Salemba, Jakarta - Keluarga besar Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mengadakan halal bihalal Idulfitri 1439 Hijriah pada Kamis (21/6) di Auditorium Perpusnas, Jl. Salemba Raya No. 28A, Jakarta. Selain dihadiri seluruh pegawai di lingkungan Perpusnas, hadir dalam kesempatan ini para purnabakti. Ajang silaturahmi ini digelar pada hari pertama setelah libur dan cuti bersama Idulfitri dengan menghadirkan Ustadz Syarif Rahmat sebagai penceramah.
Dalam pesannya, penceramah di program televisi Damai Indonesiaku itu menyatakan, pada esensinya semua ibadah bertujuan menjadikan umat untuk bertakwa. “Begitu juga Ramadan, harus membuat kita menjadi orang yang bertakwa,†jelasnya.
Pada momen halal bihalal ini, Syarif Rahmat mengajak para pegawai Perpusnas untuk saling memaafkan. “Yang pertama, orang yang belum dimaafkan saudaranya, tidak bisa masuk surga. Yang kedua, jembatan takwa paling dekat dengan memaafkan orang lain,†urainya.
Dalam ceramahnya, Syarif Rahmat menjelaskan awal mula tradisi halal bihalal. Menurutnya, halal bihalal berawal dari usulan salah satu pendiri Nahdatul Ulama (NU) Kyai Wahab Hasbullah kepada Bung Karno untuk mengumpulkan para politikus. Bung Karno menyetujui acara silaturahmi tersebut untuk saling memaafkan.
Sementara itu, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menyatakan halal bihalal merupakan kegiatan religius bersifat nasional yang hanya dimiliki bangsa Indonesia. Menurutnya, momen halal bihalal memiliki dua esensi. Syarif Bando mengajak seluruh peserta halal bihalal untuk saling memaafkan antarpegawai. Dengan saling memaafkan, maka masalah yang terjadi dalam lingkungan kerja bisa teratasi sehingga menghasilkan kinerja terbaik.
“Problem kita adalah sama-sama dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Tetapi masalahnya adalah kemampuan dan kita harus memahami peraturan yang ada. Bagaimana kita menerjemahkan tuntutan tugas dari peraturan yang ada, sehingga kita mencermati apa yang mesti kita capai,†jelasnya. Pada kesempatan ini, Syarif Bando juga meminta para pegawai mencermati Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya.
Selain itu, momen halal bihalal diharapkan membangun semangat para pegawai untuk bekerja memberikan yang terbaik. Para pegawai harus memahami bahwa halal bihalal bukan sekadar ritual atau seremoni setelah Idulfitri. “Kita tidak boleh mengulang kesalahan yang sama. Kita harus memperbaharui belenggu-belenggu pemikiran yang menghambat untuk maju,†tuturnya.
Pada kesempatan ini, Syarif Bando meminta para pegawai untuk melakukan melakukan analisa dari kenyataan dengan kondisi yang dihadapi Perpusnas. Salah satunya perkembangan teknologi informasi. “Bagaimana kita memanfaatkan media sosial. Di Indonesia, pengguna media sosial Facebook ada 14 juta, Instagram ada 5,3 juta. Nah bagaimana kita memanfaatkan angka-angka itu,†urainya.
Reportase: Hanna Meinita
Â