Gerbang Kerja Sama Tetap Terbuka, Kepatuhan Hak Cipta Jadi Syarat Utama

Gerbang Kerja Sama Tetap Terbuka, Kepatuhan Hak Cipta Jadi Syarat Utama

Gerbang Kerja Sama Tetap Terbuka, Kepatuhan Hak Cipta Jadi Syarat Utama

Medan Merdeka Selatan, Jakarta – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) menerima audiensi dari Pusat Studi Sunda (PSS) dalam rangka menjajaki kerja sama pengembangan literasi dan pelestarian budaya berbasis digital. 

Bertempat di Gedung Perpusnas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, agenda utama pertemuan adalah perkenalan program unggulan PSS, berupa laman website Gala Pustaka Nusantara (Gapura), dan pembahasan potensi integrasi dengan sistem dan koleksi digital Perpusnas, khususnya melalui Khastara.

Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif PSS dan menekankan pentingnya kejelasan hak cipta serta etika penggunaan data. 

“Kami terbuka untuk kerja sama, namun semua harus sesuai batas kewenangan dan prinsip transparansi, termasuk atribusi sumber,” ujarnya, Selasa (22/4/2025). 

Aminudin juga menambahkan bahwa Perpusnas siap mendukung pelestarian budaya melalui platform digital, termasuk melalui potensi pemanfaatan Hadiah Jikji dari UNESCO, untuk mendukung publikasi naskah kuno.

Namun, ia mengingatkan bahwa kerja sama semacam ini harus berdasarkan identifikasi yang matang dan perencanaan teknis yang terukur.

“Kolaborasi ini adalah upaya besar, seperti saat saya terlibat menerjemahkan lebih dari 5.000 buku ke berbagai bahasa daerah ketika masih di Badan Bahasa. Jadi perlu dipertimbangkan lebih jauh mengenai wujud nyata kerja sama. Pekerjaan kreatif ini membutuhkan strategi, waktu, dan dukungan lintas institusi,” katanya.

Dalam audiensi tersebut, Sekretaris PSS, Rachmat Taufiq Hidayat, menjelaskan kedatangannya bersama jajaran, bahwa Gapura adalah kontribusi komunitas Sunda untuk Indonesia. 

“Kami sudah mulai digitalisasi sejak 2013, termasuk menyusun Kamus Bahasa Sunda dan program literasi berupa laman ‘Sundadigi’ untuk SD, SMP, hingga SMA di Jawa Barat,” ungkapnya. 

Ia juga menyampaikan bahwa peluncuran Gapura dijadwalkan pada Selasa, 29 April 2025, seraya mengundang Kepala Perpusnas untuk hadir sebagai bentuk dukungan simbolik negara terhadap peluncuran platform tersebut.

Ketua Kelompok Kerja Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusnas, Aditya Gunawan, mengungkapkan bahwa kerja sama dengan PSS sejatinya telah berlangsung sejak 2009 dalam bidang penelitian naskah. 

Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya lisensi terbuka selaras dengan pernyataan Kepala Perpusnas, seperti Creative Commons untuk memastikan keterbukaan akses yang tetap menjaga hak cipta. 

“Kami sering melindungi dokumen dengan watermark untuk mencegah plagiarisme atau klaim sepihak. Bahkan teks pun mulai dikembangkan agar dapat diakses cepat secara mesin,” tuturnya. 

Sementara itu, dari sisi teknis, Faizal Ardyanto dari Pusat Data dan Informasi Perpusnas menjelaskan bahwa sistem Khastara kini telah ditingkatkan ke versi dua, dengan kemampuan pencarian dan interoperabilitas data yang lebih baik. 

“Kerja sama teknis sangat memungkinkan, baik dari sisi data yang masuk ke Gapura atau sebaliknya, selama regulasi dan hak cipta diperjelas,” jelasnya.

 

Reporter: Alditta Khoirun Nisa 

Dokumentasi: Aditya Irfan

Galeri