Inovasi Jadi Tolok Ukur Reformasi Birokrasi

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Salemba, Jakarta--Inovasi menjadi poin fokus utama dalam transformasi birokrasi. Inovasi menjadi tolok ukur keberhasilan reformasi birokrasi, terutama dalam konteks pelayanan publik.

Demikian disampaikan Analis Pengaduan Masyarakat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) Resty Adelia dalam Diskusi dengan tema "Trend dan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik" pada Selasa (14/11/2023).

"Inovasi pelayanan publik haruslah merupakan gagasan kreatif orisinal atau adaptasi modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat," ungkapnya.

Dia mengatakan, strategi inovasi yang diusung Kemenpan RB melibatkan pembinaan inovasi pelayanan publik sebagai langkah transformasi.

Langkah-langkah strategis ini, lanjutnya, mencakup penciptaan inovasi yang mewajibkan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk berinovasi, pengembangan inovasi melalui replikasi dari ide-ide yang telah diimplementasikan di tempat lain dengan kunci "ATM" (Amati, Tiru, Modifikasi), dan pelembagaan inovasi untuk menjaga keberlanjutan inovasi dalam instansi.

"Kriteria penting dalam penilaian inovasi pelayanan publik, termasuk kebaruan, efektivitas, manfaat bagi peningkatan kualitas pelayanan publik, kemudahan disebarkan, dan berkelanjutan dengan dukungan masyarakat," lanjutnya.

Sebagai bagian dari evaluasi inovasi, Kementerian PANRB mencatat terdapat sembilan inovasi yang diajukan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas). Salah satu yang dinilai sangat inovatif yakni Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) dari unit kerja Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus).

Dari hasil evaluasi ini, lanjutnya, evaluator menyatakan ahwa inovasi ini tidak hanya penting tetapi juga tepat sasaran untuk mengatasi permasalahan Perpusnas.

"Selain itu, adaptasi yang sudah terjadi dan potensi keberlanjutan tinggi menjadi catatan positif evaluator," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Perpusnas Sri Marganingsih memaparkan, dalam upaya meningkatkan kualitas dan kinerja pelayanan publik, Perpusnas telah melakukan pemetaan dan analisis terhadap inovasi yang telah dikembangkan.

"Dari 30 inovasi yang tercatat, sembilan di antaranya diikutkan dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik tahun 2023. Dan hanya satu inovasi yang berhasil menjadi nominasi finalis TOP Inovasi Pelayanan Publik yakni TPBIS," paparnya.

Lebih lanjut, Perpusnas melaporkan bahwa Layanan ISBN Online atau SiGoblic, pada tahun 2022, telah masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik. Pembaruan data inovasi ini sudah disampaikan untuk mengisi portal Knowledge Management System (KMS), Jaringan Inovasi Pelayanan Publik Nasional (JIPPNas).

"Di tengah tuntutan global dan kesadaran masyarakat akan percepatan dan kemudahan pelayanan publik, Perpusnas mencatat bahwa inovasi pelayanan publik bukan hanya tentang teknologi atau aplikasi semata, tetapi juga tentang budaya kerja yang sehat," lanjutnya.

Dia menambahkan, pembahasan mengenai inovasi pelayanan publik tidak hanya menjadi sorotan teknologi, melainkan juga tentang budaya kerja yang dapat mendorong terus berinovasi, antusias dalam menghadapi perubahan, serta bertindak proaktif dalam mengembangkan kreativitas.

"Inovasi pelayanan publik diharapkan dapat memberikan dampak positif pada peningkatan budaya literasi dan kompetensi digital masyarakat, serta membantu menyelesaikan isu-isu prioritas yang dihadapi oleh negara," imbuhnya.

Reporter: Wara Merdeka

Dokumentasi: Irfan Fakhruddin

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung