Kelas Literasi Klasika: Jejak Dharma Wanita Persatuan Perpusnas dalam Membangun Budaya Baca
Medan Merdeka Selatan, Jakarta- Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) merupakan mitra strategis yang dapat berkontribusi dalam membangun literasi di keluarga dan masyarakat.
Demikian disampaikan Ketua I Dharma Wanita Persatuan Pusat sekaligus Ketua Dharma Wanita Persatuan Perpusnas Teti Aminudin Aziz dalam sambutannya pada kegiatan Kelas Literasi Klasika seri keempat dengan tema Peran Dharma Wanita Persatuan Perpusnas dalam Membangun Literasi Keluarga, Selasa (22/4/2025).
“Beberapa program sinergis dan kolaboratif antara Perpusnas dan DWP Perpusnas antara lain menyelenggarakan diskusi Kelas Literasi Klasika, kelas menulis cerita pendek (cerpen) untuk Sekolah Dasar (SD), pemberian bantuan buku bacaan, seminar Ibu Kreatif di Era Digital dan sosialisasi pembudayaan kegemaran membaca,” jelasnya.
Terkait kelas menulis cerpen untuk SD, Tety Aminudin menjelaskan bahwa dirinya mendapat respon yang luar biasa di mana kuota 30 peserta dari berbagai Instansi Pemerintahan Pusat (IPP) terisi penuh hanya dalam dua hari.
“Saya hanya sebar di grup IPP, tiba-tiba semua kementerian merespons. Dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN-RB) semua cepat mendaftar. Ini menunjukkan antusiasme yang luar biasa. Dan ini menjadi bukti nyata bahwa dengan kolaborasi, literasi dapat dijalankan lebih efisien tanpa membebani anggaran,” urainya.
Selain itu, Tety Aminudin menjelaskan DWP Perpusnas juga menjalin sinergi dengan berbagai elemen masyarakat, seperti misalnya dengan Bunda PAUD (istri kepala daerah), Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), komunitas perempuan, sekolah perempuan, hingga tokoh agama dan influencer.
Pustakawan Ahli Madya Perpusnas Alia Ali menyampaikan organisasi Dharma Wanita merupakan organisasi yang mewadahi kegiatan para istri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang didirikan atas kontribusi Ibu Tien Soeharto yang menjadi pionir pendirian organisasi pada tahun 1974.
“Sosok wanita adalah mitra suami dalam membina keluarga baik menyangkut jalinan silaturahmi, pengelolaan ekonomi, pendidikan anak bahkan menunjang karir suami. Oleh karena itu, peran wanita tidak boleh diabaikan terutama dalam mendidik putra-putri sebagai kader bangsa yang dapat diandalkan untuk kemajuan bangsa,” tuturnya.
Berdirinya organisasi Dharma Wanita, lanjutnya, sesuai dengan semakin besarnya tuntutan kepada wanita untuk tampil di ruang publik setelah Indonesia merdeka.
“Sehingga wanita pun memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dan membangun Indonesia berkat terbukanya kesempatan dalam bidang pendidikan. Banyak wanita yang kemudian memiliki pendidikan tinggi dan menjadi profesional dalam berbagai bidang seperti dokter, apoteker, insinyur, peneliti, jurnalis dan sebagainya,” jelasnya.
Sementara itu, dalam kesempatan ini Pustakawan Ahli Madya Perpusnas Hety Setiawati memaparkan sejarah DWP Perpusnas dalam berbagai koleksi langka Perpusnas dalam bentuk surat kabar dan kliping lama, mikrofilm dan audio visual, koleksi buku langka, foto-foto dokumentasi kegiatan DWP Perpusnas dan majalah Dharma Wanita terjilid.
“Ada buku Pancawarsa Dharma Wanita yang memuat sejarah pendirian organisasi Dharma Wanita, Buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” terbitan tahun 1911 (berbahasa Belanda) yang memuat foto dan tanda tangan asli R.A. Kartini, Buku “Poetri Mardika” yang merekam organisasi perempuan pertama di Indonesia dan Buku 30 Tahun Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia (1928–1958) yang menceritakan sejarah organisasi perempuan dalam era pergerakan nasional,” urainya.
Kelas Literasi Klasika diselenggarakan secara luring dan daring, bertujuan untuk mempromosikan layanan Pusat Jasa Informasi dan Naskah Nusantara Perpusnas dalam meningkatkan budaya baca dan kecakapan literasi masyarakat, memperkenalkan ragam kekayaan koleksi langka milik Perpusnas dan sebagai upaya meningkatkan nilai kebermanfaatannya di tengah masyarakat
Reporter: Anastasia Lily
Dokumentasi : Wara Merdeka
Galeri

