Perpustakaan Daerah Berperan Aktif Tingkatkan Kegemaran Membaca

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakarta - Perpustakaan daerah telah berperan aktif dalam meningkatkan kegemaran membaca masyarakat.

Hal tersebut terlihat dari nilai kegemaran membaca masyarakat yang meningkat dengan rata-rata nasional 63,8 pada posisi tinggi. Meskipun demikian, masih ada beberapa daerah yang memerlukan usaha lebih.

“Terima kasih untuk partisipasi dan inisiasi yang dilakukan sehingga tingkat kegemaran membaca meningkat sangat baik. Namun, ada beberapa daerah yang masih perlu pr besar,” ucap Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Adin Bondar.

Deputi Adin menerima kunjungan kerja dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tapin, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Konawe Kepulauan, dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Semarang di Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Selasa (7/2/2023).

Menurut dia, nilai kegemaran membaca masyarakat diambil dari kajian berbasis ragam langkah ilmiah yang kemudian dipetakan untuk bersama-sama mendorong menjadikan kegemaran membaca menjadi budaya yang dapat didekatkan dengan beberapa instrumen, sehingga menjadi habit.

“Potret hasil kajian ilmiah itu menunjukkan bahwa masyarakat masih perlu strategi dan pembangunan infrastruktur yang berhubungan dengan kegemaran membaca,” katanya.

Saat ini, masyarakat cenderung lebih menyukai bahan bacaan elektronik atau digital. Dengan demikian, penetrasi internet sangat inline dengan kebiasaan membaca masyarakat. Untuk itu, apa pun jenis bantuan yang disalurkan Perpusnas akan diarahkan lebih besar pada digitalisasi.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Konawe Kepulauan, Danyal, menyatakan perpustakaan sangat berpengaruh dalam meningkatkan budaya membaca dan literasi masyarakat. Pada tahun 2022, Konawe Kepulauan juga mendapatkan mobil perpustakaan keliling untuk menjangkau daerah terpencil.

“Ada keterampilan yang terbentuk dari membaca buku dan saat ini pendapatan yang diperoleh bisa mencapai Rp. 3jt/bulan,” ungkapnya.

Dia juga menyampaikan kebutuhan akan Pojok Baca Digital (Pocadi) untuk lebih memfasilitas masyarakat, sehingga perkembangan perpustakaan dapat menjadi andalan.

Mobil perpustakaan keliling dan Pocadi merupakan bentuk stimulan yang disalurkan Perpusnas ke daerah. Stimulan ini berfungsi sebagai trigger dan kuotanya terbatas, dengan demikian diharapkan daerah yang mendapatkan juga memberikan dukungan.

Hal tersebut dijelaskan oleh Ketua Kelompok Kerja Pengembangan Perpustakaan Umum Perpusnas, Nurhadisaputra, yang turut hadir pada kesempatan itu. Lebih lanjut, Nurhadi juga menerangkan bahwa mulai tahun 2023, konsep pengajuan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Pendidikan Subbidang Perpustakaan oleh daerah mengalami pergeseran dari yang awalnya reguler menjadi penugasan.

“Dulu, ketika reguler daerah mana saja bisa mengajukan sesuai kebutuhan. Kalau penugasan itu diawal sudah harus menetapkan daerah, jadi yang akan dibuka sistemnya di aplikasi Krisna hanya yang masuk ke dalam lokasi prioritas,” jelasnya. 

Terkait bantuan DAK, dilanjutkan oleh Direktur Standarisasi dan Akreditasi Perpusnas, Supriyanto, perubahan konsep pengajuan tersebut juga mempengaruhi syarat utama penerimanya, salah satunya ialah perpustakaan wajib terakreditasi.

Dia juga mengatakan 27 perpustakaan provinsi dan sekitar 280 perpustakaan kabupaten/kota telah terakreditasi. Untuk itu, dia mengajak seluruh tamu yang hadir untuk mendorong daerahnya masing-masing untuk melakukan akreditasi perpustakaan.

“Akreditasi ini merupakan bentuk tanggung jawab dari perpustakaan di daerah untuk meningkatkan kualitas mutu perpustakaan,” ujarnya.

Penjelasan terkait akreditasi ini menjawab permintaan arahan untuk mendapat nilai maksimal dalam pengajuan akreditasi yang rencananya akan diajukan di tahun ini oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Semarang.

“Kami rencananya ingin mengajukan akreditasi tahun ini secara mandiri, untuk itu mohon arahannya agar bisa mendapat nilai maksimal,” terang Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Semarang, Endang Sarwiningsih.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan dan Pembinaan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tapin, Rusma Yuliarti, mengutarakan kedatangannya ialah untuk mendapatkan informasi lebih lanjut terkait undangan yang diterima untuk kegiatan pengukuhan Bunda Literasi.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Kelompok Kerja Pembinaan Institusi Sosial Penggerak Literasi Perpusnas, Alfa Husna, mengungkapkan pelaksanaan kegiatan pengukuhan Bunda Literasi selama ini dirangkaikan dengan kegiatan talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) dan prosedur pengukuhan dilakukan oleh kepala daerah, sementara Kepala Perpusnas sebagai saksi.

Reporter: Basma Sartika

Fotografer: Aji Anwar 

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung