Bung Hatta, Sosok Nasionalis Penuh Keteladanan

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Salemba, Jakarta - Bung Hatta adalah seorang tokoh pemimpin muslim yang mempraktikan nilai-nilai baik yang terkandung di dalamnya. Antara lain tepat waktu, disiplin, jujur, sederhana, hemat merupakan segelintir nilai Islam yang ada pada Bung Hatta.

Berikut disampaikan oleh Wartawan sekaligus Penulis Biografi, Hasril Chaniago pada kegiatan Talkshow 120 Tahun Hatta: Bangkit Bersama Literasi yang diselenggarakan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta secara hybrid, Kamis (11/8/2022).

Hasril melanjutkan bahwa Bung Hatta ialah sosok yang nyaris sempurna sebagai seorang pemimpin. Baginya, Bung Hatta memiliki kebiasaan yang seimbang diantaranya membaca dan menulis serta mendengar dan berbicara.

“Itu adalah contoh, kita jangan hanya mau bicara saja tanpa mau mendengarkan dan jangan juga kita hanya membaca saja tapi tulis juga hasil bacaannya,” ujar Hasril.

Sementara itu, Putri Ketiga Bung Hatta, Halida Hatta pun berkisah, sejak kecil ayahnya sudah mengajarkan nilai kesederhanaan dan komunikasi yang baik di dalam keluarga. Sederhana dalam arti ketika seluruh kehidupan sudah tercukupi, dari makan sehat hingga kehidupan yang ditata dengan baik. Sedangkan komunikasi yang baik adalah ketika ayah ibu dan kedua saudarinya menjalin interaksi hangat bersama.

“Ketika diberi hadiah buku, itu adalah sebuah kemewahan bagi kami karena di situ kami membaca sekaligus berinteraksi. Jadi itulah hal yang mungkin sederhana tapi juga kaya. Sesuatu yang tidak berlebih dan membumi tetapi secara tidak langsung kita bisa mendapatkan pencerahan yang luar biasa,” kenang Halida.

Bung Hatta di era kepemimpinannya bersama dengan Bung Karno, mereka berdua sangat mencintai rakyatnya. Sehingga ketika sedang berselisih, permasalahan itu tidak mereka tunjukkan di hadapan masyarakat. Karena tidak hanya rakyat akan sedih dan putus asa, melainkan juga hilangnya ide-ide kreatif dan inovasi.

“Saya kira ini juga perlu kita contoh dari Bung Hatta. Kita harus menghindari percekcokan dan perbedaan, yang harus dibangun adalah solidaritas dan optimisme masyarakat untuk bangkit menjadi negara maju,” tegas Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah.

Salah satu tujuan mulia yang dijunjung oleh Bung Hatta yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut Edi, Bung Hatta memiliki tujuan bahwa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya mencerdaskan otak bangsa saja melainkan membuat bangsa sadar akan harga diri sehingga dapat menjadi mandiri.

“Mandiri artinya tidak minder dan mempunyai dignity. Jadi bukan sekedar otaknya yang cerdas tp juga memiliki harkat dan martabat,” ungkap Guru Besar Ekonomi UI, Sri Edi Swasono.

Menanggapi hal tersebut, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Deni Kurniadi mengatakan kecintaan Bung Hatta terhadap buku dan ilmu pengetahuan yang dia dapat dari membaca menegaskan bahwa bangsa yang sejahtera dapat terwujud apabila setiap warga negara memiliki kecerdasan.

“Perpustakaan juga mengambil peran tidak hanya mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi juga bagaimana ikut menyejahterakan masyarakat dengan cara memberikan pengetahuan kepada masyarakat melalui implementasi langsung dari buku-buku yang ada,” jelas Deni.

Bung Hatta lahir di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902 dan untuk mengenangnya Talkshow 120 Tahun Hatta: Bangkit Bersama Literasi ini juga dirangkaikan dengan pembacaan puisi yang berjudul ‘Rindu pada Setelan Jas Putih dan Pantalon Putih Bung Hatta’ oleh Penyair dan Sastrawan Indonesia, Taufiq Ismail.

Reporter: Basma Sartika

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung