Salemba, Jakarta—Besar atau kecilnya produktivitas suatu bangsa dibuktikan dari keunggulan sumber daya manusianya (SDM). Seberapa kompetitifnya SDM amat berperan menentukan sejauh mana kemajuan bangsa dihasilkan. Budaya literasi memegang kunci penting pembangunan bisa berjalan.
“Akan sulit bersaing jika bertumpu pada kualitas sumber daya manusia yang rata-rata. Malah cenderung akan berjalan di tempat. Kalau biasa-biasa saja kualitas SDM yang diciptakan, maka laju kemajuan bangsa juga akan perlahan-lahan karena minim akselerasi (percepatan),†ujar anggota Komisi X DPR RI Mustafa Kamal, pada kesempatan Webinar SDM Unggul Indonesia Maju Melalui Budaya Literasi yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional, Jumat, (9/10).
Kamal mencontohkan betapa beruntungnya Indonesia memiliki tokoh intelektual sekaliber BJ Habibie. Kemampuannya dalam menciptakan pesawat terbang menjadikan SDM Indonesia diperhitungkan dalam persaingan global. Saat ini Indonesia kekurangan SDM kompetitif yang mampu menjadi lokomotif pembangunan. Padahal, kualitas SDM menjadi penentu apakah akan mampu menjadi bangsa yang kreatif.
“Kemampuan literasi Eyang Habibi adalah contoh yang sekarang kita harapkan muncul generasi seperti Habibi yang mampu menjadi lokomotif pembangunan,†tambah Kemal.
Pentingnya memiliki SDM yang berkualitas juga dinyatakan oleh Duta Literasi Provinsi Sumatera Selatan Percha Leanpuri. SDM yang berkualitas merupakan pilar pembangunan. Bahkan, saking vitalnya RPJMN menitikberatkan pembangunan SDM berkualitas dan berdaya saing. Ciri dari SDM yang berkualitas dan berdaya saing, antara lain sehat, cerdas, adaptif, kreatif, inovatif, terampil dan bermartabat.
“Di sinilah literasi berkontribusi positif dalam rangka meningkatkan produktivitas dan inovasi,†jelas Percha.
Paradigma literasi juga harus berubah. Literasi bukan sekedar memiliki kemampuan baca dan tulis, melainkan kemampuan memahami, mencerna, dan menganalisis suatu teks dan konsep untuk diterjemahkan ke dalam tindakan keseharian. Literasi yang baik akan membantu masyarakat agar tetap produktif menghasilkan beragam inovasi meskipun saat ini dalam kondisi pandemi.Â
Di Sumatera Selatan, seluruh stake holder terlibat aktif dalam Gerakan Literasi. bahkan, Gubernur Sumatera Selatan telah mencanangkan Gerakan Sumsel Cerdas sebagai perwujudan dari Gerakan Literasi.
“Gerakan Literasi tidak sebatas melepaskan masyarakat dari buta aksara, tetapi lebih kepada ikhtiar bersama untuk meningkatkan literasi dan minat baca masyarakat Sumatera Selatan sehingga terjadi peningkatan kualitas SDM yang unggul dan maju,†Percha menambahkan.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Penukal Abab Lematang Ilir (Pali) Ferdian Andreas Lacony menyoroti pentingnya literasi dengan peningkatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Literasi menurut (Plt) Bupati Pali mempunyai sifat multiplier effect bagi aktivitas UMKM sehingga kontinuitas keterampilan (skill) terjamin. Setidaknya, para pelaku UMKM memerlukan empat aspek literasi dalam rutinitasnya, yakni literasi keterampilan, literasi keuangan, literasi bisnis, dan literasi digital.
Besarnya manfaat dari literasi bagi keberlangsungan UMKM di wilayahnya, Ferdian membangun perpustakaan atau pojok baca di desa-desa sehingga ada garansi produktivitas masyarakat.
“Salah satu upaya menumbuhkan UMKM adalah dengan ekosistem literasi yang terintegrasi dengan pemberdayaan UMKM sehingga tercipta sumber daya manusia yang unggul,†pungkas Ferdian.
Â
Reportase : Hartoyo Darmawan, Josan Kusuma, Robby A