
Fotografer: Raden Radityo