Perpusnas Gelontorkan 106,4 Milyar untuk Stimulan Perpustakaan di Aceh
Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) telah mengalokasikan Rp. 106,4 miliar rupiah dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Pendidikan Subbidang Perpustakaan dalam rangka pengembangan layanan perpustakaan di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Aceh selama periode 2019-2024.
Taufiq A. Gani selaku Kepala Pusat Data Informasi Perpusnas, menyerahkan secara simbolis piagam Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Subbidang Perpustakaan TA 2024 sebesar Rp. 22,2 Milyar kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Aceh, Edi Yandra. Penyerahan ini dilaksanakan saat kunjungan kerja Komisi X DPR RI yang dipimpin oleh legislator asal DAPIL I Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal, dan diterima oleh Iskandar, selaku Asisten Daerah III Pemda Aceh yang mewakili Pj. Gubernur Aceh di Aula Kantor Gubernur Aceh (12/7/24).
Iskandar mengucapkan terima-kasih kepada Komisi X DPR beserta instansi mitranya yang telah bekerja sama dengan segenap pihak berkepentingan di Aceh. Ketua rombongan Komisi X DPR RI, Illiza juga mengharapkan dalam pertemuan tersebut disampaikan semua permasalahan di sektor pembangunan untuk secara bersama-sama dicarikan solusinya.
Kemajuan dan Harapan Perpustakaan Aceh
Secara khusus, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Edi Yandra melaporkan kemajuan yang telah dicapai pembangunan layanan perpustakaan di Aceh. “Alhamdulillah Gedung Layanan Perpustakaan Aceh di Lamnyong sudah berfungsi, kunjungan masyarakat ke perpustakaan tersebut mencapai seribu orang per hari. Layanan pun sudah buka setiap hari termasuk Sabtu dan Minggu,” terangnya.
Namun demikian, Edi Yandra mengharapkan bantuan Komisi X DPR RI dan Perpusnas untuk terus membantu pemanfaatan gedung layanan perpustakaan kabupaten/kota di Aceh disebabkan banyak kabupaten/kota di Aceh yang masih mengalami kesulitan anggaran dalam penyelenggaraan layanan perpustakaan dan gerakan literasi.
Stimulan Perpusnas untuk Perpustakaan Aceh
Menanggapi kebutuhan tersebut, Taufiq menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan Perpusnas untuk Aceh merupakan stimulan untuk menggerakkan pihak-pihak yang berkepentingan di Provinsi Aceh agar lebih berkomitmen dan memanfaatkan sumber daya lokal dalam pembangunan bidang perpustakaan dan gerakan literasi. “Inovasi dan kreativitas sumber daya lokal yang akan menjadikan pembangunan perpustakaan ini dapat berkelanjutan. Perpusnas sebagai instansi pusat tetap melanjutkan keberlangsungan dan pemerataan pembangunan layanan perpustakaan di Aceh dan seluruh Indonesia” jelasnya.
Lebih lanjut, Taufiq menerangkan mengenai keberlanjutan, pemerataan dan stimulan bagi Provinsi Aceh dalam DAK Fisik di tahun 2024 yaitu dalam bentuk pembangunan dan rehabilitasi gedung layanan perpustakaan di Kabupaten Pidie Jaya, Bireun dan Aceh Barat. Di samping itu, diberikan bantuan dalam penyediaan perabotan, peralatan TIK dan koleksi buku di beberapa kabupaten/kota lainnya. “Yang tidak kalah pentingnya adalah Perpusnas melihat untuk para pengelola perpustakaan dan pegiat literasi di daerah harus mengandalkan penyelenggaraan kegiatan literasi, dengan cara ini masyarakat akan terangsang untuk memanfaatkan sarana fisik perpustakaan yang sudah dikembangkan” ujarnya.
Keberlanjutan Pengembangan Perpustakaan Aceh
Dalam rangka merangsang peningkatan literasi di Aceh, tahun 2024 Perpusnas akan menyerahkan bantuan bahan bacaan bermutu dan rak untuk 493 perpustakaan desa yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Selain itu, Perpusnas telah melatih pendamping lokal untuk pemanfaatan buku tersebut, sehingga diharapkan munculnya kegiatan-kegiatan kreatif untuk meningkatkan gemar membaca di setiap daerah lokus bantuan.
Selanjutnya Perpusnas menargetkan untuk tahun 2025, sebanyak 16 kabupaten/kota di Provinsi Aceh akan menerima DAK Non-fisik untuk menyelenggaraan berbagai macam workshop/pelatihan bercerita, review dan penulisan buku, serta pendataan naskah langka.
Pada akhir dialog, Taufiq menambahkan dengan bantuan serta kerjasama Perpusnas, Komisi X DPR RI, jajaran pemerintah dan pegiat literasi di Provinsi Aceh diharapkan dapat terus meningkatkan nilai Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) menjadi lebih baik, menuju Indonesia Emas Tahun 2045.
Penulis: Taufiq A. Gani