Gelar Orientasi PNS 2025, Perpusnas Dorong Transformasi Bekerja Menjadi Berkinerja

Gelar Orientasi PNS 2025, Perpusnas Dorong Transformasi Bekerja Menjadi Berkinerja

Gelar Orientasi PNS 2025, Perpusnas Dorong Transformasi Bekerja Menjadi Berkinerja

Salemba, Jakarta – Aparatur Sipil Negara (ASN) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) harus mampu bertransformasi menjadi pegawai yang tidak hanya bekerja, tapi benar-benar berkinerja dan berkontribusi nyata melalui pelaporan dan akuntabilitas harian.

Hal tersebut dinyatakan oleh Sekretaris Utama Perpusnas, Joko Santoso, saat membuka Pelatihan Orientasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Tahun 2025, yang digelar pada 2–5 Juni 2025 di Gedung Perpusnas, Salemba, Jakarta. 

Joko menyampaikan bahwa transformasi budaya kerja menjadi budaya kinerja harus dimulai dari pelaporan kegiatan harian secara konkret oleh seluruh ASN. 

“Budaya kerja ke depan berbasis akuntabilitas. Semua unit, dari kepala pusat hingga staf, harus menunjukkan kontribusi nyatanya,” tuturnya pada Senin (2/6/2025).

Mengangkat tema Membangun Budaya Kerja Sesuai Nilai-Nilai BerAKHLAK, kegiatan ini menekankan pentingnya peran ASN sebagai penggerak literasi dan pelayanan publik yang unggul. 

“Literasi harus menjadi bagian dari budaya sehari-hari. ASN harus siap menghadirkan transformasi digital dan layanan prima yang dibutuhkan masyarakat,” tambahnya.

Kegiatan ini bertujuan membekali para PNS baru dengan pemahaman menyeluruh tentang struktur organisasi, program kerja, dan nilai-nilai budaya kerja yang berlandaskan prinsip BerAKHLAK serta mendukung agenda reformasi birokrasi. Lebih lanjut, Joko menjelaskan bahwa transformasi budaya kerja dan literasi adalah kerja bersama. 

“Kita ingin membangun perpustakaan sebagai destinasi intelektual, ruang edukasi publik, bahkan ruang wisata budaya yang inklusif. Untuk itu, diperlukan transformasi budaya kerja beriringan literasi secara kolektif,” tambahnya. 

Joko juga memaparkan sinergi Perpusnas dengan ribuan mahasiswa dan komunitas melalui KKN Tematik Literasi dan Relawan Literasi Masyarakat (Relima), dengan target menjangkau 10 juta masyarakat melalui layanan fisik dan digital.

“Perpustakaan harus hadir bukan hanya sebagai tempat koleksi, tapi sebagai pusat interaksi, inovasi, dan inspirasi. Kami ingin menjadikan perpustakaan sebagai destinasi literasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat modern,” tegasnya.

Plt. Deputi Bidang Pengembangan Jasa Perpustakaan dan Informasi, Ofy Sofiana, menyampaikan bahwa kedeputiannya memiliki peran penting dalam pengembangan perpustakaan dan jasa informasi secara nasional. Ia menyoroti pentingnya pemahaman alur kerja antarunit, mulai dari pengelolaan koleksi hingga akses layanan digital.

“Semua saling terhubung. ASN harus cepat beradaptasi, memahami proses bisnis, dan bekerja dalam sinergi. Kita melayani masyarakat dari hulu ke hilir, dari koleksi hingga akses digital, semua saling terhubung dan saling mendukung,” ungkapnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Adin Bondar, menegaskan bahwa ASN Perpusnas memegang peran strategis dalam membangun peradaban bangsa. 

“Membaca dan menyebarkan pengetahuan bukan hanya tugas pustakawan, tapi seluruh ASN. Kita semua bagian dari misi besar mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujarnya.

Ia menjelaskan tantangan literasi nasional, termasuk belum meratanya akses dan rendahnya koleksi bacaan sesuai kebutuhan masyarakat. Beberapa program prioritas turut dipaparkan, seperti KKN Tematik Literasi yang melibatkan 15.000 mahasiswa dan 180 Relawan Literasi Masyarakat (Relima).

Sebelumnya, CPNS telah menerima pembekalan awal dari Biro SDMU pada Jumat (28/5/2025). Selama empat hari, 150 peserta orientasi mengikuti materi dari berbagai unit kerja Perpusnas dan lembaga mitra, termasuk Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dari LAN, Deny Junanto memaparkan tentang implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN, sekaligus membangun pemahaman baru bagi CPNS tentang makna sejati menjadi aparatur negara.

“Menjadi PNS bukan tentang diberi karpet merah, tapi tentang tanggung jawab besar untuk menghadirkan pelayanan publik yang kredibel dan dipercaya masyarakat. Kita harus menjadi alasan masyarakat percaya kembali pada negara,” ungkapnya. 

Sesi dari KPK yang dibawakan oleh Amir Arief ini mengajak CPNS untuk membentuk karakter ASN yang jujur, berani, dan berdedikasi. Ia menekankan bahwa integritas lahir dari keputusan sadar untuk menghentikan kesalahan, sekecil apa pun.

“Kejujuran mendatangkan rasa hormat, kepercayaan, dan ketenangan jiwa. ASN tidak cukup hanya bekerja karena passion, tapi harus berdedikasi pada amanah negara, bahkan saat tugasnya tidak menyenangkan,” jelasnya.

Amir menutup dengan semangat kolaborasi, menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Perpusnas dalam pendidikan antikorupsi dan penguatan karakter ASN di masa mendatang.

Pelatihan ini juga menghadirkan tim Agen Perubahan Perpusnas yang membekali peserta dengan semangat inovasi. Sebagai penutup, dilakukan penyerahan simbolis CPNS kepada unit kerja masing-masing sebagai tanda kesiapan untuk mulai berkarya.

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Triani Rahmawati, berharap orientasi ini menjadi bekal penting bagi CPNS dalam mengabdi sebagai pelayan publik yang profesional dan berintegritas.

 

Reporter: Alditta Khoirun Nisa

Dokumentasi: Aditya Irfan Fakhruddin

 

 

Galeri