Roadshow Perpusnas di Blitar : Kebiasaan Membaca Harus Dimulai Sejak Usia Dini

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Blitar, Jawa Timur – Yah, kebiasan membaca memang harus dimulai sejak dini. Penegasan ini berulang kali disampaikan Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional Dedi Junaedi saat menjadi narasumber talk show di UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar, Kamis, (19/4).

Talk show yang bertemakan ‘Mewujudkan Indonesia Cerdas Melalui Peningkatan Budaya Baca dan Indeks Literasi Masyarakat’ juga menghadirkan narasumber lain, antara lain Wakil Wali Kota Blitar Santoso, Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar Mokhamad Sidik, Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno Suyatno, dan novelis Eka Kurniawan.

“Namun, untuk membiasakan anak mau membaca perlu motivasi dan keteladanan dari para orang tua agar kebiasaan tersebut terus terjaga,” ujar Dedi Junaedi. Hal yang sama juga mesti dilakukan oleh satuan pendidikan dengan melibatkan perpustakaan pada tugas-tugas yang diberikan sekolah. Sedangkan, pada tataran bermasyarakat bisa dilakukan dengan memperbanyak taman baca masyarakat. 

Masyarakat perlu meniru kebisaan dari salah satu founding father Indonesia, Soekarno, yang punya semangat baca yang tinggi. Wakil Wali Kota Blitar Santoso mengatakan masyarakat dan pustakawan perlu belajar dari Bung Karno. “Banyak pemikiran Bung Karno yang mengilhami tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara,” ujarnya.

Khusus UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Santoso meminta segala jenis koleksi Bung Karno dapat diakses kapan saja, oleh siapa saja, dan dimana saja. Teknologi sudah memudahkan itu semua. "Saya yakin kalau masyarakat mengkaji pemikiran Bung Karno akan menjadikan Kota Blitar menjadi lebih baik lagi," imbuh Santoso.

UPT Bung Karno menurut Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno Suyatno saat ini telah melakukan sosialisasi ke-20 daerah di seluruh Indonesia untuk mengenalkan Perpustakaan Proklamator Bung Karno serta menguatkan rasa nasionalisme melalui ketokohan Bung Karno.

Tidak hanya perpustakaan yang diminta untuk berperan dalam peningkatan literasi. Dinas pendidikan pun diminta untuk lebih aktif menggalakkan program penguatan literasi masyarakat. Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar Mokhamad Sidik menyampaikan bahwa salah upaya yang dilakukannya untuk meningkatkan literasi di masyarakat, yakni melibatkan orang tua dalam membaca dongeng untuk anak-anaknya. "Kami juga ajak para guru dan peserta didik mengunjungi Perpustakaan Bung Karno untuk melihat dan mempelajari koleksi yang ada," ujar Sidik.

Literasi bukan sekedar mampu baca-tulis saja tapi juga mampu untuk memahami segala maksud yang tersurat maupun yang tersirat dalam suatu informasi atau ilmu pengetahuan.

Hal yang sama diutarakan novelis Eka Kurniawan terkait literasi. Menurut Eka, literasi bisa tumbuh jika seseorang konsisten beraktivitas baca dan tulis. Memang tidak semua orang memiliki kemampuan menulis meski ia adalah seorang pembaca. "Tapi, syarat mutlak untuk bisa menjadi penulis yang baik, ya dengan sering membaca," imbuh Eka.

Eka merupakan alumnus Filsafat Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Pada tahun 2015, Eka mendapatkan penghargaan "Global Thinker" dari Jurnal Foreign Policy. Novel pertamanya yang berjudul 'Cantik itu Luka' meraih banyak perhatian dari pemerhati sastra di Indonesia dan telah dialihbahasakan ke dalam beberapa bahasa internasional. Novel keduanya yang berjudul 'Lelaki Harimau' terpilih menjadi salah satu nominasi "The Man Booker International Prize" pada tahun 2016.

Roadshow merupakan salah satu bentuk sosialisasi yang amat penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa perpustakaan adalah salah satu komponen dalam membentuk peradaban suatu bangsa. Esensi pembudayaan kegemaran membaca adalah untuk meningkatkan kompetensi masyarakat demi mencapai kesejahteraan.  

  Reportase : Arwan Subakti

 

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung