Semarak Festival Literasi Nusantara Perpusnas

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-44 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), kegiatan Festival Literasi Nusantara turut dirangkaikan untuk menyemarakkan.

Mengangkat tema “44 Tahun Merajut Asa Melayani Negeri untuk Mencerdaskan Bangsa”, perkembangan Perpusnas dalam melayani seluruh lapisan masyarakat tidak hanya diakui secara nasional melainkan telah mendunia.

“Sebuah lembaga yang tidak hanya melayani anggota suatu perkumpulan ilmu pengetahuan tertentu, tetapi juga melayani anggota masyarakat dari semua lapisan dan golongan, serta masyarakat mancanegara yang sangat membutuhkan informasi yang bersumber dari koleksi Perpusnas,” jelasnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas, Mariana Ginting saat membuka kegiatan Festival Literasi Nusantara di Lobi Plaza Perpusnas, Senin (13/5/2024).

Dia juga menjelaskan tema yang diusung kali ini menjadi cerminan dari komitmen yang teguh untuk terus berperan serta dalam mencerdaskan bangsa melalui literasi. Mendukung pembudayaan gemar membaca serta meningkatkan kecakapan literasi masyarakat, Perpusnas di tahun 2024 memiliki program unggulan yakni Penyaluran Bantuan Bahan Bacaan Bermutu masing-masing sebanyak 1.000 judul untuk 10.000 desa.

“Selain Penyaluran Bantuan Bahan Bacaan Bermutu, peran Perpusnas dalam meningkatkan literasi khususnya anak anak ialah dengan menginisiasi kegiatan Program Terpadu Jelajah Literasi Nusantara (Protap Jelita),” tambahnya.

Mariana pada kesempatan itu turut menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat, terutama generasi muda yang telah hadir, karena menurutnya literasi tidak hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis melainkan kunci utama bagi pembangunan intelektual dan sosial bangsa.

Berbicara mengenai literasi nusantara, pada sesi gelar wicara dengan tema “Literasi Cerdas, Indonesia Hebat” narasumber yang dihadirkan yaitu Budayawan, Yahya Andi Saputra. Dia menegaskan literasi budaya baca harus ditingkatkan sejak usia dini karena baginya banyak informasi sejarah yang salah.

“Informasi terhadap sejarah kita kacau karena kita telah salah memberikan penghormatan kepada tokoh-tokoh maupun tempat yang sebenarnya. Sebaiknya pemahaman sejarah nusantara harus dimulai dari Jakarta karena kota ini adalah kota keramat yang penuh dengan peristiwa sejarah yang telah dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia,” ucapnya.

Upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kegemaran membaca anak sekaligus meluruskan literasi sejarah yang selama ini telah keliru dipahami oleh masyarakat ialah dengan menjadikan perpustakaan sebagai rumah.

“Pertama, perpustakaan wajib dijadikan sebagai rumah yang asik buat anak-anak maupun masyarakat pada umumnya. Sejatinya perpustakaan adalah rumah ilmunya masyarakat jadi fasilitasnya harus disesuaikan, pokoknya mereka girang kalau ke perpustakaan karena selain tempatnya yang nyaman, wawasan ilmu mereka juga terbuka,” terangnya.

Sebagai seorang Sahibul Hikayat Betawi, lebih lanjut Yahya menerangkan bahwa ‘rumah’ dalam perspektif masyarakat Betawi menyimbolkan pintu harapan dan cita-cita yang menunggu untuk diraih di masa depan.

Sementara itu, Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusnas, Agus Sutoyo menguraikan terkait Protap Jelita yang diinisiasi oleh unit kerjanya.

“Perpusnas memiliki 17 unit kerja yang masing-masing memiliki program dan perlu untuk diintegrasikan agar literasi masyakarat meningkat. Dengan adanya Protap Jelita diharapkan kegiatan-kegiatan yang digagas di tiap unit kerja bisa lebih semarak lagi, sehingga anak-anak dapat mengenal arti kata literasi dengan sangat baik. Hal itu sesuai dengan maksud dari pembudayaan gemar membaca yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dan menjadi tugas seluruh komponen masyarakat,” urainya.

Menjelang usia ke-44, Perpusnas dengan penuh kebanggaan dan pengabdian dalam melayani masyarakat menyelenggarakan rangkaian kegiatan yang dikemas dalam Festival Literasi Nusantara seperti pagelaran pameran, bazar, Pekan Literasi Sejarah, gelar wicara, lokakarya naskah kuno nusantara, seminar, peluncuran dan bedah buku, nonton bareng film-film edukatif, lomba mewarnai, pentas musik, dan hiburan lainnya bagi masyarakat.

Reporter: Basma Sartika

Dokumentasi: Robby Rodhian/Deny Irawan

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung