Era Digital, Perpusnas dan ANRI Sepakat Rawat Memori Kolektif Bangsa

Era Digital, Perpusnas dan ANRI Sepakat Rawat Memori Kolektif Bangsa

Era Digital, Perpusnas dan ANRI Sepakat Rawat Memori Kolektif Bangsa

Medan Merdeka Selatan, Jakarta – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menerima kunjungan audiensi dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dalam rangka memperkuat sinergi kelembagaan dalam pengelolaan pengetahuan bangsa, Selasa (22/4/2025). 

Pertemuan ini membahas kelanjutan kerja sama dalam penyelenggaraan kearsipan dan perpustakaan yang terintegrasi, terutama setelah Nota Kesepahaman (MoU) sebelumnya berakhir pada September 2024.

Bertempat di Gedung Perpusnas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, menyampaikan bahwa Perpusnas dan ANRI ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. 

“Kolaborasi ini betul-betul menyatukan hal-hal yang selama ini masih berjalan sendiri-sendiri. Ketika peninggalan masa lalu dijaga dan dipelihara bersama, maka itu menjadi langkah besar menuju masa depan,” ungkapnya. 

Ia menegaskan bahwa baik arsip maupun perpustakaan sama-sama memegang peran penting dalam menjaga memori kolektif bangsa, dari sejarah masa lalu, hingga pengetahuan masa kini, dan masa depan. 

Menurutnya, penting untuk meningkatkan kompetensi dan kolaborasi lintas lembaga dalam menghadapi tantangan transformasi digital. 

“Kami sangat ingin belajar dari ANRI terkait konservasi dan pengelolaan arsip, serta pelatihan-pelatihan yang relevan. Ini kebutuhan yang sangat nyata dan dekat dengan kerja kami di Perpusnas,” ujarnya.

Aminudin juga menyoroti urgensi pengembangan format inovatif untuk menjangkau generasi muda, salah satunya melalui visualisasi naskah sejarah dalam bentuk komik digital yang saat ini tengah dikembangkan Perpusnas. 

Baginya, inisiatif ini merupakan cara baru yang adaptif dalam menyampaikan nilai-nilai sejarah dan budaya secara lebih inklusif.

Lebih lanjut, Kepala Perpusnas menyampaikan bahwa kolaborasi ANRI dan Perpusnas menjadi kunci dalam menyukseskan Indonesia sebagai tuan rumah Memory of the World Committee for Asia and the Pacific (MOWCAP) tahun 2026. 

“Ini bukan hanya nama ANRI atau Perpusnas yang dibawa, tapi nama Indonesia. Kita ingin memastikan bahwa warisan dokumenter kita bisa diingat dunia,” tegasnya.

Kepala ANRI, Mego Pinandito, menyatakan dukungannya terhadap inisiatif Kepala Perpusnas, termasuk visualisasi komik sejarah dan penguatan kompetensi sumber daya manusia. Ia menyebut, inisiatif tersebut merupakan bagian penting dari membangun memori kolektif bangsa dan menjadikannya sebagai warisan budaya dunia.

“Saya sangat setuju dengan yang disampaikan Pak Amin. Apa yang kita lakukan hari ini akan menjadi fondasi dalam diplomasi budaya Indonesia. Ini bukan hanya tugas Kemlu, tapi juga tugas kita semua, baik arsip maupun perpustakaan, dalam membangun soft diplomacy Indonesia,” tuturnya. 

Mego menyadari bahwa tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana mengubah bentuk fisik koleksi menjadi bentuk digital agar lebih mudah diakses generasi muda.

“Transformasi digital menjadi sangat penting. Generasi muda kini lebih akrab dengan gawai dan internet. Jika hanya disodori buku tebal atau dokumen fisik, mungkin mereka enggan membuka. Tapi kalau arsip dan koleksi itu bisa diakses dalam format digital, bahkan sambil naik kereta atau nonton, itu akan jauh lebih praktis dan menarik bagi mereka,” jelasnya. 

Selain itu, dia menegaskan, kolaborasi yang kuat antara ANRI dan Perpusnas akan memperkuat posisi Indonesia dalam peta diplomasi kebudayaan global. 

“Semakin banyak kita berkolaborasi, semakin besar peluang kita untuk membawa memori kolektif bangsa ke tingkat dunia,” pungkasnya.

 

Reporter: Alditta Khoirun Nisa 

Dokumentasi: Aditya Irfan 

 

 

Galeri