Pekanbaru, Riau - Nilai literasi siswa Indonesia dinilai rendah oleh Programme for International Student Assessment (PISA) karena peran dan fungsi perpustakaan sekolah/madrasah dalam menumbuhkan kegemaran membaca siswa dan kecakapan literasi belum maksimal.
Demikian disampaikan oleh Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Upriyadi saat membuka sekaligus memberikan arahan pada kegiatan Peningkatan Pendamping Literasi Perpustakaan Sekolah/Madrasah di The Zuri Hotel Pekanbaru, Selasa (1/10/2024).
“Keberadaan perpustakaan sekolah/madrasah belum dianggap penting sehingga pengelolaan dan penyelenggaraannya terkesan berjalan sekadarnya tanpa memperhatikan kebutuhan warga sekolah/madrasah,” ucapnya.
Sebagai informasi, pada tahun 2022, PISA menempatkan Indonesia pada peringkat ke-63 dari 81 negara yang disurvei di mana nilai literasi membaca sebesar 359, nilai literasi sains sebesar 383, dan nilai literasi matematika sebesar 366.
Untuk itu, Upriyadi menambahkan bahwa pustakawan/pengelola perpustakaan sekolah/madrasah harus bertransformasi secara utuh dan memberdayakan perpustakaannya sebagai bagian integral dalam mendukung program pembelajaran.
“Adapun upaya yang dapat dilakukan antara lain membangun kesadaran guna meningkatkan kompetensi dan kecakapan literasi pengelola perpustakaan sekolah/madrasah; kecakapan pengelolaan perpustakaan sesuai dengan standar nasional perpustakaan; serta kreatifitas, komitmen dan konsistensi menciptakan program literasi yang diminati warga sekolah/madrasah,” terangnya.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Pusat Pengembangan Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi Perpusnas ini mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berharap agar Perpusnas terus bersinergi bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi serta Kabupaten/Kota khususnya di wilayah Riau dalam pengembangan dan pembinaan perpustakaan sekolah/madrasah hingga mencapai standar nasional perpustakaan dan meningkatkan indeks literasi masyarakat Riau,” katanya.
Riau menjadi tuan rumah kegiatan Peningkatan Pendamping Literasi Perpustakaan Sekolah/Madrasah yang berlangsung selama tiga hari bersama 97 peserta secara luring dan 689 peserta hadir secara daring.
Pada kesempatan tersebut, para peserta dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan mengenai literasi, serta aspek manajerial dalam penyelenggraan dan pengelolaan perpustakaan seperti cara merancang dan menyusun program-program literasi di sekolah/madrasah yang melibatkan perpustakaan secara aktif dan berkelanjutan.
Reporter: Ratih Nurhidayah dan Nia Gusniawati
Editor: Basma Sartika
Dokumentasi: Riska Fitriani