Fokus Pemberdayaan Perpustakaan Desa, Plt. Kepala Perpusnas Kunjungi Komunitas Gada Membaca

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Kawali, Ciamis - Plt. Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) E. Aminudin Azis, melakukan kunjungan ke Komunitas Gada Membaca di Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis pada Jumat, (12/1/2024).

Kunjungan ini bertujuan untuk melihat secara langsung pengelolaan perpustakaan desa dan mendapatkan inspirasi dari Komunitas Gada Membaca.

"Saya ingin belajar dari Pak Agus yang mengelola ini. Mengapa ini bisa berhasil? Dan juga saya ingin mengetahui kira-kira apa yang menjadi hambatan sehingga penghambat itu bisa kita urai," ungkapnya.

Plt. Kepala Perpusnas menyampaikan tingkat literasi di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Menurutnya, data PISA menunjukkan tingkat literasi rendah.

"Saya pernah melakukan penelitian, ternyata bukan minat baca yang rendah tetapi tidak adanya bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat," jelasnya.

Dia mengatakan Perpusnas berkomitmen mengatasi masalah ini. Salah satunya fokus pada pemberdayaan perpustakaan desa dengan menyusun koleksi buku yang sesuai dengan minat anak-anak.

"Yang akan saya kerjakan pertama kali di Perpusnas adalah menyediakan buku dan bahan bacaan lainnya, khususnya untuk perpustakaan desKenapa di desa? Karena anak-anak banyak yang tinggal di desa. Harapannya program ini bisa menjangkau 10.000 desa," katanya.

Dia juga mengajak partisipasi masyarakat dalam meningkatkan literasi dengan memperbanyak perpustakaan desa dan mendukung kegiatan literasi di komunitas.

"Karena perpustakaan ada di desa, maka perlu adanya dukungan dari masyarakat, terutama kepala desa dan juga komunitas, relawan yang nantinya akan menggerakkan perpustakaan desa ini," terangnya.

Penggagas Komunitas Gada Membaca Agus Munawar menjelaskan ada tiga strategi yang dilakukan dalam pengelolaan perpustakaan.

Diantaranya, strategi program perpustakaan berbasis inklusi sosial, strategi peningkatan komputer dan internet, strategi pelibatan masyarakat, serta strategi advokasi.

"Pengelolaan perpustakaan kami didadasrkan pada prinsip inklusi sosial dan melibatkan berbagai pihak masyarakat," jelasnya.

Lebih lanjut Agus mengatakan, perpustakaan ini telah mengimplementasikan sistem informasi yang terkoneksi dengan internet.

Dengan penggunaan teknologi ini, pengelola dapat secara cepat mengetahui data kunjungan. Setiap bulan, perpustakaan ini mencatat sekitar 1.500 kunjungan, menunjukkan partisipasi aktif dari berbagai kelompok masyarakat.

 "Perpustakaan desa ini menjadi ramai, bahkan gubernur dan tokoh penting pernah mengunjungi tempat ini. Bahkan masyarakat jika ingin menjadi anggota harus memiliki komitmen, misal kalau pinjam buku harus kembalikan tepat waktu" lanjutnya.

Pelibatan masyarakat, lanjutnya, menjadi kunci keberhasilan Gada Membaca. Pihaknya menjalin kerjasama dengan universitas, termasuk Universitas IPB, serta menggandeng relawan untuk mendukung berbagai kegiatan.

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk mobil yang mendukung kegiatan keliling, semakin memperkuat peran perpustakaan ini sebagai pusat literasi di masyarakat.

"Bahkan kami pun memberikan perhatian khusus terhadap disabilitas dengan mengajarkan bahasa isyarat kepada mereka yang tuli," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Ciamis Dadan Wiadi menyatakan komitmen kuat untuk menjadikan perpustakaan sebagai pusat inklusi masyarakat, bukan hanya sebagai tempat penyimpanan buku.

"Perpustakan bukan hanya sebuah museum buku, tetapi juga tempat inklusi masyarakat. Kami berusaha membuat perpustakaan menjadi tempat yang menarik bagi masyarakat," katanya.

Dia menyoroti pentingnya membangun perpustakaan yang luar biasa di Ciamis sebagai tantangan untuk desa-desa di sekitarnya yang masih memiliki keterbatasan perpustakaan.

"Ini momen pertama kali kami membangun jejaring perpustakaan di Ciamis, dan kami ingin membangun budaya baca yang tinggi di kalangan warga. Kami berharap perpustakaan-perpustakaan ini tidak hanya berada di pusat kota, tetapi juga tersebar di desa-desa, menjadi pusat kegiatan inklusi masyarakat," pungkasnya.

 

Reporter: Wara Merdeka

Dokumentasi: Ahmad Kemal/Prakas Agrestian

 

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung