74 Lukisan Karya Syafruddin Nisyam Dipamerkan di Perpusnas

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Medan Merdeka Selatan, Jakarta – Karya lukis merupakan salah satu bentuk ekspresi manusia. Sebagai bentuk hasil budaya, setiap lukisan yang tercipta selalu terselip literasi secara tersirat dan tersurat.

Di situasi pandemi Covid-19 saat ini tidak dipungkiri mengusik sisi kreativitas manusia, namun bagi Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi di Kementerian Sekretariat Kabinet RI Syafruddin Nisyam jutru menjadi peluang untuk mengasah bakatnya di bidang seni lukis. Segala keresahan diekspresikannya melalui torehan kuas diatas kanvas.

Pameran bertemakan "Literasi Lukisan Menjawab Pandemi" dipamerkan di Ruang Gallery Perpustakaan Nasional RI Lantai 4. Pameran lukisan yang digelar mulai 20 Mei hingga 10 Juni 2021 ini sekaligus menyemarakkan momen Hari Ulang Tahun ke-41 Perpustakaan Nasional RI.

Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando mengapresiasi hasil lukisan karya Syafruddin Nisyam. Hal ini menunjukkan bahwa betapa Indonesia memiliki kreasi, kreativitas dan peradaban yang sangat tinggi. Bukan hanya bicara tentang bagaimana orang seni memberikan karyanya tetapi yang paling penting adalah menjawab bahwa di era pandemi saat ini tidak boleh berhenti berkarya.

"Pandemi Covid-19 membuat sebagian orang terdampak, ada yang dirumahkan ada perusahaan yang terpaksa tutup, dan saya kira wajar perpustakaan ini menjadi ruang untuk kita belajar bersama bagaimana membuka lembaran-lembaran yang kemudian orang menjadi sukses untuk menatap optimisme," ungkapnya pada acara Pembukaan Pameran dengan tema "Literasi Lukisan Menjawab Pandemi", Kamis (20/5/2021) di Teater Lantai 2 Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas.

Menurutnya, karya lukis merupakan salah satu bentuk kemajuan peradaban sebagai hasil dari ekspresi perasaan dan imajinasi tinggi manusia. Syarif Bando mencontohkan, ketika pergi ke Eropa hal yang membuatnya kagum adalah karya arsitek dari bangunan lama dan lukisan-lukisan yang melambangkan atau menceritakan sejarah perjalanan panjang peradabannya.

"Mungkin banyak lagi dibutuhkan pelukis-pelukis Indonesia untuk memajang lukisan yang menggambarkan tentang betapa perjalanan panjang bangsa ini adalah sebuah bangsa yang sangat besar," terangnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Sekretaris Kabinet Fadlansyah Lubis menjelaskan, seni lukis merupakan salah satu bagian dari 17 subsektor ekonomi kreatif yakni masuk dalam suksektor seni rupa. Dimana ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor yang mendapatkan perhatian pemerintah.

"Hal ini dapat dilihat dari masuknya ekonomi kreatif sebagai salah satu bagian dari startegi dalam mencapai agenda pembangunan seperti yang tetuang dalam RPJMN 2020-2024 yang memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berdaya saing," jelasnya.

Lebih lanjut, Fadlansyah mengatakan, pandemi Covid-19 telah berdampak cukup signifikan pada sektor ekonomi kreatif, ini dikarenakan adanya pengurangan kegiatan secara tatap muka dalam menghadiri kegiatan ekonomi kreatis seperti pameran seni lukis.

"Kami mengapresiasi Perpustakaan Nasional, yang telah mendukung penyelenggaraan pameran lukisan ini dengan menyediakan ruang untuk memamerkan hasil karya lukis," lanjutnya.

Fadlansyah berharap melalui pameran lukisan ini dapat mendorong seseorang untuk lebih aktif dalam berkreasi khususnya di era pandemi saat ini.

Acara ini sebelumnya diawali dengan Talkshow “Literasi Lukisan Menjawab Pandemi” yang menghadirkan narasumber, Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi di Kementerian Sekretariat Kabinet RI Syafruddin Nisyam sebagai narasumber, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, dan Pakar Lukisan Imam Ali Wahyudi.

Reportase: Wara Merdeka

Fotografer: Ahmad Kemal

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung