Teluk Bintuni, Papua Barat - Tidak mengenal lelah dalam perjuangan meningkatkan literasi masyarakat Indonesia. Keteguhan yang mengantarkan Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando meniti perjalanan berat menuju Kabupaten Teluk Bintuni. Menempuh perjalanan selama sembilan jam karena jalanan yang rusak parah akibat guyuran hujan dari Manokwari ke Kabupaten Teluk Bintuni, salah satu kabupaten di Papua Barat. Kabupaten Teluk Bintuni menjadi lokasi persinggahan berikutnya tim Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca, Senin, (7/5).
"Kedatangan Kepala Perpustakaan Nasional seperti air penyejuk bagi pembinaan dan pengembangan perpustakaan di Teluk Bintuni," ucap Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw mengawali pembukaan. Petrus menyampaikan bahwa perpustakaan adalah tempat deposit ilmu yang universal. Siapapun dapat mencari informasi di perpustakaan. Masyarakat Teluk Bintuni mempunyai potensi besar keluar dari kemiskinan dengan membudayakan kegemaran membaca yang dimulai dari keluarga dan satuan pendidikan. "Safari Pembudayaan Kegemaran Membaca dapat dijadikan momentum untuk bergerak meningkatkan minat baca dan menjadikan perpustakaan wajib dikunjungi," ujar Bupati.
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengatakan Perpustakaan Nasional telah mengambil peran sesuai tugas, fungsi dan kewenangannya dalam melaksanakan program pemerintah sesuai arahan Presiden melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Revolusi Mental. "Paradigma perpustakaan sudah berubah, dari perpustakaan yang dikunjungi menjadi perpustakaan yang mengunjungi masyarakat," terangnya.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berkembang pesat memaksa masyarakat Indonesia mau tidak mau harus terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui membaca. "Kemampuan membaca mempermudah meraih kesuksesan. Kegemaran membaca dapat membuat hidup lebih cerdas. Kegemaran membaca akan mempermudah masyarakat Teluk Bintuni menjadi lebih produktif dan berdaya saing sesuai dengan visi pemerintah Kabupaten Bintuni," pungkas Petrus.
Muhammad Syarif menjelaskan yang paling penting bagi masyarakat saat ini adalah buku-buku mengenai ilmu terapan dan teknologi tepat guna. Di hampir 400 kabupaten atau kota yang kami kunjungi kendala yang ditemukan adalah kurangnya buku-buku tersebut. "Buku ini yang harus diperbanyak, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. " jelas Muhammad Syarif.
Demi mensukseskan Gerakan Teluk Bintuni Membaca, Pemerintah kabupaten Teluk Bintuni telah mengawalinya dengan gerakan mewajibkan 15 menit membaca buku, menyelenggarakan aneka lomba, seperti lomba bercerita, menulis karya ilmiah. Bahkan, di setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang melakukan perjalanan dinas wajib menyerahkan buku untuk disumbangkan kepada perpustakaan umum daerah. Pada tahun 2019 nanti, Pemkab Teluk Bintuni menargetkan pendirian perpustakaan di kampung atau distrik, pembangunan gedung perpustakaan yang lebih baik dan representatif, menghidupkan kembali becak untuk perpustakaan bergerak sehingga dapat menembus pelosok Papua Barat untuk melayani masyarakat terhadap buku. "Konkritnya membangun budaya baca, mencerdaskan masyarakat menuju masyarakat Teluk Bintuni yang maju produktif dan berdaya saing," imbuh Bupati.
Di akhir talkshow Kepala Perpusnas turut menyerahkan secara simbolis bantuan Mobil Perpustakaan Keliling (MPK) kepada Bupati Teluk Bintuni dan sekaligus mengukuhkan Bunda Baca Teluk Bintuni, yakni Ketua Penggerak PKK Priska Prisilia Kasihiw--istri Bupati--oleh Kepala Perpustakaan Nasional. Tidak ketinggalan penyelenggaraan Bimbingan Teknis (bimtek) Pengelolaan Perpustakaan dengan mendatangkan Widyaiswara dari Perpusnas. Bimtek diadakan di Hotel Kartini, Teluk Bintuni, selama dua hari (8-9/5).
Reportase : Arwan Subakti