Merdeka Selatan, Jakarta–Perpustakaan Nasional (Perpusnas) direpresentasikan sebagai rumah bagi seluruh rakyat Indonesia karena dengan datang ke perpustakaan masyarakat dapat dengan mudah mengakses seluruh informasi dan pengetahuan yang diinginkan. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Layanan Koleksi Umum (LKU) Luthfiati Makarim saat membuka bedah buku Pustaka 'Tradisi dan Keseimbangan' yang diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana ilmu Perpustakaan dan Informasi (ISIPII), Kamis, (12/9).
Penulis buku Pustaka, Putu Laxman Pendit, menjelaskan bahwa latar belakang dibuatnya buku ini karena adanya wacana yang berkaitan dengan perkembangan pendidikan tinggi keilmuan di bidang perpustakaan dan informasi.
Ada dua isu utama yang dianggap memotivasi Putu untuk menulis buku ini. Yang pertama soal kekhawatiran terutama pada ilmuwan, pendidik dan praktisi karena memunculkan gagasan bahwa ilmu perpustakaan tidak benar-benar. Dan yang kedua yakni isu nasib pegawai dengan gelar pustakawan atau sarjana ilmu perpustakaan yang kelak akan dihilangkan perannya.
Pandangan bahwa kelak perpustakaan tidak diperlukan lagi dan digantikan dengan bentuk kebidangan baru ditampik oleh Putu. “Perpustakaan adalah tradisi yang masih berjalan dan tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Kelak kalaupun ada perubahan kita jadi tahu kemana kita menuju, lalu kita akan mengakui dan menerima bahwa perpustakaan adalah tradisi,†jelas Pendit.
Reportase: Basma Sartika