Perpustakaan Bung Karno Tumbuhkan Semangat Nasionalisme Generasi Muda

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Badung, Bali--Bung Karno mengatakan dalam buku Amanat proklamasi Jilid III (1956: hal 74), Keberanian, sekali lagi keberanian, selalu keberanian, maka tiap-tiap perjuangan besar tidak hanya menuntut pengorbanan, tetapi ia juga menuntut keberanian."

Menumbuhkan semangat nasionalisme dan karakter bangsa bagi generasi penerus bangsa dalam era informasi gencar dilaksanakan Perpustakaan Proklamator Bung Karno. Salam Kebangsaan dari 300 lebih peserta terdiri dari dosen, guru, mahasiswa, pelajar, ASN di lingkungan Pemkab Badung, Pengelola Perpustakaan, Komunitas Gemar membaca dan tokoh masyarakat menggema di gedung Kertha Gosana Kabupaten Badung, Bali, Kamis (3/10). Acara yang digelar berkat kerjasama UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno Blitar dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung dihadiri Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa dan Ketua Komisi I DPRD Badung I Wayan Regep, dan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Ni Wayan Kristiani. 

Menurut Kepala Bidang Layanan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan Bung Karno Agus Sutoyo,  tujuan acara sosialisasi Perpustakaan Bung Karno untuk memberikan inspirasi kepada masyarakat agar ide, gagasan dan pemikiran Bung Karno dapat diterapkan di kehidupan nyata untuk mencapai kehidupan yang lebih bermartabat, saling menghormati perbedaan yang ada, menghidupkan kembali gotong royong dan semangat ke-indonesia-an yang terpatri dalam jiwa raga bangsa Indonesia. Agus Sutoyo yang juga merupakan salah satu nara sumber dalam acara itu menyebutkan pentingnya bangsa Indonesia memahami, menghayati tentang revolusi mental yang disampaikan Bung Karno. Dimana Bung Karno mengatakan tujuan revolusi itu adalah untuk kedaulatan dari Sabang sampai Merauke, meuwujudkan masyarakat adil dan makmur, serta menjaga persahabatan dan perdamaian dunia. Selain itu, ujar Bung Karno Revolusi nasional yaitu revolusi mendasar dalam proklamasi, lepas dari penjajah dan terbentuknya NKRI. Revolusi sosial terwujudnya adil makmur. Terwujudnya masyarakat gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja," katanya sambil menutup acara itu dengan pembacaan puisi nasionalisme karya Bung Karno dengan judul 'Aku Melihat Indonesia'.

Sementara itu Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa menyambut baik sosialisasi ini karena bermanafaat untuk menggelorakan nilai-nilai perjuangan dan ketokohan dari seorang Bapak Bangsa Indonesia yaitu Bung Karno. "Konsep ajaran tri Sakti Bung Karno dan Marhaenisme ini memang tatanan nilai perjuangan yang mampu hidup dan berkembang di setiap jaman. Apa yang dilakukan oleh bangsa ini nantinya tidak keluar dari koridor nilai-nilai dan semangat perjuangan dari Bung Karno sebagai pendiri bangsa dan ketokohan beliau. Semoga generasi muda khususnya kaum milenial ini dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan keseharian," ungkapnya.

Suiasa mengharapkan melalui sosialisasi ini genesi muda juga dapat menggetoktularkan informasi ataupun tatanan nilai ketokohan Bung Karno sebagai tokoh perjuangan bangsa Indonesia, untuk terus digelorakan di tengah-tengah masyarakat. "Jadi tujuan untuk selalu menjaga, membangun rasa idealisme kita, idealisme kebangsaan untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia dan mempertahankan empat pilar kebangsaan yang merupakan harga mati buat kita. Sehingga ini menjadi sesuatu yang terus menerus sepanjang sejarah peradaban bangsa Indonesia ini ada, " lanjutnya.

Acara dilanjutkan dengan diskusi, penyerahan cinderamata, pembagian sovenir, foto bersama dan ditutup dengan pembacaan puisi oleh Kepala Bidang Layanan Informasi dan Kerjasama Perpustakaan Bung Karno, Agus Sutoyo dengan membacakan puisi Bung Karno berjudul Aku Melihat Indonesia diiringi alunan instrumen Indonesia Tanah Airku dan diakhir acara Agus Sutoyo mengajak seluruh peserta menyanyikan bersama lagu yang penuh nilai nasionalisme itu.***

reportase: Handayani

Fotografer: Aji Wianjono

 

 

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung