Jawa Barat Gelar Festival Literasi Habis Gelap Terbitlah Terang

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Bandung, Jawa Barat--Penandatanganan Deklarasi Literasi oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Kepala Perpustakan Nasional, Muhammad Syarif Bando, Bunda Literasi Jawa Barat, Atalia Pratatya, Kepala Kantor Bank Indonesia Regional Jawa Barat, dan Plt. Direktur Bank Jabar Banten, menandai dibukanya Festival Literasi bertemakan "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang digelar di Halaman Kantor Gubernur Jawa Barat, Sabtu, (20/4).

Festival Literasi yang bertepatan dengan momen peringatan Hari Kartini memiliki makna penting mengingat peran Kartini sebagai salah satu inspirator penggerak literasi pada zamannya. "Kartini adalah sosok wanita yang suka dengan membaca dan melakukan korespondensi ke sejumlah sahabat-sahabatnya," ucap Bunda Literasi Jawa Barat, Atalia Pratatya.

Senafas dengan semangat Kartini, Gubernur Ridwan Kamil merasa perlu untuk menggalakkan literasi di daerahnya. Ia mengaku kuatir dengan masyarakat yang aktif bergaul dengan handphone. Lebih dari empat jam waktu dihabiskan dalam sehari bermain handphone. "Dari waktu segitu, rata-rata mereka mudah mendapatkan informasi yang tidak jelas atau bahkan cenderung hoaks. Hoaks itu diakibatkan karena membaca sepintas, kurang punya kemampuan memahami informasi. Habis waktu untuk bahas hal-hal yang tidak jelas," beber Gubernur Ridwan Kamil. 

Namun, Ridwan Kamil mengaku tidak patah semangat. Ia punya solusi. Setelah sukses dengan 'Kolecer', Ridwan Kamil meminta setiap kepala daerah kabupaten/kota di Jawa Barat untuk menambahkan infrastruktur kolecer sebanyak mungkin. Selain itu, pemprov akan menggalakkan budaya baca di tiap jenjang pendidikan, minimal sebelum masuk kelas. Tapi bukan buku pelajaran, melainkan buku-buku fiksi atau pengayaan pengetahuan lainnya. Program satu desa satu perpustakan juga akan digulirkan. "Saya juga akan meminta setiap kepala dinas untuk membaca minimal satu buku per bulan lalu meresumenya," lanjut Gubernur. Penduduk di Jawa Barat merupakan 38% dari penduduk Indonesia, namun tingkat literasinya masih masuk kategori sedang, yakni 68,18%. Oleh karena itu apapun program literasi yang dicanangkan harus didukung. "Membaca itu sama dengan mengubah pola pikir sempit menjadi luas. Dari yang apa adanya menjadi komprehensif".

Di saat yang sama, Kepala Perpusnas mengapresiasi niat baik Gubernur yang ingin menjadikan literasi sebagai upaya mensejahterakan masyarakatnya. Secara sederhana literasi bisa diartikan sebagai kemampuan mengenal kata, menyatakan pendapat, dan menciptakan barang dan jasa. "Bandung adalah kota yang dinamis sehingga saya berharap dibawah kendali Gubernur Ridwan Kamil, masyarakat Jawa Barat akan memasuki babak baru dalam hal kecerdasan," ungkap Syarif Bando.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Ridwan Kamil memberikan penghargaan kepada pedongeng terbaik dari para bunda literasi di Jawa Barat, pemenang lomba bercerita tingkat SD, pustakawan terbaik, perpustakan sekolah, dan penerbit aktif dari perguruan tinggi dan swasta.

Festival Literasi turut disemarakkan oleh penampilan kolaborasi siswa tuna rungu dan tuna netra, performance dari para istri forkopimda dan Bhayangkari, pameran perpustakan dan produk kerajinan dari 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat, serta aksi flash mob 'Ayo Membaca' oleh Ferry Curtis.

 

Reportase: Hartoyo Darmawan

PerpusnasPerpustakaan NasionalBuku TerbaruPerpusnas RIPerpustakaan Nasional Republik IndonesiaKoleksi Digital

Hak Cipta 2022 © Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jumlah pengunjung