Dari Desa hingga Rumah Ibadah, Perpusnas Hadirkan Buku Bermutu demi Literasi Bangsa

Dari Desa hingga Rumah Ibadah, Perpusnas Hadirkan Buku Bermutu demi Literasi Bangsa

Dari Desa hingga Rumah Ibadah, Perpusnas Hadirkan Buku Bermutu demi Literasi Bangsa

Salemba, Jakarta – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) menegaskan komitmennya dalam meningkatkan budaya baca dan kecakapan literasi masyarakat Indonesia melalui program bantuan Bahan Bacaan Bermutu (BBB). 

Pada 2024, bantuan BBB menyasar 10.000 perpustakaan desa/kelurahan dan taman bacaan masyarakat (TBM). Pada 2025, program bantuan BBB tetap dengan target 10.000 lokus, namun diperluas menyasar rumah ibadah.

Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, menyatakan hal ini adalah inisiatif baru supaya masyarakat yang berkunjung ke tempat peribadatan dapat sambil membaca. Bantuan BBB menyasar masjid, gereja, kuil, wihara, yang datanya diperoleh dari Kementerian Agama. Pada masa mendatang, program bantuan BBB menyasar fasilitas publik seperti puskesmas sebagai target ruang literasi potensial. 

“Saya tadinya juga punya keinginan menyediakan buku di tempat yang sering dikunjungi masyarakat seperti di puskesmas yang juga kerap dikunjungi anak-anak. Namun karena kami juga punya anggaran yang sangat terbatas, kali ini belum bisa difasilitasi,” urainya dalam Sosialisasi Penerima Bantuan Bacaan Bermutu tahun 2025 yang digelar secara daring di Jakarta, pada Kamis (17/4/2025).

Disebutkan bahwa program ini adalah cara Perpusnas untuk hadir di berbagai wilayah dan komunitas melalui penyediaan buku. “Karena tidak semua masyarakat bisa datang ke Gedung Perpusnas, maka kami yang harus hadir di wilayah mereka,” jelasnya. 

Program bantuan BBB digagas sejak 2024 dan sepenuhnya didanai oleh APBN. Bantuan yang disalurkan meliputi 1.000 judul/eksemplar buku, satu rak buku, serta pelatihan daring selama tiga hari untuk 10.000 pengelola perpustakaan. 

Dia menekankan rendahnya budaya baca masyarakat bukan hanya disebabkan oleh kurangnya minat, melainkan karena minimnya ketersediaan buku bacaan bermutu yang sesuai dengan minat pembaca. 

“Kita ingin menyelesaikan persoalan besar, yaitu rendahnya kecakapan literasi yang berakar pada budaya baca yang belum baik,” tegasnya.

Dia menjelaskan, penyediaan bahan bacaan bermutu ini menggunakan basis data kebutuhan masyarakat. Berdasarkan kajian program bantuan yang sudah disalurkan pada 2024, survei menunjukkan bahwa ketika buku yang sesuai disediakan, respons masyarakat meningkat signifikan. 

“Dari 2.859 lokus, 96,53% menyatakan ada peningkatan kunjungan dan 72,18% di antaranya mulai menggelar kegiatan literasi kreatif seperti pustakawan cilik, membaca nyaring, kemah literasi, hingga jumpa tokoh,” ungkapnya.

Dengan mengusung visi sekaligus slogan baru, Perpustakaan Hadir Demi Martabat Bangsa, dia berharap Perpusnas hadir di hati masyarakat dengan penyediaan buku. “Martabat bangsa hanya akan naik manakala literasinya tinggi. Dan perpustakaan harus hadir di tengah masyarakat sebagai agen pemartabat bangsa,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus, Nani Suryani, mengungkapkan bahwa buku-buku yang akan disalurkan telah melalui uji keterbacaan dan siap disalurkan sesuai target.  

“Saat ini, proses pengadaan bahan bacaan sedang berlangsung dan ditargetkan selesai pada akhir Juli 2025, sehingga distribusi dapat segera dilaksanakan,” tuturnya. 

Dia menyebutkan bahwa 10.000 titik bantuan tersebar di 37 provinsi dan 451 kabupaten/kota, meliputi 4.927 Perpustakaan Desa, 1.003 Perpustakaan Kelurahan, 1.968 Taman Bacaan Masyarakat, dan 2.102 Perpustakaan Rumah Ibadah. 

Disebutkan bahwa dinas perpustakaan kabupaten/kota memegang peran strategis dalam menjaring dan mengusulkan calon penerima bantuan.

 

Reporter: Alditta Khoirun Nisa 

Dokumentasi: Aditya Irfan

Galeri