Lampa, Banggai Laut—Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Adin Bondar meresmikan Gedung Layanan Perpustakaan Daerah Kabupaten Banggai Laut.
Peresmian perpustakaan dua lantai tersebut dilakukan Deputi Adin bersama Bupati Banggai Laut Sofyan Kaepa pada Senin (22/7/2024). Terletak di Lampa, Kecamatan Banggai, Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah, gedung layanan perpustakaan ini dibangun menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Pendidikan Subbidang Perpustakaan Daerah Tahun 2023 senilai Rp10 miliar.
Deputi Adin menyatakan gedung layanan perpustakaan daerah Kabupaten Banggai Laut dapat menjadi ruang terbuka untuk membangun kreativitas bagi masyarakat setempat.
“Tidak hanya memajang buku, kami harap agar gedung layanan ini menjadi ruang kreativitas di mana perpustakaan hadir sebagai ruang terbuka untuk belajar kontekstual, berbagi pengalaman, dan memecahkan permasalahan yang terjadi di masyarakat. Menjadi ruang terbuka untuk meningkatkan keterampilan hidup,” ungkapnya.
Dia menjelaskan budaya literasi adalah ikhtiar kolektif yang harus dibangun bersama, tidak hanya pemerintah, namun seluruh masyarakat. Menurutnya, dalam konsep pembangunan inklusi yang bertumpu pada sumber daya manusia, persyaratan utama negara maju adalah hadirnya masyarakat yang memiliki budaya baca dan kecakapan literasi yang tinggi.
“Persoalan bangsa kita tidak hanya disebabkan faktor kemiskinan ekonomi, namun kemiskinan pengetahuan dan informasi karena tidak membaca,” tuturnya.
Untuk meningkatkan literasi desa melalui perpustakaan desa dan taman bacaan, Perpusnas akan mengembangkan perpustakaan desa di seluruh provinsi Sulawesi Tengah dengan menyalurkan bantuan bahan bacaan bermutu ke 255 lokasi perpustakaan desa dan taman baca. Hal ini dilakukan untuk mendukung percepatan budaya baca dan literasi.
“Banggai Laut menjadi salah satu daerah prioritas kami dengan 39 lokasi perpustakaan dan taman baca, yang akan mendapatkan seribu judul bahan bacaan bermutu beserta raknya,” imbuhnya.
Menurutnya, Banggai Laut adalah daerah kepulauan sekaligus kota sejarah, daerah budaya, dan penuh dengan kearifan lokal. Kehadiran perpustakaan daerah diharapkan menjadi penggerak utama fungsi pelestarian budaya. Sebagaimana Undang-undang 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan dan diperkuat dengan Undang-undang 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang menyatakan perpustakaan memiliki fungsi pelestarian naskah Nusantara dan kebudayaan dalam rangka pemajuan kebudayaan.
“Kami berharap adanya komitmen dari pemerintah daerah dan jajaran untuk memberikan kegiatan atau aktivitas dalam menggali sejarah agar kearifan lokal menjadi bagian karakter masyarakat. Misalnya seperti lomba penulisan sejarah, sehingga manuskrip atau naskah tulisan ini dapat dibaca anak didik kita dan tidak kehilangan sejarah,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Sofyan menyatakan sebelum hadirnya gedung baru, gedung perpustakaan di Banggai Laut adalah kantor paling jelek di antara 13 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah. “Tidak pernah terlihat dan tidak bisa terbayang di benak kami, bisa hadir perpustakaan yang megah ini,” ungkapnya.
Dia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Republik Indonesia, khususnya Perpusnas, atas kehadiran gedung fasilitas layanan perpustakaan untuk masyarakat Banggai Laut.
“Dengan hadirnya gedung ini, Indeks Pengembangan Manusia atau IPM Banggai Laut meningkat hingga 89 persen. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah untuk mengejar ketertinggalan kami,” imbuhnya.
Dia berpesan agar masyarakat menjaga aset yang telah diberikan oleh negara, baik gedung perpustakaan maupun mobil perpustakaan keliling. “Saya mohon masyarakat Banggai Laut dapat menjaga aset ini, kalau aset terjaga, dapat dimanfaatkan dengan baik untuk anak cucu kita,” pungkasnya.
Reporter: Gilang Arwin Saputri
Editor: Hanna Meinita
Dokumentasi: Aditya Irfan Fakhruddin/Aji Anwar